Tabu Menyebut Peda Di Desa Citengah Kecamatan Sumedang Selatan


Mitos adanya sebuah kata keramat yang pantang disebut di suatu daerah memang banyak dibicarakan oleh masyarakat. Bahkan hingga kini mitos ini masih berlaku di salah satu Desa di Kabupaten Sumedang.

Tak tanggung-tanggung, bagi yang berani melanggar kata ini, konon katanya akan diberikan ganjaran kontan, mulai dari didatangi angin kencang, didatangi harimau jejadian. Kata yang dilarang itu adalah menyebut ‘Peda’.

Ikan Peda ini merupakan satu ikan yang sebelumnya telah direndam dengan garam, ikan asin PEDA ini umumnya menjadi konsumsi harian bagi hampir seluruh masyarakat. Namun, hanya di wilayah Desa Citengah Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang, di Desa ini, kata Peda harus dirubah menjadi kata ‘Bedog Mintul’ atau dalam bahasa Indonesia Golok yang tumpul.

Warga di Citengah juga tidak mau menyebutkan sosok siapa yang menciptakan mitos larangan menyebut kata Peda. Warga meyakini, jika ada yang berani menyebutkan sosok pencipta larangan itu, maka malapetaka juga akan datang terhadap orang yang berani menyebutkan sosok dibalik larangan itu.

Di Desa Citengah sendiri, ada satu leluhur Sumedanglarang yang makam keramatnya terletak di Cibingbin. Warga sekitar menyebutnya dengan "Eyang Bingbin", konon keberadaan makam ini, sangat erat kaitannya dengan Mitos larangan menyebutkan kata Peda. 


Siapakah Makam Tua Leluhur Sumedang Larang di Cibingbin ini?
Menurut cerita rakyat yang ada Makam tua leluhur  di Cibingbin ini seorang tokoh yang mula-mula memimpin di Kampung Citengah pada jaman Kerajaan Sumedanglarang.   Waktu itu kedatangan Prabu Siliwangi alias Prabu Jaya Dewata bersama isterinya Ratu Rajamantri putra Prabu Tirtakusuma alias Sunan Tuakan dari Sumedanglarang, oleh karena kedatangan seorang Raja Pajajaran yang sangat dihormati, maka segenap anggota keluarga dan para abdinya dikerahkan untuk menyuguhkan makanan. 

Namun karena lokasi dusun Citengah yang jauh dari pasar kerajaan Sumedanglarang pada waktu itu atau mungkin belum ada pasar seperti sekarang, maka disuguhkanlah makanan ala kadarnya yaitu nasi, ikan asin "Peda" dan lalapan.  

Prabu Siliwangi sudah barang tentu sangat menyukai ikan "Peda" yang disuguhkan tersebut, oleh karena pada waktu sebelum menjadi Raja Pajajaran, menurut Babad Cirebon Prabu Siliwangi pada masa mudanya dikenal dengan nama Pamanah Rasa, sejak kecil beliau diasuh oleh Ki Gedeng Sindangkasih, seorang Juru Pelabuhan Muara Jati di Kerajaan Sing Apura atau Kerajaan Japura Cirebon. Ki Gedeng Sindangkasih adalah pamannya atau adik daripada Prabu Ningrat Kencana alias Prabu Dewa Niskala, Raja Pajajaran yang bertahta di Galuh Kawali antara 1475 - 1486 Masehi, ayahnya Pamanah Rasa alias Prabu Jaya Dewata alias Prabu Siliwangi. 

Prabu Jaya Dewata alias Prabu Siliwangi, sudah barang tentu lidahnya tidak asing merasakan nikmatnya ikan "Peda", sayur mayur dan nasi yang disuguhkan ala kadarnya oleh Eyang Bingbim pada waktu itu. Oleh karena yang disuguhkan kepada pemimpin besar Raja Pajajaran tersebut adalah ikan  Peda, maka untuk menjaga kehormatan Prabu Siliwangi, Eyang Bingbin dan keluarganya mengganti kata "Peda" dengan sebutan "Bedog Mintul", oleh sebab itu melarang menyebut Peda di makamnya leluhur Sumedanglarang di Cibingbin ini.

Berdasarkan buku sejarah Jati Sampurna Sumedang dalam kurun waktu kerajaan Sumedanglarang, Jaya Dinata alias Tanding Kusuma putra Prabu Mertalaya alias Sunan Guling dari isterinya Ratna Sari Anita, mempunyai anak, yaitu :
- Anak ke 1, Nata Dipraja alias Eyang Mesir, makamnya di Citengah Kecamatan Sumedang Selatan.
- Anak ke 2, Sari Anita Ningrum alias Dewi Sakti Langlang Buana, makamnya di Gunung Gelung Citengah Kecamatan Sumedang Selatan. 
- Anak  ke 3, Sari Nursinah diperisteri oleh Suryana, sering disebut Eyang Sosokan, makamnya di Citengah Kecamatan Sumedang Selatan. Suryana alias Eyang Sosokan adalah putra Jaya Manggala sering disebut Eyang Jalu dari isterinya Sari Yanah.

Jadi makam tua yang berada di Citengah dan disebut makam keramat Cibingbin adalah makamnya Sari Anita Ningrum alias Dewi Sakti Langlang Buana.

Tirta Kusuma alias Sunan Tuakan putra Prabu Mertalaya alias Sunan Guling, dari isterinya Ratu Nurcahya alias Banon Puspita Sari, putra Surya Jaya Kusuma alias Dalem Pasehan dan Puspita Kencana dari Kerajaan Mandala Dipuntang Panembong Bayongbong, mempunyai anak : 
- Anak ke 1, Ratnasih alias Ratu Rajamatri, Ratu Sumedanglarang tak lama memerintahan kerajaan Sumedanglarang karena diboyong ke Pakuan Pajajaran oleh Pamanah Rasa alias Prabu Jaya Dewata alias Prabu Siliwangi  alias Sri Baduga Maharaja Ratu Haji Di Pakuan, Raja Pakuan Pajajaran 1482-1521 Masehi 
- Anak ke 2, Ratu Sintawati alias Dewi Rendra Kasih alias Ratu Patuakan,  Ratu Sumedanglarang  1462-1530 Masehi, dipersunting Santajaya alias Sunan Tjorenda kakaknya Rangga Mantri Sunan Parung, putra-putranya Prabu Munding Wangi alias Prabu Munding Sari Ageung dan Ratu Mayang Karuna dari Karajaan Talaga Manggung, 
- Anak ke 3, Sari Kencana alias Dewi Rengganis alias Dewi Anggraini, diperisteri oleh Prabu Liman Senjaya Kusumah alias Sunan Cipancar dimakamkan di Pasir Astana Limbangan Garut.

Sedangkan  Tirta Kusuma alias Sunan TuakanJayadinata alias Tanding Kusuma dan Jayadiningrat alias Pandita Saktisaudara-saudara sekandung yang memerintah secara estafet Kerajaan Sumedang Larang dalam kurun waktu selama 257 tahun yaitu antara 1237–1462 Masehi, putra-putranya Prabu Mertalaya alias Sunan Guling, yang memerintah kerajaan Sumedanglarang antara 1114-1237 Masehi.

Dan keterkaitan antara Dewi Sakti Langlang Buana alias Sari Anita Ningrum yang dipersunting Patih Langlang Buana atau Patih Cibingbim atau Jagariksa dan Jagasatru di wilayah Cipancar dan Citengah dengan Ratu Rajamantri Ratu Sumedanglarang yang dipersunting dan diboyong ke Pakuan Pajajaran oleh Prabu Siliwangi alias Prabu Jaya Dewata   adalah saudara misannya.  

Pantas saja waktu itu Dewi Sakti Langlangbuana alias Sari Anita Ningrum dan suaminya Patih Langlangbuana atau Jagariksa dan Jagasatru Sumedanglarang  di wilayah Cipancar dan Citengah yang dimakamkan di makam keramat Gunung Gelung Cibingbin desa Citengah Kecamatan Sumedang Selatan disambangi Ratu Raja Mantri dan Prabu Siliwangi alias Prabu Jaya Dewata karena ada keterkaitan kekeluargaan 

Salam Santun.

Lihat Silsilah dibawah ini :















Sumber :
1. Sejarah Kerajaan Sumedanglarang.
2. Babad Cirebon
3. Cerita Rakyat Desa Citengah.
4. Buku Silsilah Jati Sampurna Sumedang Cipancar - Citengah

Baca Juga :

Tidak ada komentar