Situs Batu Kamenteng Di Cieunteung Kecamatan Darmaraja Sumedang
Sampurasun...
Situs Batu Kamenteng berlokasi di Desa Cieunteung Kecamatan Darmaraja. Situs Batu Kamenteng merupakan ciri atau simbol bahwa ditempat tersebut pada jaman Prabu Ciung Wanara atau Jaka Suratama atau Manarah atau Prabu Jaya Prakosa Mandaleswara Salaka Buana atau Buyut Maja, Raja Galuh Pakuan antara 739-783 masehi, pande domas kamenteng pernah dijadikan tempat untuk menempa perkakas alat perang atau alat pertanian, seperti : kujang, tombak, golok dan lain sebagainya.
Ada tiga ciri batu yang dijadikan simbol, yaitu :
1. Batu Pande Domas atau Panday Domas yaitu tempat menempa besi panas menjadi perkakas Aji. Batu tersebut menyimbolkan batu Prabu Tambak Wesi atau Ki Anjali putranya Prabu Resi Demunawan atau Rahyang Kuku dari isterinya Sari Legawa, adiknya Prabu Aji Putih Raja Tembong Agung.
Sumber dari buku sejarah, bahwa ketika Raja Sanjaya, Raja Galuh Sunda antara 723-732 masehi akan menguasai pandai besi yang berjumlah 800 orang, anaknya Tamperan atau Aria Bondan atau Rakai Panaraban diserahi negara dan Pemerintahan sebagai Raja Galuh Pakuan ke 7 antara 725-739 masehi.
Setelah isterinya Naganingrum melahirkan, Raja Bondan atau Tamperan memerintahkan patihnya untuk membuang bayi tersebut. Sang Bayi dalam kandaga emas itu adalah Jaka Suratama atau dengan nama lain Ciung Wanara.
Bayi tersebut lalu ditemukan di Sungai oleh Ki Balagantrang atau Aria Bimaraksa dan Ni Balagantrang atau Dewi Komalasari, lalu menyerahkan bayi dalam kandaga emas, kepada saudaranya yaitu Prabu Tambak Wesi atau Ki Anjali, putra kedua Prabu Resi Guru Demunawan.
Prabu Tambak Wesi adalah Raja Saunggalah ke 2, masa kerajaan selama 51 tahun, antara 797–847 Masehi, setelah perebutan tahta di kerajaan Galuh di jaman Prabu Purbasora dan kerajaan Saunggalah diserang oleh Sanjaya.
Tambak Wesi atau Ki Anjali setelah mengetahui bahwa Ciung Wanara adalah anak Permana Dikusuma dari Naga Ningrum yang masih merupakan cucunya juga, karena Prabu Tambak wesi adalah anaknya Prabu Demunawan adiknya Prabu Purbasora, akhirnya Ciung Wanara diwarisi panday domas tersebut, dan Ciung Wanara pun menguasai teknik pembuatan senjata.
Keahlian Tambak Wesi atau Ki Anjali, dalam hal membuat senjata yang sering disebut Mpu. Istilah Mpu atau Panday Besi di wilayah kerajaan disebut empu guru teupa. Tambak Wesi atau Ki Anjali adalah mertuanya Rangga Wulung isterinya Brata Kusuma atau PrabuTajimalela, bapaknya Rangga Wulung yaitu Adi Hatta putra pertama Prabu Tambak Wesi atau Ki Anjali.
Sedangkan Kreta Manggala atau Kertanegara Raja Saunggalah ke 3 tahun 847 masehi, anaknya Prabu Tambak Wesi atau Ki Anjali, yang menikahi Dewita Kencana mempunyai anak, Kencana wangi yang diperisteri oleh Ciung Wanara dan Kencana Sari diperisteri oleh Hariang Banga.
2. Batu simbol Sari Arum atau Nur Ai Janah, isterinya Prabu Tambak Wesi dan Sari Arum, ibunya Adi Hata dan Kreta Manggala atau Kerta Negara.
3. Batu simbol Nyi Raden Hamilah isterinya Raden Mamat atau Adipati Tanumaja, Bupati Sumedang antara 1706 - 1709 Masehi, karena Raden Mamat atau Adipati Tanumaja lah yang pertama kali memberikan simbol, bahwa Situs Batu Kamenteng merupakan daerah yang pernah dijadikan Panday Domas, pada jaman Kerajaan Galuh Pakuan.
Salam Santun,
Semoga dapat menambah wawasan sejarah tentang situs Batu Pande Domas Kamenteng.
Salam Santun,
Semoga dapat menambah wawasan sejarah tentang situs Batu Pande Domas Kamenteng.
Sumber :
1. Buku Jati Sampurna Sumedang
2. Sejarah Kerajaan Indra Prahasta Kuningan.
Post a Comment