Situs Batu Megalitikum Di Nagrak Kec. Buah Dua Kab. Sumedang

Menurut Floklore setempat keberadaan Situs Batu Megalitikum Di Nagrak Kecamatan Buah Dua Kabupaten Sumedang diceritakan berdasarkan dongeng SANGKURIANG ketika akan membangun Danau, atas permintaan Ibunya Dahyang SUMBI, namun tak jadi karena SANGKURIANG KESIANGAN. Kini Sangkuriang tidak kesiangan lagi karena di daerah Ujung Jaya telah mulai dibangun "Bendungan Sangiang", untuk mengatasi permintaan Air dan Listrik IBU PERTIWI.









Terlepas dari dongeng Sangkuriang, Kronologi Sejarah di Pulau Jawa Dwipa (Sundaland), di Jawa Barat khususnya diperkirakan mulai muncul tahun 10.000 SM atau bahkan mungkin telah ada 14.000 SM.

Tahap Kesatu
- Dimulai dari munculnya serangkaian kebudayaan maju seperti Gunung Padang Cianjur, 9500 SM.
- Kebudayaan Goa Pawon muncul di Bandung, 7500 SM.
- Kebudayaan Pangguyangan muncul di Sukabumi, 4000 SM.

Tahap Kedua
- kebudayaan Gunung Padang, 3000 SM.
- Kebudayaan Cibedug muncul di Lebak, 2000 SM.

Tahap Ketiga
- kebudayaan Gunung Padang, 1000 SM.
- Kebudayaan Cipari muncul di Kuningan, 800 SM.
- Kebudayaan Pasir Angin muncul di Bogor, 500 SM.
- Cipari ditinggalkan, 400 SM.
- Gunung Padang ditinggalkan.
- Kebudayaan Buni muncul di Bekasi.
- Pasir Angin berkembang menjadi peradaban kuno Caringin Kurung.

Jika dilihat dari bentukan tumpukan stone site, bentukan batu-batu di situs Batu ini, hampir mirip dengan batu-batu di Gunung Padang Site Megalitic, Cianjur, Batu Jahim (Batu Panjang) Site Megalitic Kabupaten Majalengka. Usia batuan ini diprediksi sama atau setelah dengan kebudayaan Gunung Padang Cianjur.

Kronologis kewilayahan kebudayaan megaltik tercatat dalam sejarah muncul di Sumedang muncul pada jaman "Pengiring Kerajaan Salakanagara", yang merupakan wilayah bawahan Kerajaan Salakanagara pada abad ke 3 - 4 M di wilayah kamandalaan Suku Gn.Tampomas dan Banas Banten, wilayah kamandalaan Cisusuru, wilayah kamandalaan Cupu dan wilayah kamandalaan Susuru (Ganeas), di bawah Pemerintahan Prabu Danishwara (Sumadira) dan 6 saudaranya, yaitu Jaya Sampurna (Rsi Jaya Sakthi / Gajah Handaru), Rsi Indra Sari, Suksmana (Rsi Cupu), Rsi Jaya Buana Ningrat (Banas Banten), Rsi Lara Sakthi, Rsi Sanyak.

Meminjam kawih Sunda, "Nataan Gunung" :

Gunung tanpa tutugan
gunung Galunggung kapungkur
gunung Sumedang katunjang
lain Sumedang di wetan
baheula Sumedang larang
"Sumedang Sasaka Domas"
lain Gunung Tanpa omas

itu gunung naon...
nu ngayapak tebeh wetan
ari Gunung Ciremei teh
tetengger nagara mana
lain Cirebon di wetan
Cirebon baheula larang
"Cirebon Sasaka Domas"

itu gunung naon...raden
Gunung Cupu Mandalayu
layu soteh hayu mulang
wangsul ti pangumbaraan
ari Gunung Cupu teh raden
tetengger nagara mana
itu Gunung naon.


Mengutip temuan kang Dicky dari Prasasti Gn. Sada HuripNA, Garut :
"Anjana gaphida HYANGGA...

Avatara maningga rungga...
Shahuduballa aryadumida...
Zakala manigwarha zena..."
Artinya : 

"Engkau adalah gerbang Sang Pencipta...
Pengendali alam keseluruhan jagad halus kasar...
Menyeimbangkan kehidupan alam semesta...
Waktu akan menjadi anak penurut..."
Salam Santun
--------------------------
Ditulis oleh : Dedi E Kusmayadi Somaatmadja, 7 Februari 2020

Baca Juga :

Tidak ada komentar