NAPAK TILAS GUNUNG NAGARA TEMPAT PARA RAJA SUNDA DI GARUT SELATAN

Gunung Nagara terletak pada ketinggian sekitar 350 mdpl, dan areal situs ini sekitar 30 ha, menjadikannya sebagai kompleks pemakaman raja-raja di tatar sunda.  Lokasi Gunung Nagara berada di Desa Sukanagara kecamatan Cisompet Kabupaten Garut.

Menurut legenda dan cerita para leluhur, Gunung Nagara merupakan tempat pertemuan ritual peristirahatan raja-raja yang telah melepaskan kedudukannya, sebagai salah satu penghormatan dari raja-raja yang masih bertahta. Dan ada juga yang mengatakan bahwa di gunung ini merupakan tempat persemedian terakhir menuju sang pencinta bagi raja-raja Sunda atau para-raja yang ada di dalam wilayah kemaharajaan Sunda Nusantara.

Berdasarkan kepercayaan pada jaman Sunda kuno tempat ini memiliki tempat "kabuyutan" (tempat leluhur yang dihormati oleh orang Sunda) yang diapit oleh dua sungai yaitu di sebelah timur : Sungai Cikaso (Ci artinya sinar dan kata “kaso” dari kata ngaso atau istirahat) yang artinya tempat peristirahatan. Di sebelah barat : Sungai Cipalebuh (Ci artinya Sinar dan palebuh artinya pelebur) yang artinya tempat melebur diri dengan alam. Kedua sungai ini akhirnya bertemu menjadi satu sungai, posisi situs ini ada di tengah tengah aliran kedua sungai tersebut, konon pertemuan air sungai Cikaso dan Cipalebuh apa bila di pakai bermandi membersihkan badan dipercaya untuk melebur segala sesuatu yang dianggap kotor namun bagi raja-raja adalah dipercaya agar dosa dosa diampuni oleh yang maha kuasa. Situs Gunung Nagara adalah dulunya dijadikan tempat mensucikan diri agar diampuni semua dosa oleh Sang Hyang Widi.

Di Gunung Nagara ini oleh masyarakat Garut Selatan khususnya diyakini tempat makamnya para raja dan pangeran kerajaan sunda seperti antara lain:
1. Eyang Ruhi Kudratullah alias Eyang Balung Tunggal
2. Prabu Kian Santang
3. Ratu Gondowoni (istri Prabu Kian Santang) 
4. Syekh Abdul Jabar
5. Eyang Sembah Ibrohim, Eyang Raksabumi, dan lainnya (di komplek makam 25)

Namun disayangkan sampai saat ini belum ada pihak-pihak yang meneliti lebih jauh, mudah-mudahan setelah pemecahan kabupaten Garut menjadi dua kabupaten, pemerintah garut selatan nanti dapat memperhatikan situs Gunung Nagara yang memiliki nilai sejarah ini.

Banyak versi mengenai makam yang ada di Gunung Nagara 

1. Apakah makam Prabu Brajadilewa (Prabu Brajasakti) dan istrina dan Patihnya Jaya Karaton?

2. Apakah makam Prabu Kian Santang nu mana;  Rd. Sangara putrana Prabu Siliwangi? 

3. Apakah Rakryan Santjang yang sajaman Sayyidana Ali R.a?

Lantas bagaimana hubungannya Makam / Situsnya Kian Santang digunung Nagara dengan patilasanna Kian Santamg / Sunan Rohmat / Rd. Sangara yang ada di Godog Garut?

Sejarahna banya versi sehingga Overlapping sejarahnya dan jamannya(Abad /petilasan) 

Sementara sumber sejarah menuliskan adalah wilayahnya Prabu Brajadilewa (Prabu Brajasakti), istrinya dan patihnya Jaya Karaton yang mempimpin keprabuan Sancang Nagara dalam abad ke 14 - 15 (baca ; https://cipakudarmaraja.blogspot.com/2018/11/garut-mangsa-karajaan-jeung-walanda.html

Salam Santun

Bawah Photo-photo Perjalanan Spiritual dan Napak Tilas Kang Oos Suryadin dari Cijambe Cikelet Pameunpeuk 









Baca Juga :

1 komentar:

  1. apa kabar bukit nagara.. semoga bisa berkunjung kesana lagi.. setelah 20 tahun lalu..

    BalasHapus