Menjelaskan Tentang Linggahiang Kabuyutan Galunggung

Runtuyan Getih Moal bisa Robah…Runtuyan Elmu Pangaweruh Anak-Incu Bisa Robah-robah…

Linggahyang, Lingga-Yoni, TUTUNGGUL simbul Elmu Luluhur. Kapungkur… Lain Sumbuh-sembah kana Batu… Tapi Simbul-Siloka ditunda dina TUTUNGGUL… Bacaeun!, Hartikeuneun anak-incu, Papat   Kalima Pancer.. Elmuna Masagi, Teteg-Panceg, Sa-Aji, Sa-Pangarti dina    Enggoning Ngabdi Ka Gusti Nu Maha Suci,  

Sampurna Mulih Ka Jati Mulang Ka Asal…

Hirup syukur, paéh Rampes…

DASAR : QS. Al-Maidah : 48.
Artinya  :  48.  Dan Kami telah turunkan kepadamu  Al-Quran dengan membawa  kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan

batu ujian[421] terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu[422], Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,

[421] Maksudnya: Al Quran adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam Kitab-Kitab sebelumnya. [422] Maksudnya: umat Nabi Muhammad s.a.w. dan umat-umat Nabi Rasul yang sebelumnya.

(1). PENTINGNYA MENGETAHUI SEJARAH :


QS. Yusuf :111. “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kisah-kisah /kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman (pikeun anu Percaya/sanés kanggo jalmi Muslim wungkul)”.

Catatan :

a. Pengajaran bagi yang Berakal!...

b. Membenarkan Pengajaran (kisah-kisah/kitab-kitab) sebelumnya, BUKAN untuk menghapuskan /meniadakan Pengajaran sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW.

c.  Menjelaskan segala sesuatu

d.  Petunjuk dan Rahmat bagi yang Beriman/Percaya.

Masa Hidup NABI MUHAMMAD SAW, Tahun 570-632 /ABAD 6-7 Masehi.

BAGAIMANA Keberadaan SEJARAH, AJARAN di NUSANTARA sebelum, semasa dan sesudah Nabi Muhmmad SAW wafat di Madinah /Yatsrib (Jazirah ARAB)???...


(2). MENGENAL SEJARAH BANGSA/SUKU (LITA‟ARAFUU) :

QS.Al-Hujuraat:13.
Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

Mengenal KETETAPAN Allah SWT CIRI “Syi’ar” dan Metode/CARA “Syari’at”.

A. Mengenal Ciri – Cara dari Laki-laki dan Perempuan.

Contoh dalam menutup Aurat, dan sebagainya…

B. Mengenal Penanggalan Tahun (Tonggak Sejarah Bangsa).

1-SURO-1948 SAKA = 1-MUHARAM-1436 Hijriah = 25-OKTOBER-2014 Masehi

C. Mengenal Bahasa sebagi CIRI dari sebuah “Kaum/Bangsa”.

a). AYAT-AYAT ALLAH DISAMPAIKAN DENGAN BAHASA ARAB.

QS. Asy-Syuura:7.
Artinya : Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Quran dalam bahasa ARAB, supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Jahannam.

QS. Fushshilat:3-4.
Artinya : Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, Yakni bacaan dalam bahasa ARAB, untuk kaum yang mengetahui, 4. Yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka (kaum yang mengetahui bahasa ARAB) berpaling, tidak mau mendengarkan. (Kaum ARAB JAHILIYYAH dan kaum ARAB lainnya).

QS. Fushshilat:44.
Artinya : Dan Jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa ASING („ajam) sedang (Rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka. mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh".

b). AYAT-AYAT ALLAH DISAMPAIKAN DENGAN BERBAGAI BAHASA. 

QS. Ibrahim:4.
Artinya : 4. Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa (Lisan) kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.

QS.Al-Maidah :
“untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang (Syir’atan Waminhaajan)”.

Allah = Hyang/Gusti/Tuhan.

Pengertian Lafazd “ALLAH”, seratan Kang Roni Suprayogi : Lafazh Allah bukanlah "proper name", melainkan istilah Orang ARAB untuk menyebut Tuhannya, tercatat dalam kitab kuno Al Kafi jilid I, bab al Ma'bud :

“Lafazh ALLAH berasal dari kata ilah yaitu Tuhan yang disembah, dan nama (Allah tsb) bukanlah (hakekat Tuhan) yang dinamai itu sendiri.” - cicit Nabi Muhammad SAW.

Dengan demikian, pengertian ini sepadan dengan yang dipahami bahasa kita yakni Tuhan ( t kapital ); sedangkan ilah sebagai tuhan (t kecil). Jikalau di-Sunda-kan maka

Allah itu sama dengan Gusti (g kapital) atau Pangeran (p kapital). Demikian pula asma-ul husna 99 plus 1 (Allah) bukanlah Al-Musamma (hakekat Allah) melainkan segala sifat yang baik yang disematkan manusia kepada Tuhan yang dipujanya itu, yakni Allah SWT.






c). AYAT ALLAH /HYANG/GUSTI (TIDAK ADA YANG MENANDINGINYA). 

QS. Adz-Dzariyaat :20-21.
Artinya : 20. Dan di bumi itu terdapat ayat-ayat (kekuasaan Allah/Hyang/Gusti) bagi orang-orang yang yakin. 21. Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan?

D.   Mengenal Sejarah Utusan Allah/Rasulullah “Manusia Penerima Wahyu”.

Ada yang diceritakan (Nabi, Rasul, Kitab) sebagaimana yang dikisahkan dalam Al-Quran maupun Al-Hadist dan Ada pula (Nabi, Rasul, Kitab) yang TIDAK diceritakan didalam Al-Qur‟an maupun didalam Al-Hadist (di Jazirah ARAB).

QS. An-Nisa:164.
Artinya :164. Dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.

QS. Al-Mu‟min:78.
Artinya : Dan Sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah (Hyang /Gusti); Maka apabila telah datang perintah Allah (Hyang /Gusti), diputuskan (semua perkara) dengan ADIL. dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

QS. Al-Baqarah : 136. 
Artinya : Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah (Hyang /Gusti) dan apa yang diturunkan kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi (ParaHyang) dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".


(3). PENTINGNYA MEMELIHARA DIRI, NASAB /DZURIYAT


QS. At-Tahrim :6.
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

QS. Al-Ahzab:6. 
Artinya : “Nabi (atau ParaHiyang) itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka. Dan orang-orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak (waris mewarisi) di dalam Kitab Allah (Hiyang/Gusti/Tuhan) daripada orang-orang mukmin dan orang-orang Muhajirin, kecuali kalau kamu mau berbuat baik kepada saudara-saudaramu. Adalah yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab (Allah)”.

QS. Ath-Thuur : 21.
Artinya : Dan orang-oranng yang  beriman,  dan yang  anak  cucu mereka  mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka (bukan Nanti

setelah Mati, tapi Sekarang karena Al-Qur’an berlaku Awal dan Akhir), dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.

QS. Yaasiin : 41.
Artinya : Dan suatu tanda/AYAT (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan.


(4). MERAWAT MAKAM /KUBURAN (SEBAGAI BUKTI ASAL-USUL DIRI)


Allah SWT berfirman dalam Hadist Qudsi (Al-Mawa‟idz fil Ahadis Al-Qudsiyyah, Imam Al-Ghozali) : Wahai Manusia…Barangsiapa memecah kayu di atas kubur, maka ia sama saja dengan merobohkan pintu Ka‟bah-Ku.

“Memecah  kayu  di  atas   kubur”  =  “Merusak  Kuburan”  dengan  kata  lain

Kuburan/Makam tempat jasad leluhur dikuburkan (ATSAR /bekas) atau disimpan, manusia wajib merawat dan menghormati makam leluhurnya (bukan benda mati/tetapi sesuatu yang terkandung didalamnya).

QS. Al-Baqarah : 154.
Artinya : Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu ) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi (kebanyakan) kamu tidak menyadarinya.

QS.Ali-Imran:170-171. 
Artinya : Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah(Hiyang/Gusti/Tuhan) yang diberikan-Nya kepada mereka dan mereka memberi kabar gembira kepada orang-orang yang masih hidup setelah mereka, bahwa tiada sesuatu yang mesti mereka khawatirkan dan tidak pula ada sesuatu yang menggelisahkan hati. Mereka bergembira atas nikmat dan karunia besar yang Allah(Hiyang /Gusti /Tuhan) berikan. Allah (Hiyang/Gusti /Tuhan) tidak menyia-nyiakan pahala mereka yang beriman.

Ali bin Ibrahim meriwayatkan dari ayahnya dari Ibn Abi „Umair dari Hafsh bin Al-Bukhturi dari Abu Abdillah Imam Ja’far Sadiq a.s., beliau berkata : “…, Sebagian dari mereka yang telah mati ini berkunjung setiap hari Jum’at dan ada pula yang berkunjung sesuai dengan amal perbuatannya dahulu.”. (Al-Kafi 3 hal. 230/1 bab Inna Al-Mayyita Yazuru Ahlahu.).

(5). NYAPU KABUYUTAN GUNUNG PAYUNG

QS. Al-Baqarah : 125. 
Artinya : Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail : "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i`tikaaf, yang ruku` dan yang sujud".

Nabi SAW bersabda, dari Uqbah bin Amr r.a : Demi Allah Aku tidak khawatirkan kamu sekalian akan menyekutukan Allah sepeninggalanku, akan tetapi aku khawatirkan kamu sekalian akan perebutan harta Dunia di bumi ini. (HR. Imam Bukhari).

LAIN  MUNJUNG  KANA GUNUNG…LAIN  NYEMBAH KANA KA‟BAH…Munjung Ka Nu Agung, Nyembah Ka Nu Kawasa

RABBUL‟ALAMIIIN = HYANG MURBAHYNG JAGAT RAYA


(6). MEMELIHARA/MERAWAT “ATSAR”/PENINGGALAN LELUHUR

QS. Ar-Ruum : 50.
Artinya : Maka perhatikanlah bekas-bekas (ATSAR) rahmat Allah (Hyang /Gusti), bagaimana Allah (Hyang /Gusti) menghidupkan bumi yang sudah mati. Sesungguhnya (Tuhan yang berkuasa seperti) demikian benar-benar (berkuasa) menghidupkan orang-orang yang telah mati. dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

QS. Yaasiin : 12.
Artinya : Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas (ATSAR) yang mereka tinggalkan. dan

segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).

(7). RINGKASAN PENJELASAN KABUYUTAN GUNUNG PAYUNG

1.    Makam Kiayi Jagaberok (Patihna Eyang Prabu Purba Wisesa /Prabu Siliwangi) Ngajaga /ngarawat Gunung Payung jaman Galuh Pakuan Pajajaran (-/+ 1418 Masehi).

2.    Sanghyang Jaga Lawang = Panto/Lawang di jaga ku Sang Hyang/Allah/Gusti.

3.    Sanghyang Jaga Lebet = Lebet di jaga ku Sang Hyang /Allah /Gusti.

4.    Sanghyang Angkat-angkatan = Panto Batu Satangtung (Simbul Papat Kalima Pancer).

Batu dapat mengangkat/berpindah sendiri sesuai kehendak/izin Sang Hyang /Allah/Gusti.

5.    Baru terdapat Makam Ibu-Rama Gumulung (menyatu) Putih (Suci).

Gumulung dengan Sang Hyang/Allah/Gusti Nu Maha Suci. Mulih Ka Jati-Mulang Ka Asal.

IBU - RAMA GUMULUNG PUTIH (SUCI)

IBU BATARIHYANG(gelar) DEWI CITRAWATI (RESI-RAJA-RATU)

Galuh Ratu Sunda, Galu-h-ra, Galu-d-ra, Ga-Ru-Da

RAMA BATARAHYANG (gelar) SUDAKARMA WISESA (GURU RESI) 

QS. Al-Mu‟min:78.
Artinya : Dan Sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah (Hyang /Gusti); Maka apabila telah datang perintah Allah (Hyang /Gusti), diputuskan (semua perkara) dengan ADIL. dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.


(8). KEBERADAAN ROH /Ruh–Arwah SUCI Menurut AL-Qur‟an dan Al-Hadist

QS. An-Naba : 38. 
Artinya : Pada hari, ketika ruh dan Para Malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan yang Maha Pemurah; dan ia (ruh SUCI dan para Malaikat) mengucapkan kata yang benar.


ROH /RUH SUCI dan MALAIKAT BERSHAF-SHAF (TENTARA ALLAH) :
 
QS. Ash-Shaffat : 1-4.
Artinya : 1). Demi (rombongan) yang ber shaf-shaf dengan sebenar-benarnya, 2). Dan demi (rombongan) yang melarang dengan sebenar-benarnya (dari perbuatan-perbuatan maksiat), 3). Dan demi (rombongan) yang membacakan pelajaran, 4). Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Esa.

QS. Al-Fath : 7.
Artinya : Dan kepunyaan Allah-lah TENTARA Langit dan Bumi. dan adalah Allah (Hyang /Gusti) Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

QS. Al-Qadar : 4.
Artinya : Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Ruh (Ruh SUCI yang bershaf-shaf dengan para Malaikat) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.

QS. An-Nisaa : 69.
Artinya : Dan Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi, Para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.

Dari Aisyah r.a, Saya mendengar Nabi SAW bersabda : “Arwah (jama’ dari Ruh) itu bagai TENTARA yang berbaris. Mana yang bersesuaian berdampinglah dia (Arwah

SUCI), mana yang bertentangan berjaulah ia (Arwah SUCI)”. (HR. Bukhari).

GALUH HYANG AGUNG “GALUNGGUNG” (Resi – Raja – Ratu) :

IBU Batari (Luhur) + RAMA Batara (Luhur), Mamayung /MAYUNGAN (Ngaping-Ngajaring ka Anak-Incu na anu hadé Laku-Lampahna) kalayan widiNA Sang Hyang Widi (Izin Allah /Gusti /Hyang). TUNGGULna /Makom na disebat GUNUNG PAYUNG.

GALUH PAKUAN PAJAJARAN :

Sri Baduga Maharaja, Prabu Purba Wisesa dina naskah kasebat WANGSIT SILIWANGI :

“..Sakabéh turunan dia ku ngaing bakal dilanglang. Tapi, ngan di waktu anu perelu. Ngaing bakal datang deui, nulungan nu barutuh, mantuan anu sarusah, tapi ngan nu hadé laku-lampahna. Mun ngaing datang moal kadeuleu; mun ngaing nyarita moal kadéngé. Mémang ngaing bakal datang. Tapi ngan ka nu rancagé haténa, ka nu weruh di semu anu saéstu, anu ngarti kana wangi anu sajati jeung nu surti lantip pikirna, nu hadé laku lampahna.”.


(9). MENGENAL SEJARAH SINGKAT IBU BATARIHYANG

Wanita Sunda Penguasa Galunggung Batari Hiyang Janapati

(SANG SADHUJATI)

'sedikit catatan tentang' Wanita Sunda Penguasa Galunggung (SANG SADHUJATI)

Mungkin jarang terlintas bahwa KISUNDA SEJAK JAMAN KUNO BANGET mengenal SOSOK WANITA PERKASA - PANDAI (CENDEKIAWAN) sekaligus PANGLIMA YANG GAGAH dan TANGKAS. Perannya yang lain adalah bahwa sosok ini juga seorang GURU PANDITA.

Sosok ini adalah BATARI HIYANG yang disebutkan dalam PRASASTI GALUNGGUNG (RUMATAK/GEGER HANJUANG) lengkapnya adalah BATARI HIYANG JANAPATI yang juga disebut-sebut karya sastra KABUYUTAN TI GALUNGGUNG. Sosok wanita gagah ini tiada lain DEWI CITRAWATI - putri Dewi Resiguru Batari Hiyang Purnawijaya, dan cucu Sri Jayabbupati (buah kasihnya dengan Dewi Pertiwi).

Dewi Citrawati menikahi Resiguru Sudakarmawisesa (salah satu RAJA GALUNGGUNG), namun agaknya sang suami lebih memilih jalan hidupnya sebagai Resi, sehingga ia menyerahkan tahta kepada istrinya yang dinobat Batari Hiyang Janapati (Prasasti Geger Hanjuang: isinya berkaitan dengan pendirian pertahanan Rumatak, hanya saja dalam prasasati pendek ini disebutkan 'BATARI HIYANG' saja).

Diberikannnya nobat „Batari‟ adalah sehubungan dengan seseorang yang memiliki ilmu tertinggi dalam keagamaan. Sebagaimana kenyataannnya Batari Hiyang Janapati selain sebagai Ahli AGAMA, pun Penguasa (Ratu) Galunggung yang menguasai ilmu perang sehingga ia berperan sebagai PANGLIMA PERANG. Oleh rakyatnya ia diigelari SANG SADHUJATI yang secara resmi mengajarkan dan mengukuh kan AJARAN KABUYUTAN GALUNGGUNG. Maka itu kerajaan GALUNGGUNG lebih cenderung sebagai 'LMAH KAWIKWAN' atau PADEPOKAN KABUYUTAN = PUSAT AJARAN KEAGAMAAN SUNDA daripada KERAJAAN bernuansa pemerintahan POLITIK.

Hingga kini di kawasan yang diperkirakan bertalian dengan Kabuyutan Galunggung masih „patilasan‟  berupa „ mandala‟ padepokan/perguruan yang tetap berperan atau diperankan.

Padepokan keagamaan semacam KARESIAN. Berfungsi sebagai tempat menggembleng para sisya yang hendak mengkasat kekuatan lahir batin (Kabuyutan GALUNGGUNG tiada lain adalah Mandala Kawikwan sebagai sarana spiritual melakukan hubungan batin dengan SAN HIYANG=ARWAH SUCI).

Bukan 'SAHIBUL HIKAYAT' semata jikalau Kabuyutan Galunggung merupakan mandala paling sakral pada masa KERAJAAN GALUH bahkan disebutkan 'TIMBANG TARAJU JAWADWIPA MANDALA' yang dipandang sebagai pusat kekuatan spiritual dengan energi mistik    alam semesta tertinggi di  BUANA JAGAT PARAHIYANGAN  - tempat berkumpulnya arwah suci 'PASAMAYAN PARAHIYANG'.

KABUYUTAN GALUNGGUNG adalah tempat menempa jiwa menyiapkan para pemuka agama handal yang dalam perkembangannya menjadi padepokan terbesar (TANGTU RESI) pada masa KERAJAAN GALUH (TANGTU PRABU. PONGGAWA).

QS. Ash-Shaff : 2.
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?.

=============================
Sumber:
- Atja & Saleh Danasasmita. 1981. Carita Parahiyangan (Transkripsi, Terjemahan, dan Catatan. Bandung: Proyek Pengembangan Permuseuman JawaBarat.1981.
- Sanghyang Siksakanda ng Karesian (Naskah Sunda Kuno. Bandung: Proyek Pengembangan Permuseumam Jawa Barat.
- Ayatrohaedi  .  1981.  “Peranan  Benda  Purbakala  dalam  Historiografi  Tradisional”  dalam
- Majalah Ilmu-Ilmu Sastra Indonesia, Penelitian dan Penerbitan Buku/Majalah Pengetahuan Umum dan Profesi Dep. Dik. Bud.Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia
- Danasasmita, Saleh. 1973. Ya Nu Nyusuk na Pakwan.Bandung: Lembaga Kebudayaan Unpad.
- Danasasmita, Saleh, dkk. 1987. Sewaka Darma, Sanghyang Siksakandang Karesian, Amanat Galunggung. Transkripsi dan Terjemahan. Bandung:Bagian Proyek SundanologiBottom of Form

Baca Juga :

Tidak ada komentar