Petilasan Balung Tunggal dan Mundinglaya DIkusuma di Gunung Sangkan Jaya

SIAPAKAH YANG DIMAKSUD BALUNG TUNGGAL DAN MUNDINGLAYA DIKUSUMA DI GUNUNG SANGKAN JAYA KECAMATAN DARMARAJA KABUPATEN SUMEDANG?


Gunung Nurmala (Gunung Sangkan Jaya sekarang) menurut cerita turun temurun adalah salah satu situs petilasan Sumedang Larang dimasa Prabu Lembu Agung dan Prabu Gajah Agung untuk melakukan uzlah penentuan, ketika mau diangkat menjadi Raja di Tembong Agung dan Raja di Sumedang Larang, oleh Raja Sumedang Larang Pertama yaitu Prabu Tajimalela, sebagai penerus dinasti Sumedang Larang dari Prabu Wretikendayun dari Rsi Jantaka dan Rsi Sempakwaja.

Menurut floklore, selain petilasan prabu Lembu Agung dan Prabu Gajah Agung, Gunung Sangkan Jaya juga merupakan tempat tapa brata /  manuniaraja sunyi (tatapa, basa Sunda) :
1. Balung Tunggal
2. Mundinglaya Dikusuma

Siapakah yang dimaksud Balung Tunggal dan Mundinglaya Dikusuma tersebut? bermacam-macam, penafsiran karena kebuntuan sejarah.

Balung Tunggal atau Batara Gandara Kusuma adalah putranya Usoro (adiknya Prabu Aji Putih), dari istrinya Suhasanah, Lihat silsilah dibawah ini :



Batara Gandara Kusuma (Balung Tunggal) dari istrinya Mulya Sasih (atau Nawang Sasih, putranya Rd. Suratama / Ciung Wanara / Buyud Maja 739 - 783 M), menpunyai putra, yaitu : Rd. Geger Kancana Buana atau dikenal di daerah Darmaraja Munding Laya Dikusuma.

Adapun Makam Balung Tunggal (Gandara Kusuma) bersama istrinya Mulya Asih / Nawang Sasih berada di Pemakaman Umum Desa Cipancar Kecamatan Sumedang Selatan, tak jauh dari makam Ibu Prabu Guru Aji Putih, yaitu : Dewi Komalasari atau lebih dikenal Sunan Baeti. Lihat Denah lokasi Makam dibawah ini. 






Catatan
Munding Laya Dikusuma disini beda jaman dengan sebutan Prabu Munding Laya Dikusumah untuk sebutan Prabu Surawisesa, keterangan dibawah ini :
Prabu Siliwangi / Sri Baduga Maharaja Ratu Haji (Prabu Jayadewata) perkawinan dengan Istri ke 3, yaitu Nay Ratu Kentring Manik Mayang Sunda (Nyimas Padmawati), putra Prabu Susuk Tunggal Dari Galuh Kawali, yang berkeraton di Galuh Pakuan Bogor, berputra :

(1) Prabu Surawisesa / Munding Laya Dikusuma (Ratu Samiam), (1521 - 1535 M), Raja Pajajaran Bogor ke 2, beristri Dewi Kinawati (Dewi Kania) dari Tanjung Barat, berputra : Prabu Déwatabuanawisésa / Ratu Dewata, Raja Pajajaran Bogor ke 3 (1535 - 1543 M).
(2) Sultan Surasowan, Sultan Banten Pertama.
(3) Dewi Surawati, kelak diperisteri oleh Adhipati Surakerta.

Salam Santun.

Baca Juga :

1 komentar: