Sunan Corendra dan Ratu Sintawati Raja Sumedanglarang Ke VII
Hari rabu, tanggal 9 Agustus 2017 saya mencoba menelusuri di mana makamnya Sunan Corendra di Cisitu, kira-kira 500 m dari jalan Raya Darmaraja di desa Corendra belakang SD Corendra, ada 4 makam yang dicirikan di sini entah ciri untuk makam siapa saja? salah satunya menurut penduduk setempat dan juru kunci menyebutnya "Nyi Emas Rendra Kasih".
Menurut keterangan juru kunci makam inipun adalah makam pengalihan, pertama kali makamnya di depan jalan Raya Situraja-Darmaraja yang sekarang menjadi Puskesmas Corendra, dulu ada pohon besar sekali dan makamnya terletak di situ, kemudian dipindahkan lagi ke lokasi yang sekarang menjadi SD Corendra, lokasi pemindahan makam inipun sekarang telah menjadi ruangan kelas 1 SD Corendra, dan kemudian dipindahkan makamnya lagi ke lokasi sekarang ini yang berada di belakang SD Corendra.
Pemindahan inipun diinisiasi oleh "Padepokan Masyarakat Adat Sumedang Larang", dengan tujuan agar lokasi makam leluhur tetap ada dan lokasinya pun tidak jauh dari lokasi pemindahan awal, karena terdesak oleh kebutuhan lahan untuk fasilitas umum yaitu fasilitas kesehatan dan fasilitas pendidikan, maka berpindah-pindah lokasi makamnya dari lokasi makam sebenarnya.
Keterangan dari penduduk setempat, mereka menyebutnya makam pengalihan Dewi Rendra Kasih atau Ratu Sintawati atau Ratu Patuwakan.
Ratu Sintawati atau Ratu Patuwakan adalah Ratu Kerajaan Sumedang Larang antara 1462–1530 masehi, yang dipersunting oleh Raden Santajaya atau Raden Sonda Sanjaya atau Sunan Corendra, yang makamnya berada di pemakaman Jambu Gunung, Desa Jambu, Kecamatan Conggeang. Raden Santajaya alias Raden Sonda Sanjaya atau Sunan Corendra adalah kakak Raden Rangga Mantri atau Prabu Pucuk Umum, yang mempersunting Ratu Sunia Larang, Ratu Kerajaan Talagamanggung antara 1456-1534 masehi
Berdasarkan buku catatan "Galur Turun Temurun Karuhun", disebutkan Ratu Patuwakan atau Ratu Sintawati dimakamkan di Kampung Tjorendra, namun ada juga makomnya di Kampung Heubeul Isuk Desa Cimarias Kecamatan Pamulihan, berdekatan dengan makam kedua orang tuanya yaitu Prabu Tirta Kusuma dan Ratu Nurcahya atau Ratu Banon Puspita Sari serta mertuanya Ratu Patuwakan yaitu Prabu Munding Wangi atau Prabu Munding Sari Ageung, orang tuanya Raden Santajaya alias Raden Sonda Sanjaya alias Sunan Tjorendra.
Untuk mengetahui silsilah Rd. Sonda Sonjaya atau Sunan Corendra dan Ratu Patuwakan atau Ratu Sintawati atau Nymas Rendra Kasih (merger keturunan Sumedanglarang dan keturuan Pajajaran), baik saya uraikan sebagai berikut :
MERGER KETURUNAN SUMEDANG LARANG DAN KETURUNAN PRABU JAYA DEWATA (PRABU SILIWANGI)
Prabu Mertalaya (Sunan Guling) Raja Sumedanglarang ke IV dari isterinya Miramaya putra dari Suryakanta dari Siti Mujenar (keturunan Sunan Ulun), mempunyai tiga putra, yaitu :
1. Jayadinata alias Sumedanglarang alias Tanding Kusuma x Ratna Sari Anita, makamnya di Pasarean Gede, berputra :
1.1. Nata Dipraja (Eyang Mesir)
1.2. Sari Anita Ningrum (Dewi Sakti Langlang Buana), makamnya di Gunung Gelung Citengah Kecamatan Sumedang Selatan.
1.3. Sari Nursinah x Suryana (Eyang Sosokan) putra dari Jayamanggala dan Sariyanah, makamnya di Citengah Kecamatan Sumedang Selatan.
2. Jayadiningrat Kusuma (Dalem Soeraprana) x Yuniarsih, putra dari Surya Kusuma dan Sri Mulyani, berputra :
2.1. Puspita Kencana (Hartini)
3. Tirta Kusuma dikenal sebagai Sunan Tuakan x Ratu Nurcahya atau Ratu Banon Puspita Sari putra dari Surya Jaya Kusuma (Raden Abun) dan Puspita Kencana, makamnya di Heubeul Isuk.
Setelah Sunan Guling wafat diteruskan oleh puteranya bernama Tirtakusuma atau Sunan Tuakan (1237 – 1462 M) sebagai raja Sumedanglarang yang ke VI. Prabu Tirta Kusuma (Sunan Tuakan) memerintah paling lama di antara raja-raja Sumedanglarang kurang lebih 225 tahun, hal ini dimungkinkan karena pada waktu kekuasaan sesudah Sunan Guling, kerajaan Sumedanglarang kekuasaannya awalnya dieruskan oleh Jayadinata (Tanding Kusuma), Jayadiningrat Kusuma dan Tirta Kusuma (Sunan Tuakan), pada masa tersebut pemerintahannya lebih mengutamakan kepada kepentingan ke dalam (Sumedanglarang) sehingga tidak tampak peran politiknya. Pada masa pemerintahan Sunan Tuakan terjadi peristiwa Perang Bubat antara Pajajaran dan Majapahit.
Setelah wafat Tirta Kusuma (Sunan Tuakan) dimakamkan di makam Kampung Heubeul Isuk Desa Cimarias Kecamatan Pamulihan Sumedang, pada kompleks makam Heubeul Isuk terdapat pula makam Prabu Mundingwangi, makam istri Sunan Tuakan dan makam puterinya Ratu Nyi Mas Patuwakan ratu Sumedanglarang ke VII.
Prabu Tirta Kusuma (Sunan Tuakan) dari istrinya Ratu Nurcahya, putra dari Jaya Kusuma atau Raden Abun dan Hartini atau Puspita Kencana dari Limbangan Garut keturunan Sunan Ulun, berputra :
1. Putri sulung Ratu Ratnasih alias Nyi Rajamatri diperistri oleh Prabu Jaya Dewata / Prabu Siliwangi (1482 – 1521 M) Raja Pajajaran, berputra :
- Raden Tenga (Munding Dalem)
- Raden Meumeut / Raden Cameut (Buyut Nyata), berputra Sunan Pada (Rd. Hasata)
- Raden Munding Kelupeung Wilamantri
- Raden Saken alias Prabu Wastu Dewata
2. Putri kedua yaitu Ratu Sintawati alias Ratu Nyimas Patuakan diperistri oleh Rd. Sonda Sonjaya atau Raden Santajaya (Sunan Corendra), kakaknya Rd. Rangga Mantri (Sunan Parunggangsa) putra-putranya Prabu Munding Sari Ageung dan Raden Jaka Puspa atau Prabu Munding Sari Ageung dan Mayang Karuna (Sari Hasanah) putri Begawan Garasiang.
3. Putri ketiga Sari Kencana atau Dewi Anggraini atau Dewi Rengganis diperistri oleh Prabu Liman Sanjaya dari Karta Rahayu Limbangan.
Kemudian Sunan Tuakan digantikan oleh putrinya yang bernama Ratu Sintawati atau Ratu Patuwakan (1462 – 1530) sebagai Ratu Sumedanglarang ke VII, yang menikah dengan Sunan Corendra (Rd. Sonda Sonjaya / Rd. Santajaya), putra dari Rd. Jaka Puspa (Prabu Munding Sari Ageung) dan Ratu Mayang Karuna putri Purwayana Kancana Dewa (Raden Panglurah) Talaga.
Generasi Ke 1
1. Prabu Jaya Dewata (Prabu Siliwangi) menikahi Ratu Janur Ratu Janur Larang Bancana alias Kentring Manik Mayang Sunda (Adik Prabu Amuk Marugul), berputra :
1. Prabu Jaya Dewata (Prabu Siliwangi) menikahi Ratu Janur Ratu Janur Larang Bancana alias Kentring Manik Mayang Sunda (Adik Prabu Amuk Marugul), berputra :
1.1. Haini
1.2. Prabu Liman Senjaya (Sunan Cipancar) dimakamkan di Pasir Astana Limbangan Garut, yang memperisteri Sari Kencana (Dewi Rengganis), putra no.3 Prabu Tirta Kusuma (Sunan Tuakan) dan Ratu Nurcahya.
1.3. Jaka Puspa (Prabu Munding Sari Ageung).
1.2. Prabu Liman Senjaya (Sunan Cipancar) dimakamkan di Pasir Astana Limbangan Garut, yang memperisteri Sari Kencana (Dewi Rengganis), putra no.3 Prabu Tirta Kusuma (Sunan Tuakan) dan Ratu Nurcahya.
1.3. Jaka Puspa (Prabu Munding Sari Ageung).
Generasi Ke 2
1.3 Jaka Puspa (Prabu Munding Sari Ageung), memperisteri Mayang Karuna, putranya Begawan Garasiang atau cucunya Resi Darma Suci asal Galuh Kawali, berputra :
1.3.1 Sonda Sonjaya (Sunan Corendra), memperisteri Nyimas Rendra Kasih (Ratu Sintawati) Ratu Sumedanglarang ke VII.
1.3.2 Rangga Mantri (Sunan Parung), memperisteri Ratu Parung (Ratu Sunia Larang) di Talaga Manggung.
- Betara Sokawayana/Prabu Parunggangsa jadi Narpati Alas Talaga (1406-1456).
Betara Sokawayana/Sunan Parung (1440 tug dugi ka 1490) puputri amung siji
Ratu Suniya Larang/Ratu Parung, Hanggarbeni marang Raden Ranggamantri putrana Raden Munding Sari Ageung putuna Raden Pamanah Rasa buyutna Menak Kancana trah Prabu Niskaladewa saking Karajaaan Pajajaran. Diistrenan jadi Narpati di Talaga nganggo gelar radja Pajajaran ”Prabu Pucuk Umun” (1490–1550), dina taun 1529 Prabu Pucuk Umun di Islamkeun kuingkang uwa Pangeran Cakrabuana / Pangeran Walangsungsang sareng Sunan Gunung Jati sang narpati katelah Sunan Pucuk Umum (Pangawasa Balarea Anyar).
- Ratu Talaga Sang Sunyalarang ngadeg Narpati Talaga (1456-1514).
- Raden Ranggamantri neraskeun tahta Ratu Snyalarang (1514-1534).
Generasi Ke 3
1.3.1 Rd. Sonda Sonjaya (Sunan Corendra) x Ratu Corendra Kasih atau Ratu Sintawati (Sunan Pautwakan), Ratu Sumedanglarang ke VII, putra dari Prabu Tirta Kusuma (Sunan Tuakan) dan Ratu Nurcahya, berputra :
1.3.1.1 Nyi Rd. Setyasih atau Dewi Inten Dewata (Ratu Pucuk Umun Sumedang), Ratu Sumedanglarang ke VIII, yang diperisteri oleh Pangeran Santri (Rd. Sholih) putra dari Pangeran Muhamad / Pangeran Palakaran dan Nyi Armilah dari Majalengka.
1.3.1.1. Nyi Rd. Simadu (Buyut Sepuh), makamnya di Lembur Simadu Ds. Cisitu Kecamatan Cisitu.
1.3.1.2. Nyi Rd. Panelem (Loperes), makamnya di Kiara Payung Ds. Cisitu Kecamatan Cisitu.
1.3.1.3. Rd. Tanurja (Mbah Pananding). makamnya di Lembur Kiara Payung Ds. Cisitu Kecamatan Cisitu.
Salam Santun
Post a Comment