Isi Sari Buku Kitab Waruga Jagat (Tapel Adam dan Babu Hawa)

BAB. 1 PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Krisis identitas dan moral yang terjadi sekarang ini harus disadari betul, seyogyanya semua pihak harus berupaya memilih dan memilah, menempatkan bangsa Indonesia di lingkaran kosmopolitan   merujuk kepada nilai-nilai yang cocok  diterapkan dan digunakan dalam memecahkan berbagai masalah sekarang demi keselamatan (survival) dan pertumbuhan (growth) di tengah-tengah situasi krisis moral (akhlak) yang sedang terjadi di negeri ini. Maka harus ada  kemauan yang merujuk kepada kearifan lokal  sebagai salah satu upaya bagi penyelamatan (preservasi) dengan menyusun kembali (rekonstruksi) kebudayaan melalui pencatatan dan perekaman kembali kekayaan kearifan lokal yang pernah dimiliki dari zaman ke zaman.

Produk pencatatan dan perekaman baik yang tersirat maupun tersurat dalam naskah-naskah lama, harus  dipustakakan sebagai bahan kajian bagi kegiatan pendidikan formal maupun non-formal. Oleh karena  naskah-naskah lama (kuna) memuat tentangkearifan lokal yang cocok untuk diaplikasikan sebagai dasar pijakan dalam memecahkan masalah-masalah aktual, tentu saja harus melalui proses revitalisasiyaitu nilai-nilai lama yang  telah dikuburkan dihidupkan kembali. 

Dalam literatur kebudayaan bahwa kearifan lokal mengandung  tiga ranah dominan yaitu: etika tertib dalam melakukan hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam. Pengejawantahannya  melalui aksi-aksi budaya (moral), gerakan tersebut merupakan gerakan melibatkan berbagai unsur masyarakat (munfarindah), tidak hanya diniati semata tetapi harus dijabarkan secara jelas, terarah, dan nyata. Berdasarkan realita bahwa sangat realitif kecil ada buku yang membahas kebudayaan Sunda secara menyeluruh dan cukup mendalam, baik dalam bahasa Sunda maupun bahasa Indonesia. Untuk mencapai yang divisikan, maka  perlu merencanakan berbagai kegiatan yang berkenaan dengan kesejarahan dan kenilai-tradisian diantaranya adalah penyebarluasan hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh para tenaga fungsional. Oleh karena sering kali hasil-hasil penelitian baik yang  berupa naskah hanya dijadikan pajangan  dalam rak semata, ada kalanya menjadi pengisi gudang. Jika hal ini terjadi adalah suatu yang mubadzir, karena apapun hasilnya harus disebarluaskan kepada masyarakat luas, dengan cara menerbitkan, menyebarluaskan, sehingga  masyarakat dapat  mengetahui masalah yang diteliti.

Mengkaji esensi naskah-naskah lama yang telah diketahui, dicerna, dipahami, dihayati, dan dilaksanakan oleh masyarakat Sunda yang hidup turun-temurun, menggambarkan tentang sistem kepercayaan yang telah teruji dan memberi bimbingan terhadap pembentukan karakteristik orang Sunda. Dalam sistem kepercayaan masyarakat Sumedang terdapat dua subtansi yang mendasar yaitu subtansi manusia sebagai pemeluk kepercayaan dan subtansi yang dipercayai. Dalam kehidupan religius pada setiap langkah melalui rangkaian ritus atau keupacaraan. Pada dasarnya, ritus merupakan simbol ungkapan perasaan hati manusia manakala berjumpa atau berhubungan dengan subtansi yang dipercayai. Ritus digunakan sebagai simbol, karena manusia sering tidak mampu dan tidak mempunyai alat untuk menjelaskan hal-hal seperti itu (teu daya teu upaya).

Dari Perspektif budaya bahwa naskah-naskah lama memuat pandangan tentang kesadaran yang disalurkan kedalam pikiran untuk menciptakan sesuatu yang belum ada sumbernya dari  yang sudah ada. Pandangan merupakan keseluruhan semua keyakinan manusia sebagai strutur yang  memberi makna kepada alam dan pengalamannya. Maka pandangan bukanlah pengertian yang abstrak, melainkan berfungsi sebagai sarana  untuk memecahkan masalah-masalah yang sedang dihadapi.

Persepsi atau pandangan itu mengandung gagasan-gagasan tentang tatatanan dan secara emosional dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diterim dengan disajikan kedalam sebuah gambaran tentang masalah-masalah aktual dari cara hidup dan cara berpikir yang dapat merasakan tentang nilai-nilai. 

Produk  naskah- naskah lama yang ditemukan dalam masyarakat berupa  kisah-kisah mitos, lagenda, uga, cacandran, sasakala, babad, dan lain-lain. Kekayaan budaya tersebut tidak cukup hanya disimpan di rak saja, tetapi nilai-nilainya harus disosialisasikan kepada masyarakat luas.

1.2 Naskah Kuno
Naskah adalah susunan tulisan yang menggunakan aksara (huruf) yang dipergunakan pada jamannya. Naskah-naskah lama yang ditemukan dilingkungan masyarakat Sumedang pada umumnya menggunakan aksara Sunda dan huruf arab gundul (pagon). Aksara (huruf) tersebut mendandakan sebuah ciri peradaban lama, sayangnya aksara Sunda sudah tidak dikenal lagi oleh masyarakat Sunda sekarang.

Berdasarkan catatan sejarah, naskah-naskah Sunda lama  yang ditulis pada jamannya sebagai produk evolusi manusia dengan alam lingkungannya, sebagai perwujudan karya keratif leluhur terdahulu. Dari aspek waktu bahwa naskah kuno beradan dalam jenjang usia lima puluh tahun ke atas, maka naskah tersebut digolongkan kedalam naskah lama (kuno).


BAB II DIMENSI ALAM DAN MANUSIA

2.1 Alam  Wahidhiat
Kitab Waruga Jagat menggambarkan tentang  proses penciptaan alam semesta beserta  makhluk-makhluknya. Di mulai dari gelembung waktu yang belum diketahui  kapan  alam semesta  beserta makhlukpengisinya diciptakan. Sebagaimana Firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Besar Muhammad SAW: “(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) buah-buahan sebagai rejeki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah padahal kamu mengetahui” (QS, 2:22).

Alam Jagat Raya dicipta Allah Ta’ala sanggeusna aya karaman di alam Wahidiat nyaeta hasud ti dajal ngajak sapuluh malaikat ngayakeun karaman ka Allah di alam Misal Alam Wahidiat sajatina Allah Ta’ala anu nyipta tapel Adam tina opat dzat acining alam wahidiat, ngan sapuluh malaikat teu daek diajak ngayakeun karaman alatan teu aya gunana, sabab Allah Ta’ala nyipta para malaikat pikeun dijadikeun sarana rasa kahuripan sajatina Allah Ta’ala di alam Misal pikeun pangeusi alam Allah nu geus dirancang baris nyipta Alam Medang Kamulyan Alam Jagat Raya, Alam Dunya Rame di Alam Wahidiat jadi Alam Buana Panca Tengah. 
Sapuluh malaikat dicipta tina cahaya  nyaeta: malaikatJabrail, Mikail, Isrofil, Ijrail, Munkar, Nakir, Rokib, Atid,Malik, Ridwan, ari nu hiji deui dajal dicipta tina cahaya beureum (seuneu) dibekelan akal budi pikiran, ari nu sapuluh malaikat dibekelan budi pkerti wungkul salaku mahluk wiwitan pangeusi alam wahidiat tina rasa hurip sagara kahuripan sajatina Allah Ta’ala.

Sabada nyipta malaikat, Allah Ta’ala nyiptakeun bumi, tuluy nyiptakeun tapel Adam tina acining bumi, dina raga awakna dibekelan dua belas parabot sajatina Allah Ta’ala. Adam ngarasa keueung nyorangan di alam wahidiat (sorga), Allah Ta’ala surti  tuluy nyipta Babu Hawa tina kalangkang tapel Adam. Ku ayana nyiptakeun makhluk anu dimulyakeun diantara sabelas malaikat, ti dieu dajal sirik pidik ka tapel Adam ngajadi sabda mindo kutuk supata ti Allah ngabukti nyata dicabut gelar malaikatna jadi syetan idajil, sabda kutuk katilu waktu Babu Hawa keur ngawiridkeun ayat suci Allah Ta’ala nyaeta Ayat Qursyi kareungeu ku sang idajil nepi kaapalna, Allah Ta’ala ngarasa wera tur bendu kacida nepi ka nyabda kutuk  dajal jadi idajilaknattullah, tuluy  dajal, Adam, jeung Babu Hawa  diturunkeun ka alam Wahdiat,  Babu Hawa dibekelan 3 ayat  Allah Ta’ala nyaeta Ayat Al-Ikhlas Al-Fatihah jeung Qursyi. Samemeh turun ka alam Wahdiat, idajil menta widi ka Allah baris ngagoda Adam jeung Hawa katut turunannana. Pameredih idajil diwidian ku Allah Ta’ala saterusna ngagoda Adam & Hawa antukna ngalanggar aturan Allah Ta’ala akhirna Adam, Hawa, jeung idajil diturunkeun ka  alam wahdiat Medang Kamulyan anu mangrupa sagara jeung daratan wungkul (Hal :1-2).
Terjemahan : Tuhan (Allah) menciptakan alam semesta setelah terjadi peristiwa di alam wahidiat yaitu dajal mengajak sepuluh malaikat  menghasut Allah karena telah menciptakan Adam dari empat unsur dzat alam wahidiat, tetapi sepuluh malaikat tidak ada gunanya, dan Tuhan menciptakan malaikat untuk dijadikan sarana  kehidupan sejatinya Tuhan di Alam Wahidiat (Hakekat) yang telah dirancang, dari Alam Wahidiat (Awang Uwung, Uwung Awang) menciptakan Alam Wahidiat (Hakekat), Alam Wahdiat (Kahyangan), Alam Medang Kamulyan (Sorga), Alam Semesta dan Alam Jagat  Raya (kabir) Buana Panca Tengah. 

Sepuluh malaikat diciptakan dari cahaya putih yaitu malaikat: Jibril, Mikail, Isrofil, Ijroi, Munkar, Nakir, Rokib, Atid, Malik, Ridwan, sedangkan dajal diciptakan dari sinar merah dibekali akal budi dan pikiran. Sedangkan sepuluh malaikat hanya dibekali budi pekerti selaku makhluk pertama penghuni Alam Wahidiat  gerak kehidupan sejati.

Dalam firman Allah: ”Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:”Aku hendak menjadikan khalifah di bumi, Mereka berkata “Apakah engkau akan menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu” Dia berfiman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang telah kamu ketahui” (QS, 2 :30).

Setelah menciptakan malaikat, Allah Ta’ala menciptakan bumi, dan menciptakan wujud Adam dari unsur dzat bumi. Wujud Adam dibekali dua belas alat sejati Allah Ta’ala. Adam merasa kesepian sendirian di Alam Wahidiat, Allah Maha mengetahui, atas kuasa-Nya menciptakan Hawa dari bayangan (kalangkang) wujud Adam keduanya menjadi makhluk yang sempurna diantara para malaikat. Dari sinilah dajal mulai iri kepada Adam kian lama kian menjadi-jadi, tibalah kutukan Allah dengan mencabut nama malaikat menjadi syetan idajil laknattullah.

Kutukan ketiganya terjadi pada saat Hawa sedang membaca ayat suci Allah Ta’ala yaitu Ayat Qursy didengar oleh idajil hinggahapal. Allah Ta’alamerasa risih kemudian mengutuk idajilaknattulah, akhirnya Adam, Hawa, dan idajil diturunkan ke bumi. Hawa dibekali tiga  ayat Allah yaitu Al-Ikhlas, Al-Fatihah, dan Ayat Qursy.Sebelum diturunkan ke bumi, idajil memohon kepada Allah Ta’ala agar diijinkan menggoda Adam dan Hawa, akhirnya Adam dan Hawa tergoda melanggar larangan Allah Ta’ala mendapat hukuman diturunkan ke Alam Dunia. 

Dalam literatur Islam Allah menciptakan jin dan iblis dari api yang sangat  panas dalam bentuk laki-laki dan perempuan. Jin ada yang patuh dan ingkar kepada perintah Tuhan disebut iblis dan setan. Iblis dan keturunannya tergolong makhluk durhaka dan jahat, pekerjaan Iblis menggoda manusia agar tersesat dan terjerumus ke lembah dosa.

Permintaan iblis hidup di dunia sampai hari kiamat dikabulkan oleh Allah dengan diberi umur panjang, sebagai balasan kebaikannya pada masa lalu sebelum Adam diciptakan. Setelah Adam diciptakan iblis menjadi makhluk pembangkang yang dikutuk Allah dan diusir dari surga.

Allah Berfirman : “Wahai Adam! Tinggallah engkau dengan istrimu di dalam surga dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu (tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini” nanti kamu termasuk orang-orang zalim” (QS,2:35).

Adam merasa kesepian tinggal sendirian di sorga, padahal melihat semua binatang hidup berpasang-pasangan. Allah Maha Mengetahui dan mendengar suara hati Adam yang menghendaki teman agar tidak kesepian. Ketika Adam tidur pulas Allah menciptakan manusia jenis perempuan dari tulang rusuk Adam, ruhnya diciptakan dari (sinar) bayangan (kalangkang) Adam menjelmalah menjadi Siti Hawa. Adam bersyukur kepada Allah yang telah mengabulkan keinginannya sehingga tidak merasa kesepian.Sepasang manusia bersenang-senang menikmati keindahan sorga, makan buah-buahan sepuas-puasnya, hanya satu yang dilarang Allah yaitu tidak boleh makan buah khuldi.

Iblis yang telah bersumpah menggoda Adam dan keturunannya sampai akhir kiamat, agar Adam diusir dari sorga. Ketika Adam dan Hawa merasa haus dan lapar, pengaruh iblis menguasai dirinya sehingga Adam dan Hawa makan buah khuldi yang dilarang Allah.

Sabda Allah:” Lalu setan memperdayakan keduanya dari surga”, sehingga keduanya dikeluarkan (dari segala kenikmatan)ketika keduanya di sana (sorga). Dan Kami berfirman: “Turunlah kamu, sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu ada tempat tinggaldan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan” (QS,2 :36).

Adam dan Hawa menyadari perbuatan dosanya, bertaubat dengan memohon ampunan kepada Allah, setelah mendapat ampunan dari Allah, diturunkan ke bumi sebagai khalifah di muka bumi. Allah berfirman: ”Demi kemuliaan-Ku, kamu berdua harus meninggalkan sorga ini. Kalian akan turun ke bumi yang telah lama terbentang. Di sana segala kebutuhan hidupmu bersedia, tetapi kalian harus bersusah payah, harus bekerja keras untuk mendapatkannya”. lblis pun diusir dari sorga,diturunkan ke bumi. Allah berfirman:“ 

Turunlah kalian ke bumi. Di bumi kamu hidup, di bumi kamu mati. Dari bumi pula kamu akan dibangkitkan. Di atas bumi kelak kamu dan anak cucumu selalu mendapat godaan dan tipu daya iblis agar anak cucumu celaka dan hidup sengsara. Di sana anak cucumu akan menghadapi perjuangan berat, jenis lelaki akan berusaha payah mencari nafkah untuk keluarga. Dari jenis perempuan akan mengalami kesakitan di kala melahirkan anak. Namun kamu jangan khawatir kamu dan anak cucumu akan Ku-beri petunjuk-petunjuk yaitu ajaran-ajaran agama. Barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku maka ia akan selamat dari godaan iblis”. 

Iblis tidak mau tunduk terhadap Adam, sehingga dikutuk Allah menjadi idajilalknatullah, bersumpah sampai akhir kiamat akan menggoda Adam dan keturunannya. Adam dan Hawa tergoda mendekati pohon khuldi, maka Adam dan Hawa diturunkan ke bumi.  


2.2 Adam dan Hawa 
Sebelum Adam dan Hawa diturunkan ke bumi. Lebih dulu  idajil diturunkan ke bumi cikal bakal  bangsa abulzan ataubangsa Jin yang mempunyai jasadbertelinga lebar, memimpin peradaban pada jaman Tirta yaitu suatu jaman ketika daratan belum begitu luas (peradaban alfatar). Bangsa abulzan gagal melaksanakan misinyamalah membuat kerusakan di bumi, dihacurkan olehAllah Ta’ala sehingga peradaban bangsa abulzan lenyap dan akhirnya menjadi mahluk yang tidak memiliki jasad (jin).

Adam dan Hawa  penghuni sorga itu diturunkan ke bumi di tempat  terpisah, berkelana sendiri-sendiri saling mencari selama empat puluh tahun, akhirnya bertemu di padang Arafah, berpelukan melepas kerinduan yang bertahun-tahun didambakan. Sepasang manusia kembali berkelana ke daerah pegunungan subur, menetap di sebuah goa yang terletak di dataran tinggi agar  terhindar dari gangguan binatang buas. 

Sabda Alllah :”Dan diajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia diperlihatkan kepada para malaikat seraya berfirman: “Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini jika kamu yang benar” (QS,2 : 31).

Dari titik inilah Adam mengolah alam sekitarnya, menggunakan binatang untuk mengolah lahan pertanian dan perkebunan.Adam dan Hawa melahirkan keturunan beranak pinak dengan beragam bentuk, jenis, ras,kulit, sifat, dan watak yang berbeda-beda.

“Ti dieu lalakon hirup-huripna manusa, sato, jin, watu, lintang, srangenge, wulan, tutuwuhan, syetan, idajilaknattullah ngabukti jadi alam karamean nyata ku ayana papaseaan putra tapel Adam 21 urang lanang, 20 urang wadon jumlahna  41 puluh tumpur binasa  ku talajak idajilaknattullah ngabuktikeun sumpahna ngagoda Adam katut turunanana nepi ka akhir kiamat, nu  bungsu salamet tina karaman. Manusa titising sajatina tapel Adam tina rasa asrar mani jadi saurang manusa sajati kakasihna Sayidina Sis Allahissallam” (Hal:2).

Terjemahan : Dari sinilah kisah hidup dan kehidupan manusia, hewan. jin, batu, bintang, matahari, bulan, tumbuh-tumbuhan, syetan, idajilaknattullah menjadi alam keramaian yang nyata akibat  40 anak Adam bermusuhan diakhiri pembunuhan hingga sebagian binasa akibat  sumpah idajilaknattulah menggoda Adam dan turunannya sampai kiamat. Manusia titisan  Adam  sejati dari setetes air mani menjelma menjadi sosok manusia sejati bernama Sayidina Sis Allahis sallam.


2.3 Sayidina Sis Alaihissalam
Sayidina Sis adalah putra bungsu Adam, menikahi Delajah dan Siti Hunun. Delajah adalah menjadi budak idajil melahirkan anak laki-laki bernama Sayid Anwas, dari Siti Hunun melahirkan anak laki-laki bernama Sayid Anwar, sedangkan dari istri  gaib lahir anak laki-laki bernama Ismaya Jati (Sanghyang Nur Cahya), mempunyai rupa wujud berbeda dengan manusia Lainnya.

Sayidina Anwar  ngalalana mancen gawe sajatina Gusti anjog ka gunung  Jagat Buana. Ti dieu mendakan  Tirta Kancana Kahuripan dina tangkal kai joar (johar) diwadahan ku batok kurung, tuluy manggih orok beureum kacida kagetna. Orok beureum diusap ku cai Tirta Kancana Kahuripan repeh ceurikna. Tuluy diserenkeun ka Sayidina Sis AS jeng Siti Hunun supaya dirorok, dibere ngaran Sayidina Margana Surya Kancana Sumirat.

Nya ti dieu karaman tumiba di Medang Kamulyan kualatan pamolah idajilaknattulah nyieun nagara di jero nagara.  Sayid Anwar diistrenan jadi raja Astana Jagat Suralaya. Gusti Allah bendu lantaran idajilaknattulah nyieun nagara di jero nagara Medang Kamulyan. Ti dieu Alam Medang Kamulyan digenjlongkeun ku Gusti Allah, daratan Medang Kamulyan  kakeueum ku cai.  Allah marentah Sayidina Sis supaya nyalametkeun turunan sajatina manusa, Sayid Anwar, Bagenda Syah katut rayina Ratu Padmanagara  ngalalana salila 12.000.000 taun ngambah tata surya  Jagat Raya Semesta. Ari tapel Adam, Hawa, Siti Hunun, katut Dewi Sekar Kancana Wungu ku sapuluh malaikat dibawa ka alam deui ka alam wahidiat, sedengkeun Margana Kancana Sumirat diparentah Ku Gusti Allah kudu ngalalana di sagara Alam Medang Kamulyan tumpak Parahu ciptaan Sayidina Sis AS.

Sayidina Sis digelaran Nabi Hidir ditugaskeun lungsur ka Medang Kamulyan bari sakalian putrana nu lahir ti Delajah baris ditelesan pati, ngan gagal jeung gagal bae ku alatan tipu daya idajil salawasna ngaping, sangkan salamet  incuna disumputkeun di dasar bumi.

Terjemahan : Sayid Anwar berkelana melaksanakan perintah Allah tibalah di Gunung Jagat Buana, disitulah menemukan batok kelapa, dan sumber mata air  dari pohon kayu johar,  air itu dituangkan ke dalam batok. Tiba-tiba dikejutkan oleh suara tangisan bayi, segera diambilnya, air itu dioleskan pada dahi dan sekujur badannya berhenti nangisnya. Bayi  diserahkan kepada Sayidina Sis dan Situ Hunun agar diurus, diberi nama  Sayidina Margana  Surya Kancana Sumirat.

Setelah terjadi bencana akibat perbuatan idajilaknattulah mendirikan negara di dalam negara (Medang Kamulyan). Tuhan marah Medang Kamulyan diguncangkan daratan Medang Kamulyan terendam banjir. Sayidina Sis AS diperintah agar menyelamatkan turunan manusia sejati, berkelanan bersama Sayid Anwar  berkelanan menjelajahi alam tata surya jagat raya selama 12.000.000 tahun. Kemudian Sayid Anwar diangkat menjadi Raja Jagat Suralaya. Adam, Hawa, Siti Hunun dibawa kembali oleh sepuluh malaikat ke alam wahidiat. Sedangkan Margana Surya Kancana Sumirat bersama cucunya diperintah Allah berkelana  menjelajahi lautan naik perahu yang dibuat oleh Sayidina Sis AS.

Sayidina Sis AS diangkat menjadi nabi bergelar Nabi Hidir AS. Diperintah Allah turun ke Medang Kamulyan hendak membunuh Sayid Anwas tetapi gagal dan gagal akibat tipu daya idajil yang selalu mendampingi cucunya, disembunyikan di dasar bumi agar tidak tertangkap.


2.3 Rundayan Sayidina Sis AS
Dari sepasang manusia (Adam dan Hawa) melahirkan dua puluh satu laki-laki dan dua puluh perempuan. Anak bungsunya adalah Sayadina Sys. Menikahi Delajah dan Siti Hunundengan Delajah melahirkan anak laki-laki bernama SAYIDINA ANWAS, perkawinan dengan Siti Hunun melahirkan SAYIDINA ANWAR, yang mempunyai anak bernama MARGANA KANCANA SUMIRAT disebut NABI NUH, menikah dengan DEWI KANCANA WUNGU dan BATARI SANGGA BUANA. Perkawinan Margana Kancana Sumirat dengan Dewi Kancana Wungu melahirkan RATU NUR CAHYA KANCANA disebut BAGENDA SYAH (Prabu Haji Putih 1) dan RATU NURSUCI KANCANA PUTIH disebut PADMANAGARA.

Bagenda Sjah (Prabu Haji Putih 1) mempunyai anak bernama BERHAM, sedangkan Nur Kancana Putih mempunyai anak RATU AGUNG KANCANA PUTIH (Prabu Haji Putih 2). Ratu Berham menikah dengan Batari Pohaci melahirkan : 
1. RATU ARIYA MANAH WENING (Prabu Haji Putih 3). 
2. RATU KANDAGA BUANA, 
3. RATU AJAR AJIAN, 
4. PRABU KANCANA BUANA.

Prabu Haji Putih 3 menikah dengan Batari Sekar Puspa Wijaya Kusumah melahirkan RATU GURUH DEWEH (Prabu Haji Putih 4), mempunyai putra GURU AJIAN (Prabu Haji Putih 5), mempunyai putra : 
1. GURU HAJI PUTIH (Prabu Hji Putih 6), 
2. RATUKOMARA, 
3. RATU AJAR SAKTI. 

Guru Haji Putih /PrabuHaji Putih 6 mempunyai anak : 
1. PANGERAN CINDE KANCANA WULUNG (Prabu Haji Putih 7), 
2. DEWI PURNAMASARI, 
3. DEWI RENGGANIS, 
4. RATNA SUMINAR, 
5. PUTRI KOMALA KANCANA SUMIRAT.

Perkawinan MARGA KANCANA SUMIRAT (Nabi Nuh) dengan BATARI SANGGA BUANA KANCANA SUMIRAT melahirkan lima pasang anak kembar laki-laki dan  perempuan.
1. Ariya Surya Wening dinikahkan dengan Dewi Kancana Surya Suminar melahirkan anak cucu di Tatar Pasundan Nagara Parahyangan Nusa Jawa Dipa, ras kulit sawo matang. 
2. Ariya Sugawa dinikahkan dengan Dewi Supali melahirkan anak cucu di daratan Asia ras kulit coklat-koneng.
3. Ariya Niger dinikahkan dengan Dewi Sumireng melahirkan anak cucu di daratan Afrika, ras kulit hitam. 
4. Ariya Sumawa dinikahkan dengan Dewi Sumali melahirkan anak cucu di daratan Amerika, ras kulit merah (suku Indian). 
5. Ariya Suminar dinikahkan dengan Dewi Sugali melahirkan anak cucu di daratan Eropa, ras kulit putih.

Daratan kutub Utara dan Selatan tidak ditempati umat manusia karena daerah pegunungan es salju di Alam Buana Panca Tengah. Benua Australia merupakan daratan kosong. Nabi Nuh memerintah Ariya Niger dan Dewi Sumireng menempati daratan Australia yang menurunkan bangsa Aborigin kulit hitam sama dengan penduduk Afrika. Sedangkan Sayidina Anwas melahirkan anak cucu ras kulit kuning, hitam, abang, Bani Israil, dan  Yahudi.

Anak cucu Adam beranak pinak berevolusi dengan alam lingkungan mendenyutkan nadi kehidupan yang terus bergerak maju dengan hitungan waktu dan angka yang tidak pernah terhenti merangkai waktu, hari bulan, tahun, dan abad. 

Sayidina Sis AS mendirikan kerajaan MEDANG LARANGAN nusa jawa Dipa. Medang artinya cahaya. Larangan artinya suatu tempat yang disakralkan  (disucikan/dikeramatkan) berada dalam kehidupan manusia di Alam Jagat Kabir (Alam Dunia).


2.4 Sayidina Margana Kancana Sumirat
Margana Kancana Sumirat ngalalana ngambah sagara naek parahu nyorangan hirupna di Alam Medang Kamulyan Alam Buana Panca Tengah kualatan garwana dicandak ku tapel Adam, Babu Hawa, jeung Siti Hunun dibawa deui ka Alam Wahidiat nyaeta alam sajatina Allah Ta’ala. Salila ngalalana diaping ku Uyut Semar dugi ka rengsena ngalalakon pancen gawe ti Allah Ta’ala kalayan dipasihan gelar Nabi Enoh Alaehissalam, jadi pamingpin umat di Alam Buana Panca Tengah. Gelar kanabian supaya nuluykeun tapak lacak akina Sayidina Sis As. Nya salila 12.000.000 tahun ngalalana di Alam Buana Panca tengah teu leupas tina pangamping uyutna (Semar). Alam Bua Panca tengah dicpta ku Gusti Allah ngawujud jadi Alam jagat Kabir, alam dunya jagat rame ku ayana manusa nu ngeusian tujuh daratan (nusa).

Satuluyna Uyut Semar penjelmaan nabi Hidir nyipta putri geulis kakasih Batari Sangga Buana Kancana Sumirat dijodokeun ka Sayidina Marga Kancana Sumirat (Nuh), gaduh putra lima kembar, sabada manjing dewasa dijodo-jodokeun. Ariya Surya Wening dijodokeun ka Dewi Kancana Surya Suminar, nurunkeun anak incu di tatar Pasundan Nagara Prahyangan Jawa  Dipa bakal jadi musuh satru kabuyutan jeung turunan Sayid Anwas nu nyipta bangsa nyaeta ras kulit koneng, ras koneng, ras abang, bani israil jeung yahudi.

Ariya Sugawa dijodokeun ka Dewi Supali ditugaskeun ngalalana ka daratan Asia ngarundaykeun bangsa ras kulit coklat jeung koneng. Ariya Neger dijodokeun ka Dewi Sumireng, ngalalana di daratan Afrika ngarundaykeun bangsa ras kulit hideung. Ariya Sumawa dijodokeun ka Dewi Sumali, ngalalana di benua Amerika ngarundaykeun bangsa ras kulit beureum (Indian). Ariya Suminar dijodokeun ka Dewi Sugali, ngalalana di daratan Eropa ngarundaykeun bangsa ras kulit bodas (bule).

Daratan kaler jeung kidul teu dicicingan ku umat manusa lantaran daerah salju es abadi di Alam Buana Panca Tengah, dina jaman ieu mah kakara aya genep daratan (benua) sedengkeun daratan nu disebut benua Australia mangrupakeun daratan kosong, saterusna Nabi Noh AS marentah putrana Ariya Niger jeung Dewi Sumireng  kakasih Sanghyang Australia ngeusian benua kosong ngarundaykeun  bangsa Aborigin kulit hideung sarua jeung di benua Afrika. Turunan Nabi Noh pacampur jeung manusa titisan idajilaknattulah salawasna nimbulkeun papaseaan, silih binasa jeung jeung sasama (perang). Turunan manusa titisan idajil laknattullah nyaeta  Kabil.

Literatur Islam menerangkan tentang Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dalam masa kekosongan antara dua rasul. Dalam masa ini manusia berangsur-angsur melupakan ajaran agama Allah, timbulah perbuatan musyrik, meninggalkan kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan. Pemujaan terhadap berhala terjadi dimana-mana. Dalam firman Allah : ”Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: ”Sesungguhnya kami meandang kamu berada dalam kesatan yang nyata” (QS.7:60).

Nabi Nuh memberikan kabar akan adanya ganjaran berupa sorga dan kenikmatannya bagi mereka yang beramal saleh, dan balasan siksa neraka bagi mereka yang membangkang perintah Allah, mereka adalah golongan  mungkar yang berlumuran dosa dan kemaksiatan.

Nabi Nuh berdakwah selama 500 tahun, pengikut Nabi Nuh yang beriman hanya sedikit yaitu kurang dari seratus orang. Nabi Nuh berdoa : “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas permukaan bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan, selain anak yang berbuatmaksiat lagi sangat kafir”. 

Allah Ta’ala mengabulkan do’a Nabi Nuh dengan memberi petunjuk agar Nabi Nuh membuat perahu dan kaumnya yang beriman akan selamat. Sedangkan bagi kaum yang ingkar akan ditenggelamkan dengan banjir yang sangat besar, sehingga tak seorangpun dari mereka ada yang selamat, semua akan binasa.Pada saat Nabi Nuh membuat perahu besar (kapal) dari pohon kayu jati mereka yang tidak beriman memperoloknnya bahwa Nabi Nuh telah miring otaknya, tetapi tak mempedulikan penghinaan mereka, terus bekerja keras membuat kapal sampai selesai.

Umat Nabi Nuh yang beriman naik kapal, tiba-tiba awan hitam berarakan disertai angin kencang, langit pun mendung. Hujan turun lebat disertai kilat bersahutan, dentuman petir mengguncangan bumi, mereka panik berhamburan menyelamatkan diri ke setiap arah. Anak Nabi Nuh Kan’an yang sombong  tidak menghiraukan ajakan ayahnya. Terjadilah banjir besar sedunia, kapal Nabi Nuh diombang-ambingkan badai maha dasyat menjelajahi lautan bersandar di pulau kosong, Nabi Nuh dan mereka yang beriman selamat dari maut. Sesudah banjir mereda Nabi Nuh diperintah turun dari kapalnya, selamatlah pengikut Nabi Nuh yang beriman, sedangkan orang-orang kafir mati dalam keadaan durhaka. Hanya pengikut Nabi Nuh yang hidup menempati bumi.




LAMPIRAN :

Rundayan Tapel Adam
Adam x Hawa

Sayyidina Sis A.S x Siti Hunun : Sayid Anwas, yang menurunkan Para Nabi.
Sayyidina Sis A.S x Dlajah : Sayid Anwar

Sayid Anwar  x  Tirta Kancana :
                                                                     
 
Margana Kancana Sumirat (Nabi Nuh) x Dewi Kencana Wangu  (istri ke 1) :
                       
1. Ratu Nur Surya Kancana (Bagenda Syah Gelar Prabu Haji Putih 1)
2. Ratu Suci Kancana  (Padmanagara)
   
Margana Kancana Sumirat (Nabi Nuh)  x  Batari Sangga Buana (Istri ke 2) :
                             
1. Aria Surya Wening  x  Dewi Kancana Surya Suminar : (menurunkan  anak  cucu  cikal  bakal  suku  bangsa  di tatar Sunda Jawa Dipa, ras kulit sawo matang).
2. Aria Sugawa  x  Dewi Supali (Menurunkan anak cucu ras kulit koneng, coklat, cikal bakal  suku bangsa di daratan Asia)
    a. Putri Wulandari Kancana Sari
    b. Raden Ayu Rara Surya Manik
    c. Nyi Mas Raden Naga Ningrum
3. Aria Niger  x  Dewi Sumireng (Menurunkan anak cucu ras kulit hitam cikal bakal suku bangsa di daratan Afrika).
4. Aria Sumawa x Dewi Sumali (Menurunkan anak cucu ras kulit beureum (suku Indian), cikal bakal suku bangsa di benua Amerika).
5. Aria Suminar  x  Dewi Sugali (Menurunkan anak cucu ras kulit putih cikal bakal suku bangsa di daratan Rusia dan benua Eropa/bule).

Bagenda Syah x Batari Pohaci (Prabu Haji Putih 1) :

            
1. Ratu Aria Manah Wening (Prabu Haji Putih 2)
2. Ratu Kandaga Buana
3. Ratu Ajar Ajian
4. Prabu Kancana Buana

Ratu Aria Manah Wening  x  Sekar Puspa Wijaya Kusumah :
Ratu Guruh Deweh  (Prabu Haji Putih 3) :
Ratu Guru Ajian   (Prabu Haji Putih 4, menurunkan anak cucu di Ujung Kulon) :
 
Ratu Ariya Jaya Sumirat Kancana Putih : 
(Prabu Haji Putih 5)
1. Pangeran Cinde Kencana Wulung (Prabu Haji Putih 6)
2. Dewi Purnama Sari
3. Dewi Purnama Sari
4. Dewi Rengganis
5. Ratna Suminar
6. Putri Komala Dewi Kancana Sumirat


Rundayan Ismaya Jati

Ismaya Jati (putra ke 3 Nabi Sys)
1. Bataru Pohaci
2. Batari Putri Manah Wening (Sekar Puspa Wijaya Kusumah)
3. Batari Kancana Sari
4. Batari Surya Kancana Putih
5. Batari Wulandari Wijaya Kusumah
6. Batara Rangga Seta Kancana Putih
7. Batara Rangga Seta Kancana Wungu (Resi Jagat Surya)
8. Batara Gandara Kusumah (Balung Tunggal)
9. Batara Sukma Ariya Manik (Banteng Wulung)
10. Batara Sekar Dewata

3. Batari Surya Kancana Sari :
   (1) Dewi  Purnama Sari
   (2) Putri Dewi Kananga Wulung
   (3) Putri Kancana Manik
   (4) Inten Sekar Dewata
   (5) Lingga Sekar Inten
   (6) Nurmala Wangi (Ratu Curuban)
   (7) Batari Sari Ratih  X Prabu Jaya Laksa :
         a. Purba Rarang
         b. Purba Kancana
         c. Purba Manik
         d. Purba Leuwih
         e. Purba Dewata
         f. Purba  Asih

4. Batari Surya Kancana Putih :
    (1) Dewi Pramanik
    (2) Purba Sari
    (3) Putri Ratu Menak Sari
    (4) Putri Kancana Dewata
    (5) Dewi Pursita
    (6) Ratu Lingga Kancana Putih
    (7) Nyi Endang  Permana Sari  Dewata

5. Batari Wulandari Wijaya Kusumah :
    (1) Ratna Suminar
    (2) Putri Rara Sumirat
    (3) Rara Ayu Nurmala Sari
    (4) Putri Inten Dewata Wangi
    (5) Raden Mas Sekar Ayu Lingga Wangi
    (6) Dewi Kania
    (7) Nyi Layung Kancana Sari

6. Batara Rangga Seta Kancana Putih :
    (1) Ratu Ariya Rangga Surya Pati x Dewi Ayu Rara Angga Pati:
    (Generasi penguasa Segi Tiga Bermuda)
    (2) Ratu Aria Jaya Manik Surya Putih x Raden Sekar Putih
    (Menurunkan raja-raja Nusa Bali, Lombok, Plores).

7. Batara Rangga Seta Kancana Wungu 
(Resi Jagat Surya) :
      (1) Prabu Jaya Lodra Paksi (jaman wayang) :
      a. Ratu Aria Sukma Jati
      b. Raden Asih Mayang Sulasih x Raden Tugangga
      c. Raden Diah Antaga Sari :
          1. Ratu Sekar Indah Surya Intan Dewata
          2. Raden Mayang Nila Dikusumah
          3. Raden Asih Sekar Suwangsa x Dewi Anjani 
             a. Resi Subali :   - Surya Antaga
                                        - Rd. Anggada
                                        - Rd.Handayani         
             b. Rd.Sugriwa :  - Rd. Hanggada
                                        - Rd. Tugangga
                                        - Rd. Hambali
             c. Resi Sumali  : - Resi Supala
                                        - Resi Antaga
                                        - Resi Andaga
             d. Resi Supali  : - Rd. Jaya Diningrat
                                        - Rd. Braja Wiguna
                                        - Rd. Pandu Dewa Nata

(2) Prabu Putu Sukma Aji Diningrat :
     a. Prabu Aria Surya Dewa :
   - Dewi Ratih Kusuma Diningrat
   - Rd. Anggana Surya Diningrat
   - Rd. Sekar Wijaya Kusumah
               b. Prabu Darma Jaya Laksana :
                   1. Putri Rahayu Purba Wangi :
                       - Rd. Aria Somantri
                       - Rd. Sukrasana
                       - Rd. Suwangsa
                       - Resi Manggala Dilaga
                  2. Rd. Sondjaya Kusumah :
                      - Resi Ajar Wangsa
                      - Resi Adi Wiguna
                      - Resi Aria Jaya Wiguna

               c. Prabu Pandu Dilaga x Rd. Kurnia Sari Asih :
                   - Rara Asih Purwa Manik
                   - Dewi Anggraeni
                   - Dewi Panca Wati

                  3. Batara Aria Ratu (pada masa kerajaan Talaga Putih berdiri) :
                      a. Ratu Aria Wijaya Kancana Sumirat :
                          - Rd. Surya Kancana Manik
                          - Rd. Puspa Kancana Putih
                          - Rd. Endang Mayang Komala Sari
                          - Rd. Kumala Kancana Sari
                      b. Resi Agung Surya Dilaga :
                          - Sanghyang Rangga Wesi
                          - Sanghyang Rangga Wisesa
                          - Sanghyang Rangga Paksi
                      c. Prabu Rangga Seta :
                          1. Sunan Aria Braja Saketi :
                              - Tumenggung Adi Wangsa
                              - Panembahan Rangga Surya
                              - Surya Paksi Dikusumah
                          2. Dewi Asih Sulagela :
                              - Nyi Mas Menak Wangi
                              - Rd. Ayu Surya Manik
                              - Rd. Rara Sekar Kusumah

                    4. Prabu Surya Raga Manik :
                         a. Rd. Marga Surya Dilaga :
                             - Sangyang Raga Pati
                             - Sanghyang Rangga Diwangsa
                             - Sanghyang Rarang Kancana Sari
                         b. Rd. Rangga Surya :
                             - Putri Sekar Tanjung
                             - Putri Sekar Kancana
                             - Putri Sekar Rahayu
                         c. Rd. Putri Sekar Linjung :
                             - Panembahan Braja Sewu
                             - Tumenggung Adipati Surya Putih
                             - Sunan Demang Diwangsa
             d. Rd.Putri Sekar Rahayu :
                - Rd. Aria Jaya Kusumah
                - Rd. Rara Manik Surya Asih
             e. Rd. Wiguna Darma Saketi :
                - Dewi Limar Pinjung
                - Dewi Arum Surya Wangi
                - Dewi Antaga Kanacana Putih
                - Dewi Rara Purba Jaya
                - Dewi Sri Ratna Ayu
                - Dewi Ratih Rara Surya Dewata

     5. Ratu Layung Kancana Sari Surya Manik : 
         (menurunkan raja-raja di Jawa Tengah dan Jawa Timur)
                    - Batara Ratu Jaya Sumirat Kancana (Nunggul Pinang)

8. Batara Gandara Kusumah (Balung Tunggal):
              - Rd. Geger Kancana Buana : - MundingLaya Dikusumah
              - Rd. Geger Kancana Sari     : - Dewi Asih

9. Batara Sukma Aria Manik (Banteng Wulung)
      - Sanghyang Gajah Lumayung (Ratu Aria Jagat Kasih) :
        1. Prabu Aria Komara Wangi :
            a. Prabu Anom Jaya Asih :
                - Sanghyang Watu Wesi :
                   - Rd. Andaya :
                   - Resi Ajar Laksana
                   -  Resi Ajar Sonjaya
                - Rd. Andyi :
                   - Rd. Sumarsana
                   - Rd.Sumarsani
            b. Ratu Braja Gilang Kancana Putih :
                - Rd. Langlang Darma  : - Ratu Jin di Gunung Watu
                - Rd. Aria Kanangsang : - Ratu Jin di Gunung Rakata
                - Rd. Aria Gurangsang
            c. Ratu Anom Jagat Diwangsa : 
                - Surya Manggala Pati :
                - Sura Manggala Paksi
                - Sura Manggala Wisesa
                - Sura Manggala Wiguna
                - Sura Manggala Dibraja Geni
            d. Ratu Ayu Bidara Putih :
                - Sekar Intan Diksumah
                - Rara Asih Kancana Sari
                - Rara Ayu Sri Wangi
                - Sri Dewi Anjar Wati     
        2. Ratu Ayu Bidara Wangi Sanjaya :
            a. Tumenggung Jaya Sentani :
                 - Sanghyang Anta Pani (Ratu Jin)
                 - Sanghyang Anta Pana
                 - Sanghyang Anta Sari
                 - Sanghyang Anta Boga
                 - Sanghyang Anta Wangi
            b. Tumenggung Jaya :
                 - Rd. Dewi Sumarni
                 - Raden Dewi Wulandari
                 - Raden Nila Wangi
                 - Raden Nirmala Sari
            c. Rd. Kumala Jaya Permana :
                1. Rd. Surya Paksi
                2. Rd. Ambar Sari
                3. Rd. Surya Sari

        1. Prabu Anom Komara Wangi :
            a. Rd. Anom Permana :
                - Aria Sura Pati
                - Aria Sura Diwangsa
                - Aria Sura Dilaga
            b. Putri Endah Juwita Kancana :
                - Resi Adi Kusumah
                - Resi Angga Diwangsa
                - Resi Anggana Kusumah
            c. Putri Jaya Sumirat :
                - Rd. Komar Tohidi
                - Rd. Komara Diningrat
                - Rd. Sumarna Jaya Diwangsa

        2. Raden Sekar Ayu Dikusumah :
            a. Tumenggung Wira Dilaga :
                - Tumenggung Wira Diksumah
                - Tumenggung Wira Diningrat
            b. Raden Asih Purnama Dewi :
                - Rd. Inten Kancana sari
                - Rd. Ratna Sari Dewi
                - Rd. Ratna Dewata
            c. Rara Manik Suya Dewata :
                - Pangeran Aria Sura Diwangsa
                - Pangeran Purabaya
                - Raden Pura Kandaga

            Ratu Durya Permana Sari :    
            1. Ratu Anggar Wati :
                a. Dewi Sekar Mayang Asih;
                    - Tubagus Sura Wiguna (menurunkan pemimpin di Banten)
                    - Tubagus Rangga Surya (menurunkan pemimpin Banten Jero)
                b. Dewi Anjar Wati :
                    - Rd. Rangga Wiguna (menurunkan Demang Rangkas Bitung)
                    - Rd. Angga Jaya Laksana (menurunkan Dalem Jampang Kulon)                                                    2. Ratu Rangga Surya :
                a. Rd. Andaya Paksi Wiguna (menurunkan dalem Cibuluh)
                b. Rd. Ranjana Wiguna  (menurunkan Dalem Jasinga)
                c. Rd. Ranjani Wiguna (menurunkan Dalem Leuwi Liang)
                       
10. Batari Sekar Dewata
        1. Ratu Dewi Pangrenyu :
                A. Prabu Handaga Jaya Wiguna :
                    1. Putri Anjar Wangi :
                        a. Rd.Angsana Diningrat :
                           - Rd. Mas Braja Wiguna
                           - Rd. Asih Puspa Manik
                           - Rd. Aria Kancana Surya Diwangsa 
                        b. Rd. Aria Surya Diwangsa :
                           - Putri Sekar Sulasih
                           - Dewi Putri Suarjah
                           - Putri Ayu Sura Diwangsa 
                        c. Rd. Anggana Kusumah :
                           - Rd. Jaya Komara
                           - Rd. Jaya Kaswara
                           - Rd. Putri Ayu Sura Diwangsa           
                     2. Putri Menak Putih :
- Nyi Mas Rarang Ayu Diwangsa
- Nyi Mas Manik Ayu Lingga Diwangsa
- Nyi Mas Rara Ayu Kancana Wangi
           
               B. Prabu Aji Darma Surya :
                    1. Rd. Aria Sanjaya Sumirat :
                        a. Rd. Legawa (menurunkan Nusa Sasak Lombok)
                        b. Rd. Rangga Asih (menurunkn suku Minang)
                        c. Rd. Legawi (menurunkan suku Bugis)
                   2. Rd. Mangun Direja:
            a. Rd. Bagus Jaya Somantri (menurunkan suku Dayak Burneo)
            b. Rd. Bagus Jaya Surya Laksana  (menurunkan suku Batak-Andalas)
                   3. Prabu Aria Langlang Darma Buana :
                       a. Rd. Guna Dewata :
                           - Rd. Aria Braja Mangun Direja
                           - Rd. Rahayu Kusumah Finingrat
                           - Rd. Sekar Sulasih
                       b. Rd. Jaya Dewata :
                           - Rd. Aria Dewata Surya
                           - Rd. Aria Surya Manik
                           - Rd. Aria Manah Putih
                       c. Rd. Jaka Dewata :
                           - Rara Ayu Sekar Diningrat
                           - Rara Ayu Putri Dewata
                           - Rara Ayu Putri Kusumah Direja         
====================
Sumber :
- Ringkasan Buku Kitab Waruga Jagat (Tapel Adam dan Babu Hawa)

Baca Juga :

Tidak ada komentar