Silsilah Para Raja di Sumedang Larang (Versi Babad Cikundul)
Resiguru Manikmaya adalah Raja seorang pendiri kerajaan Kendan, ia datang dari Jawa Timur. Ia berasal dari keluarga Calankayana, India Selatan. Sebelumnya, ia telah mengembara, mengunjungi beberapa negara, seperti: Gaudi (Benggala), Mahasin (Singapura), Sumatra, Nusa Sapi (Ghohnusa) atau Pulau Bali, Syangka, Yawana, Cina, dan lain-lain. Resiguru Manikmaya menikah dengan Dewi Tirtakancana, putri Maharaja Suryawarman, penguasa ke-7 Tarumanagara (535-561 M). Oleh karena itu, ia dihadiahi daerah Kendan (suatu wilayah perbukitan Nagreg di Kabupaten Bandung), lengkap dengan rakyat dan tentaranya.
Dari perkawinannya mempunyai putra Sang Suraliman Sakti terkenal selalu unggul dalam perang. Sang Suraliman Sakti, menjadi raja Kendan selama 29 tahun (568-597 M). Dalam perkawinannya dengan Dewi Mutyasari keturunan Raja Kudungga asal Bakulapura (Kutai, Kalimantan), Sang Suraliman Sakti mempunyai seorang putra dan seorang putri. Anak sulungnya yang laki-laki diberi nama Sang Kandiawan. Adiknya diberi nama Sang Kandiawati.
Sang Kandiawan (597-612 M) disebut juga Rajaresi Dewaraja atau Sang Layuwatang atau Sang Batara Wisnu. Sedangkan Sang Kandiawati, bersuamikan seorang saudagar dari Pulau Sumatra, tinggal bersama suaminya. Kemudian Sang Suraliman Sakti digantikan oleh Sang Kandiawan yang ketika itu telah menjadi raja daerah di Medang Jati atau Medang Gana. Oleh karena itu, Sang Kandiawan diberi gelar Rahiyangta ri Medang Jati.
Setelah Sang Kandiawan menggantikan ayahnya menjadi penguasa Kendan, ia tidak berkedudukan di Kendan, melainkan di Medang Jati (Cangkuang, Garut).
Sebagai penguasa Kendan ketiga, Sang Kandiawan bergelar Rajaresi Dewaraja. Ia punya lima putra dari perkawinannya dengan Batari Dewi Sri di negeri Medang Kamulan, masing-masing bernama Mangukuhan, Karungkalah, Katungmaralah, Sandanggreba, dan Wretikandayun (seoarag pendiri Kerajaan Galuh). Kelima putranya, masing-masing menjadi raja daerah di Kulikuli, Surawulan, Peles Awi, Rawung Langit, dan Menir. Lokasi kerajaan bawahan Kendan tersebut berada di sekitar Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut.
Maharajaresi Wretikandayun (612 – 702 M) selaku Prabu Galuh pertama menikah dengan Dewi Manawati alias Candraresmi putri Bagawat Resi Makandria. Mempunyai tiga orang putra, yaitu
1. Sempakwaja (lahir tahun 620 M) menikah dengan Pohaci Rababu alias Dewi Wulansari mempunyai putra dua orang:
a. Prabu Purbasora (716 – 726 M) selaku Prabu Galuh ke-4 menikah dengan Citra Kirana memiliki putera Patih Wijayakusuma, Patih Wijayakusuma berputra Prabu Adi Mulya Sanghiyang Cipta Premana Dikusuma (726 – 732 M)
b. Demunawan menikah dengan Dewi Sangkari mempunyai putra Tambakwesi, dan Tambakwesi mempunyai putra Kretaneggala, Kretaneggala mempunyai putri 2 orang pertama Nyi Kancanawangi yang dinikahi Sang Manarah alias Surotama alias Prabu Ciung Wanara (739 – 783 M) selaku Prabu Galuh ke-7 putra Prabu Adi Mulya Sanghiyang Cipta Premana Dikusuma (726 – 732 M) selaku Prabu Galuh ke-5 bin Patih Wijaya Kusuma bin Prabu Purbasora bin Sempakwaja bin Wretikandayun bin Kandiawan bin Suraliman Sakti bin Manikmaya, seorang pendiri Kerajaan Kendan (Cicalengka), kedua Nyi Kancanasari yang dinikahi Rakeyan Banga alias Prabu Kamarasa (739-766 M)
2. Jantaka alias Resiguru Wanayasa alias Rahyang Kidul (lahir tahun 622 M), berputra Patih Bimaraksa (Ki Balangantrang) menikah dengan Dewi Komalasari putri Dewi Sawitri istri kedua Sang Prabu Purbasora, maka berputra dua:”
a. Prabu Guru Aji putih alias Haji Purwa Sumedang (678-721M)
b. Dewi Sekarwangi / Dewi Sekar Kancana, Dewi Sekarwangi berputra Dewi Naganingrum alias Dewi Maduwangi yang dinikahi Prabu Adi Mulya Sanghiyang Cipta Premana Dikusuma (726 – 732 M)
c. Usoro
d. Siti putih
3. Prabu Amara alias Sang Kumara alias Mandi Minyak (lahir tahun 624 M) berkuasa pada tahun (702 – 709 M) selaku Prabu Galuh ke-2, menikah dengan Dewi Parwati putri Kartikeya Shinga dari Bumi Sambhara Kerajaan Kalingga selatan berputra Sannaha yang dinikahi Sanjaya putra Sena alias Bratasenawa (709 - 716 M) selaku Prabu Galuh ke-3 bin MandiMinyak dari hasil perselingkuhan dengan Dewi Wulansari alias Pohaci Rababu istri Sah Kakaknya Batara Sempakwaja.
Prabu Guru Aji Putih alias Haji Purwa Sumedang dari hasil pernikahan dengan Dewi Nawang Wulan (Ratna Inten) memiliki empat orang putra :
a. Batara Kusumah alias Batara Tuntang Buana alias Prabu Tajimalela,
b. Sakawayana alias Aji Saka,
c. Haris Darma
d. Jagat Buana alias Langlang Buana.
2. Prabu Agung Resi Cakrabuana alias Prabu Tajimalela alias Prabu Pancar Buana, Pendiri Kerajaan Himbar Buana yang berarti menerangi alam.
Prabu Tajimalela pernah berkata "Insun medal; Insun madangan" artinya Aku dilahirkan; Aku menerangi. Kata Sumedang diambil dari kata Insun Madangan yang berubah pengucapannya menjadi Sun Madang yang selanjutnya menjadi Sumedang. Ada juga yang berpendapat berasal dari kata Insun Medal yang berubah pengucapannya menjadi Sumedang dan Larang berarti sesuatu yang tidak ada tandingnya.
1. Prabu Lembu Agung alias Prabu Lembu Peteng Aji
2. Prabu Gajah Agung alias Raden Atmabrata (Raja Sumedang Larang I)
3. Sunan Geusan Ulun Yang menurunkan ke Limbangan, Karawang dan Brebes,
Prabu Gajah Agung alias Raden Atmabrata (Raja Sumedang Larang I) berputra:
- Raden Wirajaya / Sunan Pagulingan (Raja Sumedang Larang II)
1. Ratu Ratnasih atawa Ratu Istri Raja Mantri tinggal di Kerajaan Pajajaran di Pakuan Serang-Banten setelah menikah dengan Sri Baduga Raden Pamanah Rasa di Pakuan Bogor, berputra Sang Surasowan alias Prabu Munding Sari II mertua Sunan Gunung Jati Cirebon.
2. Raden Mentalaya / Sunan Guling - (Raja Sumedang Larang III) berputra :
- Raden Tirta Kusuma / Sunan Tuakan (Raja Sumedang Larang IV) berputri :
- Sintawati (Ratu Sumedang Larang V) dinikahi oleh Batara Sakawayana gelar Sunan Parung alias Sunan Corenda, dan dari Mayangsari putri Ratu Dewata bin Prabu Surawisesa, Sunan Corenda memperoleh seorang puteri yang diberi nama Ratu Wulansari. Ratu Wulansari menikah dengan Raden Rangga Mantri alias Sunan Parung Gangsa gelar Prabu Pucuk Umum putra Prabu Munding Sari leutik gelar Prabu Pucuk Umum bin Sang Surasowan (Prabu Munding sari II).
Dari Nyimas Sintawati (Ratu Sumedang Larang V) berputri :
- Nyimas Satyasih gelar Ratu Pucuk Umum (Ratu Sumedang Larang VI) x Pangeran Kusumahdinata gelar Pangeran Santri alias Ki Gedeng Sumedang putra Sayyid Muhammad (Pangeran Palangkaran) bin Sayyid Abdurrahman bin Syekh Datuk Kahfi Cirebon.
- Pangeran Angkawijaya gelar Prabu Geusan Ulun (Raja Terakhir Pajajaran di Serang Banten mulai dari 22 April 1578 / 14 Safar 986 H sampai dengan tanggal 11 bagian terang bulan, pada bulan Wesaka tahun 1501 Saka atau tanggal 8 mei 1579 Masehi atau pada hari jum`at tanggal 11 Rabi`ul awwal 987 Hijriyah) dan ( Raja Sumedang Larang VII 1580 - 1608 M )
Prabu Geusan Ulun memiliki tiga orang istri : yang pertama Nyi Mas Cukang Gedeng Waru putri Sunan Pada alias Prabu Mundingsari leutik bin Sang surasowan alias Ki Gedeng Kawung Anten alias Prabu Mundingsari Ageng; yang kedua Ratu Harisbaya dari Cirebon, dan yang ketiga Nyi Mas Pasarean. Dari ketiga istrinya tersebut ia memiliki dua puluh orang anak :
Dari Isteri ke 1 : Nyi Mas Gedeng Waru, putra Sunan Pada , yaitu :
1. Pangeran Rangga Gede Koesoema Dinata IV
2. Rd. Aria Wiraradja I alias Pangeran Lemah Beureum berputra Rd. Aria Wiraradja II alias Rd. Arya Tanggeran I alias Rd. Arya Wangsakara Tangerang Banten.
3. Kiyai Kadoe Rangga Gede
4. Kiyai Rangga Patra Kelana
5. Kiyai Aria Rangga Pati
6. Kiyai Ngb. Watang
7. NM. Demang Tjipakoe
8. NM. Ngb. Martajoeda
9. NM. Rangga Wiratama
10. Rd. Rangga Nitinagara
11. NM. Rangga Pamade
12. NM. Dipati Oekoer
Dari Isteri ke 2 : Ratu Harisbaya, putra Pangeran Adipati Katawengan, yaitu :
13. Raden Aria Suriadiwangsa II Rangga Gempol I Koesoema Dinata III
14. Pangeran Tumenggung Tegal Kalong 16. Rd. Kartadjiwa
Dari Isteri ke 3 : Nyi Mas Pasarean,, putra dari Sunan Saringsingan, yaotu :
13. Kiyai Demang Tjipaku17. Rd. Mangoenrana
18. Rd. Tampangkil
19. NR. Soemalintang
20. NR. Noestawijah
Post a Comment