Petilasan Prabu Tadjimalela Di Gunung Batara Guru Limbangan

Sampurasun.

Sebelum kami naik ke puncak Gunung Batara Guru, team investigasi cagar peradaban dan purbakala, khususnya yang berada diwilayah Limbangan, singgah dulu disebuah pelataran yang berada ditengah pesawahan dikaki gunung, menurut cerita dari mulut kemulut masyarakat setempat.

"Tempat tersebut sebuah petilasan bekas terjatuhnya Prabu Tadjimalela raja dari kerajaan Sumedanglarang dengan Sunan Rumenggong penguasa kerajaan Galih Pakuan, ketika adu/uji kesaktian yang dilakukan diudara (antara darat dan lapisan awan) namun pada suatu ketika, Prabu Tajimalela terkena serangan dan terjatuh ke darat (murag ti langit) dan tempat terjatuhnya berada diarea tersebut," kata Bu Deudeuh Art

Perlu kita telusuri (investigasi) informasi lebih jauh lokasi tersebut tentang siapa sebenarnya yang berkaitan dengan situs tersebut beserta data pendukung sebagai bukti.

Menurut catatan Prabu Tadjimalela memerintah Sumedang Larang dikisar abad 8 Masehi (721 - 778 M) dan 
Sunan Rumenggong / Prabu Layaran Wangi, hidup kisaran di abad 14 M sampai dengan abad pertengahan 16 M, dengan assumsi  menurut sajarah Silsilah Asal-Usul Limbangan, bahwa Sunan Rumenggong, lahir sekitar 1415 M, dan Sunan Rumggenggong masih keturunan Prabu Jaya Dewata (Prabu Siliwangi) dari Nyi Putri Inten Dewata (putra Dalem Pasehan Timbanganten) dan masih saudara dari Sunan Ranggalawe (Ratu Timbanganten). 

Hal ini tentu tak mungkin Petilasan Prabu Tadjimalela yang ada di Gunung Batara Guru Limbangan tersebut petilasan bekas terjatuhnya Prabu Tadjimalela raja dari kerajaan Sumedanglarang dengan Sunan Rumenggong penguasa kerajaan Galih Pakuan, ketika adu/uji kesaktian yang dilakukan di udara (antara darat dan lapisan awan) namun pada suatu ketika, Prabu Tajimalela terkena serangan dan terjatuh ke darat (murag ti langit) dan tempat terjatuhnya berada diarea tersebut.



Cerita Forkrlore dari Pak Kuncen Sunan Rumenggong, mengenai adu kesaktiannya Sunan Rumenggong dengan Prabu Tajimalela dari Sumedanglarang, kemungkinan adu kepandainya dengan Prabu Tajimalela dari kerajaan Panjalu Ciamis karena sejaman dengan Sunan Rumenggong atau Prabu Layaran Wangi yang hidup diantara abad 14-15 Masehi, sedangkan Prabu Brata Kusuma Tajimalela hidup jauh dimasa sebelumnya yaitu abad 6 - 7 Masehi.


Berdasarkan babad layang Darmaraja Prabu Lembu Agung adu kepandaian dengan Prabu Lembu Andaka seorang Raja dari Pulau Sumatera, lalu Prabu Tajimalela pergi ke Sumatera malah ada tempat di Sumatera yaitu Prabumulih ada hubungannya Prabu Tajimalela Tuntang Buana, yang pergi ke daerah tersebut dan pulang lagi (Prabumulih).

Berdasarkan "Silsilah Keturunan Raja Sumedanglarang Yang Mengalir ke Limbangan dan Berebes".  Sunan Rumenggong adalah keturunan Sunan Geusan Ulun atau Sunan Ulun atau Mariana Jaya, dengan silsilah sebagai berikut :

Prabu Tajimalela (Brata Kusuma / Batara Tuntang Buana, Resi Cakrabuana) Raja Sumedang Larang (721 - 778 M), berputra :
1. Prabu  Lembu Agung  (Aria Surya Agung /Jaya Brata), Raja Sumedang Larang ke 2
2. Prabu Gadjah Agung (Aria Kancana Agung / Atma Brata), Raja Sumedang Larang ke 3
3. Sunan Ulun / Sunan Geusan Ulun / Resi Wahyu Cakraningrat (Aria Jaya Agung / Mariana Jaya).

Sunan Ulun  (Aria Jaya Agung / Mariana Jaya) adalah putra bungsu Prabu Tadjimalela. Beliau tidak menjadi Raja Sumedanglarang, akan tetapi menjadi sosok Penatagama yang mengajarkan (agama tauhid) di kawasan Limbangan. Kemudian menetap dan mendirikan sarana-sarana ibadah.

Menurut Sejarah Rundayan Keluaraga Limbangan Garut, Sunan Derma Kingkin adalah saudaranya Sunan Dayeuhmanggung. Beliau adalah Raja di Kerajaan Permana Puntang Timbanganten.

Menurut Sejarah Limbangan dan Timbanganten. Sunan Derma Kingkin mempunyai 3 orang Putra, yaitu :
1. Sunan Ranggalawe (Putra Dalem Pasehan Timbanganten).
2. Sunan Rumenggong (Prabu Jaya Kusumah).
3. Sunan Patinggi (Buniwangi Cikuluwut Limbangan).

Baca Juga :