Cerita Lemah Sagandu (Sundaland/Nusantara/Nusa Jawa)

DASAR 

Artinya : 48. Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan
batu ujian[421] terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu[422], Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,  (QS. Al-Maidah : 48).


[421] Maksudnya: Al Quran adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam Kitab-Kitab sebelumnya.
[422] Maksudnya: umat Nabi Muhammad s.a.w. dan umat-umat Nabi Rasul yang sebelumnya.



(1). PENTINGNYA MENGETAHUI SEJARAH :

- QS. Yusuf  : 111

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kisah-kisah/kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman (Pikeun anu percaya/sanés kanggo jalmi Muslim wungkul)”.

Catatan :
a.   Pengajaran bagi yang Berakal!...
b. Membenarkan pengajaran (kisah-kisah/kitab-kitab) sebelumnya, bukan untuk menghapuskan/meniadakan Pengajaran sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW.
c.   Menjelaskan segala sesuatu
d.   Petunjuk dan Rahmat bagi yang Beriman/Percaya.

- Masa Hidup NABI MUHAMMAD SAW, Tahun 570-632 /ABAD 6-7 Masehi. Bagaimana Keberadaan SEJARAH, AJARAN di NUHSANTARA/NUHSA JAWA sebelum, semasa dan sesudah Nabi Muhmmad SAW wafat di Madinah/Yatsrib (Jazirah Arab)???


(2). MENGENAL SEJARAH BANGSA/SUKU (LITA 'ARAFUU)

 
- QS. Al Hujuraat : 13
Artinya : 13 :
Hai manusia, Sesungguhnya KAMI menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling TAQWA diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Mengenal KETETAPAN Allah SWT CIRI   “Syi’ar” Metode dan CARA “Syari


A.  Mengenal Ciri–Cara dari Laki-laki dan Perempuan.
Contoh dalam  menutup  Aurat,  dan sebagainya.

B.  Mengenal Penanggalan Tahun (Tonggak Sejarah Bangsa)
Contoh 1 SURO 1948 SAKA = 1 MUHARAM 1436 Hijriah = 25 OKTOBER-2014 Masehi

C. Mengenal Bahasa sebagai CIRI dari sebuah “Kaum/Bangsa”.

a). AYAT-AYAT ALLAH DISAMPAIKAN DENGAN BAHASA ARAB
- QS. Asy-Syuura : 7
Artinya :
Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Quran dalam bahasa ARAB, supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Jahannam”.
 
- QS. Fushshilat : 3-4
Artinya :
Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, Yakni bacaan dalam bahasa ARAB, untuk kaum yang mengetahui, 4. Yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka (kaum yang mengetahui bahasa ARAB) berpaling, tidak mau mendengarkan. (Kaum ARAB JAHILIYYAH dan kaum ARAB lainnya)”.

- QS. Fushshilat : 44
Artinya :
Dan Jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa ASING (ajam) sedang (Rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka. mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh”.
 
b). AYAT-AYAT ALLAH DISAMPAIKAN DENGAN BERBAGAI BAHASA
- QS. Ibrahim : 4
Artinya :
Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa (Lisan) kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana”.
 
- QS. Al Maidah : 48

Artinya : Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan (Syareat) dan jalan yang terang (Syir’atan Waminhaajan)”.

c). AYAT ALLAH/HYANG/GUSTI (TIDAK ADA YANG MENANDINGINYA).
- QS. Adz-Dzariyaat :20-21.
Artinya : 20. Dan di bumi itu terdapat ayat-ayat (kekuasaan Allah/Hyang/Gusti) bagi orang-orang yang yakin.

3). Mengenal Sejarah Utusan Allah/Rasulullah “Manusia Penerima Wahyu”.
Ada yang diceritakan (Nabi, Rasul, Kitab) sebagaimana yang dikisahkan dalam Al-Quran maupun Al-Hadist dan Ada pula (Nabi, Rasul, Kitab) yang TIDAK diceritakan didalam Al-Qur‟an maupun didalam Al-Hadist (di Jazirah ARAB).

- QS. An-Nisa:164.
Artinya :164. Dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.

- QS. Al-Mu‟min:78.
Artinya : 78. Dan Sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah (Hyang/Gusti); Maka apabila telah datang perintah Allah (Hyang/Gusti), diputuskan (semua perkara) dengan ADIL. dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

- QS. Al-Baqarah : 136.
Artinya : Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah (Hyang/Gusti) dan apa yang diturunkan kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi (ParaHyang) dari Tuhannya. Kami tidak membedabedakan seorangpun diantara mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".


4). SURAH NABI NUH

Nabi Nuh a.s Surat ke : 71, Surat Nuh Ayat 1 s/d 28 :
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan) 
: "Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih",

Nuh berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu, (yaitu) sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku,

niscaya Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui".

Nuh berkata: "Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran).

Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.

Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan, kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam, maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.

Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian.

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?

Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?

Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya.

Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu".

Nuh berkata : "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka, dan melakukan tipu-daya yang amat besar".

Dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa', yaghuts, ya'uq dan nasr".

Dan sesudahnya mereka menyesatkan kebanyakan (manusia); dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan.

Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah.

Nuh berkata: "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.

Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir.

Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan
”.

===============



Ini hanya mengungkapkan simpang siurnya "Lemah Sagandu" dalam babad Cipaku Darmaraja yang konotasi menjadi dimana Tembong Agung menjadi Lemah Sagandu, seperti dalam judul Muludan di Yayasan Demang Cipaku "YKDC" dengan Judul : "Tanah Berkah Lemah Sagandu Tembong Agung", padahal lemah Sagandu mempunyai konotasi yang luas yaitu Sundaland atau Nusantara (Nuh-Santara) atau Nusa Jawa (Nuh-Sa Jawa/Pulo Sapi).

Saur Sepuh baheula-baheula deui sundaland ieu dunya jadi lautan, dina waktu jaman nabi Enoh sadayana pramu-pramunggu tanah sunda naraek ka Gunung, diantara Gunung Cakrabuana.

Saparantosn saat tinu banjir tanah sunda jadi pulo-pulo nyaeta jadi Nusa Jawa/NuhSantara. Nusa Jawa/Nuh Santara jadi dua bagian nyaeta :

Tanah Pasundaan watesna kali serayu - kali pamali Tanah Jawa, Pulo Harepan nyaeta Sumatra, Kalimantan (Borneo), Sulawesi, Maluku, Irian, Timor, Flores, Lombok, Bali, Madura, Ambon, Sumbawa jeung pulo-pulo nu laleutik, malah malaka (malaysia) ngahiji oge.

Kacarioskeun saparantosna ka keueum ku pulo Jawa Kosong, anu aya jalma ditengah-tengah Pagunungan kitu oge teu loba, anu aya tinggal bangsa siluman-silemin jeung sato-sato nu garalak. (Tinu cutatan wawacan sunda ti Darmaraja).


Tinu Buku Rucatan Darmaraja anu turun tinurun kacaritakeun kieu ; 

Mangsa pulo jawa ngahiji aya tiluan sadulur katurunan Nabi Nuh wastana Purbawisesa, Terahwisesa jeung Ratu Galuh daratang ka wewengkon tegalan buleud dikurilingan pasir-pasir jeung pagunungan, wujud alam lir ibarat buleud gula kawung, ku alatan kitu disebut Lemah Sagandu. Di dinya pisan pisan nu tiluan ngareureuhkeun kacape, lantaran badaratna ti nagri Hindustan asruk-asrukan parat nepi kadinya welasan taun.

Pangna nu tiluan asruk-asrukan lantaran diparentah ku guruna kudu nyaruakeun gambar jeung alam, sarta kudu neangan batu bodas pasagi opat. Ceuk Guruna gambar leuwih gede batan alam, atawa leuwih heureut ti batan gambar. Gusti ngadamel ciciptaan dina wujud batu hideung jeung batu bodas. Batu Hideung katimu di Mekah, sedengkeun Batu Bodas lebeng teu kapanggih.

Arinyana asruk-asrukan neangan batu bodas bari nyaruakeun gambar jeung Alamna. Tetep kayakinana alam leuwih lega ti batan gambar, najan sanajan guntreng jeung hatena lebeng ku jawaban, pamuntanganana nu tiluan kateuhak ku ka keuheul. Ceuk pikir Purbawisesa, guruna ngalejokeun sirikna nitah sangsara. Beda jeung pamanggih Ratu Galuh keur dirina lunta ti Negeri Hindustan parat nepi ka wewengkon Lemah Sagandu leubeut ku pangalaman.
Tegesna kapeurih sangkan jadi peurah pikeun ngudag ambahan hirup.

Pangalaman nu ka sorang mukakeun, jandela hate jeung pikiranana, ngudag nu can katimu, nu can nyata kalayan mesek siloka nu diajarkeun ku guruna. Alam ibarat lambaran buku, mangsina laut, jajadiannana silib tulisan. Gambar alam mertelakeun kahayang manusa tegesna leuwih lega ti batan alam. Buah pikiranna dilisankeun kanu duaan kalayan daria. Purbawisesa ngalahir, "ngalebahan kecap ki adi kacida jerona, watek nganteur ingetan kana pituduh guru, yen alam teh jajadian Pangeran, watekan bisa digambar ku manusa. Tapi kudu kumaha nyaruakeunana?.  Gasik Ratu Galuh ngajawab, :"ceuk panempo lahir mah yakin alam leuwih lega tibatan gambar, sabab alam bisa digambar dina kulit sato atawa daun lontar, tapi ceuk panempo hakiki bisa lega gambar ti batan alam, sakumaha sabda guru. Saupama kayakinan geus ngahiji dina HATE, bakal surti kana siloka", tembalna teteg pisan.

Nu gunem catur jempe lir gaang katincak, pada-pada silih jugjugan HATE. Dina kaayaan kitu ngajenggelek Resi kasep ngalempereng koneng, nu tiluan ting raranjug awahing kaget, jedog aweh salam

Purbawisesa nyarios, "Neda agung cukup lumur, neda hapunten nu diteda, jisim abdi seja tumaros, dupi salira teh saha, upami bade angkat, angkat kamana?" 

Resi ngawaler bari seuri mesem, tuluy nyabda "sanajan hidep sewang-sewangan, sabab lamun rea nu can apal kudu ngaji nu geus apa, lamun can nyaho kana hiji perkara-perkara anu geus nyaho. Lamun hayang nyaho nu poek kudu cicing dinu caang, lamun hayang nyaho anu caang, kudu cicing dinu poek. Supaya aranjeun bisa mesek siloka prak geura tapa di dieu". 

Resi Agung ilang lebih tampa karana, nu tiluan olohok mata simeuteun. Tuluy medal sila badarat neangan tempat nu payus keur tapa.  (Buku Rucatan Budaya Darmaraja)

Haji Saka eta namana, ayeuna urang ganti catur, Haji Purbawisesa anu urang kocap, gawena pulang anting, kahareup sareng katukang, bulak-balik gawe na teh, ka hareup ngawejang elmu ngaran wetan anu kasebut, malik deui eta majuna. Ka katuhu deui majuna, ngitung balung larawat ngaji nu bakal diaosna dingaranan nama kidul, malik deui eta ngaosna. Katukang ngawejang elmu, didinya muka ogan, sareng deui didinya ngaos, sareng bari nulis lontar, jang bakal alam padang, harita jagat masih sagara.

Haji Purbawisesa tunda deui, kocap Haji Terawisesa, gawena meureutan jagat bae (nyieun pupunden), dua belas gunduk lobana, eta jagat masih obah nya jadina di eta Gunung, jadi dua belas. ka hiji Gunung Rengganis, Kadua Gunung Padang, katiluna Gunung Lingga, kaopat Gunung Surian, kalima gunung Cakrabuana, ka genep Gunung Penuh, ka tujuh gunung Sangiang, ka dalapan Gunung Jati, ka salapan Gunung Sunda, ka sapuluh gunung Buarangrang, ka sabelas Gunung Jagat, ka sabelas Gunung Jagat, ka dua belas Gunung Agung (Galunggung). ~ (Buk Pakuning Alam Darmaraja). 


Nyieun Pupunden tangtungna teu sorangan da aya keneh nu harirup...

Upami eta Ogan nu kasebat moal kitu Ogan Komering ilir, da didinya seueur situs Batu Satangtung??

Wallahu Alam biroomudih....




Baca Juga :

Tidak ada komentar