Beberapa Hadits Yang Menerangkan Keutamaan Berdzikir

Keutamaan Dzikir kepada Allah

Firman Allah :
اَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوا اذْكُرُوا اللهَ ذِكْرًا كَثِيْرًا وَّ سَبّحُوْهُ بُكْرَةً وَّ اَصِيْلاً. الاحزاب:41-42
Hai orang-orang yang beriman berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. [QS. Al-ahzab : 41-42]

وَ اذْكُرْ رَّبَّكَ فِيْ نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَّ خِيْفَةً وَّ دُوْنَ اْلجَهْرِ مِنَ اْلقَوْلِ بِاْلغُدُوّ وَ اْلاصَالِ وَ لاَ تَكُنْ مّنَ اْلغفِلِيْنَ. الاعراف:205
Dan sebutlah nama Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. [QS. Al-A’raf : 205]

فَاذْكُرُوْنِيْ اَذْكُرْكُمْ وَ اشْكُرُوْلِيْ وَ لاَ تَكْفُرُوْنِ. البقرة:152
Maka ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat kepadamu dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (ni’mat)-Ku. [QS. Al-Baqarah : 152].

اِنَّ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ اْلمُسْلِمتِ وَ اْلمُؤْمِنِيْنَ وَ اْلمُؤْمِنتِ وَ اْلقنِتِيْنَ وَ اْلقنِتتِ وَ الصّدِقِيْنَ وَ الصّدِقتِ وَ الصّبِرِيْنَ وَ الصّبِرتِ وَ اْلخشِعِيْنَ وَ اْلخشِعتِ وَ اْلمُتَصَدّقِيْنَ وَ اْلمُتَصَدّقتِ وَ الصَّآئِمِيْنَ وَ الصَّآئِمتِ وَ اْلحفِظِيْنَ فُرُوْجَهُمْ وَ اْلحفِظتِ وَ الذَّاكِرِيْنَ اللهَ كَثِيْرًا وَّ الذَّاكِرتِ اَعَدَّ اللهُ لَهُمْ مَّغْفِرَةً وَّ اَجْرًا عَظِيْمًا. الاحزاب:35
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu’min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam kethaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang shabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedeqah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. [QS. Al-Ahzab : 35]

َقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللهَ وَ اْليَوْمَ اْلاخِرَ وَ ذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا. الاحزاب:21   
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan hari akhir dan dia banyak menyebut Allah. [QS. Al-Ahzab : 21]
   
عَنْ اَبِى مُوْسَى اْلاَشْعَرِيّ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: مَثَلُ الَّذِى يَذْكُرُ رَبّهُ وَ الَّذِى لاَ يَذْكُرُهُ مَثَلُ اْلحَيّ وَ اْلمَيّتِ. البخارى
Dari Abu Musa Al-Asy’ariy RA ia berkata : Nabi SAW bersabda, “Perumpamaan orang yang dzikir kepada Tuhannya dengan orang yang tidak dzikir kepada-Nya, bagaikan perbedaan antara orang yang hidup dengan orang yang mati”. [HR. Bukhari]
  
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى اَنَا عِنْدَ ظَنّ عَبْدِى بِى وَ اَنَا مَعَهُ اِذَا ذَكَرَنِى فَاِنْ ذَكَرَنِى فِى نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِى نَفْسِى وَ اِنْ ذَكَرَنِى فِى مَـَلإٍ ذَكَرْتُهُ فِى مَـَلإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ. البخارى و مسلم
Dari Abu Hurairah RA ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : Allah Ta’ala berfirman, “Aku selalu mengikuti sangkaan hamba-Ku kepada-Ku dan Aku selalu menyertainya jika ia berdzikir (ingat) kepada-Ku, jika ia ingat kepada-Ku dalam hatinya, Aku ingat padanya dalam diri-Ku, dan jika ia dzikir (menyebut-Ku) dalam kumpulan orang-orang, niscaya Aku menyebutnya dalam kumpulan yang lebih baik dari pada mereka”. [HR. Bukhari Muslim].

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُسْرٍ رض اَنَّ رَجُلاً قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّ شَرَائِعَ اْلاِسْلاَمِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيَّ فَاَخْبَرَنِى بِشَيْءٍ اَتَشَبَّبُ بِهِ؟ قَالَ: لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ. الترمذى
Dari Abdullah bin Busr RA, ia berkata : Ada seorang bertanya kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, sesungguhnya syari’at-syari’at Islam sangat banyak (amal kebaikannya), maka ajarkanlah kepada saya sesuatu yang akan saya pegang baik-baik”. Nabi SAW bersabda, “Hendaklah lidahmu selalu basah dari dzikir kepada Allah”. [HR. Tirmidzi].



Dzikir Laa ilaaha illallooh

عَنْ جَابِرٍ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اَفْضَلُ الذّكْرِ لاَ اِله اِلاَّ اللهُ. الترمذى
Dari Jabir RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Seutama-utama dzikir ialah : Laa ilaaha illallooh”. (Tiada Tuhan selain Allah). [HR. Tirmidzi].

عَنْ اَنَسٍ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص وَ مُعَاذُ رَدِيْفُهُ عَلَى الرَّحْلِ قَالَ: يَا مُعَاذُ بْنَ جَبَلٍ ! قَالَ: لَبَّيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ وَ سَعْدَيْكَ ثَلاَثًا. قَالَ: مَا مِنْ اَحَدٍ يَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلَ اللهِ صِدْقًا مِنْ قَلْبِهِ اِلاَّ حَرَّمَهُ اللهُ عَلَى النَّارِ. قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَفَلاَ اُخْبِرُ بِهِ النَّاسَ وَ فَيَسْتَبْشِرُوْا؟ قَالَ: اِذًا يَتَّكِلُوْا. وَ اَخْبَرَ بِهَا مُعَاذٌ عِنْدَ مَوْتِهِ تَاَثُّمًا. البخارى و مسلم
Dari Anas RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda (kepada Mu’adz), ketika itu Mu’adz membonceng beliau di atas unta. Beliau bersabda, “Hai Mu’adz bin Jabal”. Mu’adz menjawab, “Labbaik, ya Rasulallah wa sa’daik. (Saya sambut panggilanmu Ya Rasulullah, dan semoga kebahagiaan atasmu)”. Mu’adz menjawab demikian tiga kali. Beliau bersabda, “Tidaklah seseorang bersaksi bahwasanya Tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, ikhlas dari lubuk hatinya, kecuali Allah mengharamkannya masuk neraka”. Mu’adz bertanya, “Ya Rasulullah, bolehkah yang demikian itu saya khabarkan kepada orang-orang sehingga mereka itu bergembira ? Kalau begitu mereka akan mengandalkan hal itu (dari lemah untuk beramal)”. Kemudian ketika Mu’adz akan meninggal dia mengkhabarkan hal itu karena takut berdosa (kalau tidak menyampaikannya). [HR. Bukhari dan Muslim].

عَنْ زَيْدِ بْنِ اَرْقَمَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ قَالَ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ مُخْلِصًا دَخَلَ اْلجَنَّةَ. قِيْلَ: وَ مَا اِخْلاَصُهَا؟ قَالَ: اَنْ تَحْجُزَهُ عَنْ مَحَارِمِ اللهِ. الطبرانى فى الاوسط
Dari Zaid bin Arqam RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mengucapkan Laa ilaaha illallooh dengan ikhlash, dia masuk surga”. Beliau ditanya, “Bagaimana mengikhlashkannya ?”. Beliau SAW menjawab, “Dengan ucapan tersebut bisa menjauhkannya dari larangan-larangan Allah”. [HR. Thabrani di dalam Al-Ausath].

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: جَدّدُوْا اِيْمَانَكُمْ. قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَ كَيْفَ نُجَدّدُ اِيْمَانَنَا؟ قَالَ: اَكْثِرُوْا مِنْ قَوْلِ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ. احمد باسناد حسن و الطبرانى
Dari Abu Hurairah RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Perbaruilah iman kalian !”. Beliau SAW ditanya, “Ya Rasulullah, bagaimana caranya kami memperbarui iman kami ?”. Nabi SAW bersabda, “Perbanyaklah ucapan Laa ilaaha illallooh”. [HR. Ahmad dengan Sanad Hasan dan Thabrani].

عَنْ عَمْرٍو رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اِنّى َلاَعْلَمُ كَلِمَةً لاَ يَقُوْلُهَا عَبْدٌ حَقًّا مِنْ قَلْبِهِ فَيَمُوْتُ عَلَى ذلِكَ اِلاَّ حُرّمَ عَلَى النَّارِ: لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ. الحاكم و قال صحيح على شرطهما
Dari ‘Amr RA ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku mengetahui suatu kalimat yang tidaklah seorang hamba mengucapkannya ikhlash dari lubuk hatinya, lalu dia meninggal dalam keadaan itu, kecuali Allah mengharamkan atasnya neraka, yaitu kalimat Laa ilaaha illallooh”. [HR. Hakim ia berkata Shahih atas syarath Bukhari Muslim].

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَفَاتِيْحُ اْلجَنَّةِ شَهَادَةُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ. احمد و البزار
Dari Mu’adz bin Jabal RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Kunci-kuncinya surga itu adalah kesaksian Laa ilaaha illallooh”. [HR. Ahmad dan Al-Bazzar].

Dzikir Laa ilaaha illallooh wahdahu laa syariika lah
عَنْ اَبِى اَيُّوْبَ اْلاَنْصَارِيّ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: مَنْ قَالَ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمُلْكُ وَ لَهُ اْلحَمْدُ وَ هُوَ عَلَى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عَشْرَ مَرَّاتٍ كَانَ كَمَنْ اعْتَقَ اَرْبَعَةَ اَنْفُسٍ مِنْ وَلَدِ اِسْمَاعِيْلَ. البخارى و مسلم
Dari Abu Ayyub Al-Anshariy RA, ia berkata : Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa membaca Laa ilaaha illaallooh wahdahu laa syariikalah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir. (Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia berkuasa atas segala sesuatu) sebanyak sepuluh kali, maka ia bagaikan orang yang memerdekakan empat orang dari keturunan Nabi Ismail AS”. [HR. Bukhari dan Muslim].
   
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ قَالَ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمُلْكُ وَ لَهُ اْلحَمْدُ وَ هُوَ عَلَى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ فِى يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ. وَ كُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَ مُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيّئَةٍ وَ كَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذلِكَ حَتّى يُمْسِيَ وَ لَمْ يَأْتِ اَحَدٌ بِاَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ اِلاَّ رَجُلٌ عَمِلَ اَكْثَرَ مِنْهُ. وَ قَالَ: مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللهِ وَ بِحَمْدِهِ فِى يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَ اِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ اْلبَحْرِ. البخارى و مسلم
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membaca Laa ilaaha illallooh wahdahu laa syariika lah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir. (Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia berkuasa atas segala sesuatu), setiap hari seratus kali seimbang dengan ia memiliki sepuluh budak, dan dicatat untuknya seratus kebaikan dan dihapuskan dari padanya seratus dosa dan ia terpelihara dari gangguan syaithan pada hari itu hingga sore hari. Dan tiada seorang yang lebih utama daripada amalnya kecuali orang yang berbuat lebih banyak dari padanya. Dan siapa yang membaca Subhaanalloohi wa bihamdih (Maha Suci Allah dengan segala pujian-Nya) seratus kali setiap hari, niscaya akan dihapuskan dosa-dosanya walau sebanyak buih di laut. [HR. Bukhari dan Muslim]

عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدّهِ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَ خَيْرُ مَا قُلْتُ اَنَا وَ النَّبِيُّوْنَ مِنْ قَبْلِى لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمُلْكُ وَ لَهُ اْلحَمْدُ وَ هُوَ عَلَى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. الترمذى و قال حديث حسن غريب
Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah, dan sebaik-baik apa yang aku baca dan yang dibaca pula oleh Nabi-nabi sebelumku ialah Laa ilaaha illallooh wahdahu laa syariika lah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir”. [HR. Tirmidzi, ia berkata Hadits hasan Gharib].

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ اَبِى اَوْفَى رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ قَالَ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ اَحَدًا صَمَدًا لَمْ يَلِدْ وَ لَمْ يُوْلَدْ وَ لَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا اَحَدٌ كَتَبَ اللهُ لَهُ اَلْفَيْ اَلْفِ حَسَنَةٍ. الطبرانى
Dari ‘Abdullah bin Abi Aufa RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membaca Laa ilaaha illalloohu wahdahu laa syariika lah ahadan shomadan lam yalid walam yuulad wa lam yakun lahu kufuwan ahad, Allah mencatat baginya dua juta kebaikan”. [HR. Thabrani].
Ahad, 11 Pebruari 2001/17 Dzulqa’dah 1421 Brosur No. : 1072/1112/IA


Keutamaan zikir Tasbih, tahmid, tahlil dan takbir

عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَحَبُّ اْلكَلاَمِ اِلَى اللهِ اَرْبَعٌ لاَ يَضُرُّكَ بِاَيّهِنَّ بَدَأْتَ: سُبْحَانَ اللهِ، وَ اْلحَمْدُ ِللهِ وَ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ، وَ اللهُ اَكْبَرُ. مسلم
Dari Samurah bin Jundab RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Ucapan yang paling disukai Allah itu ada empat. Tidak mengapa kamu memulai membaca dari mana saja, (yaitu) Subhaanallooh wal hamdu lillaah wa Laa ilaaha illallooh walloohu akbar (Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar). [HR. Muslim].
   
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللّسَانِ ثَقِيْلَتَانِ فِى اْلمِيْزَانِ حَبِيْبَتَانِ اِلَى الرّحْمنِ: سُبْحَانَ اللهِ وَ بِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ اْلعَظِيْمِ. البخارى و مسلم
Dari Abu Hurairah RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua ucapan yang ringan bagi lesan tetapi berat pada timbangan dan disukai oleh Allah Yang Maha Rahman, (yaitu) Subhaanalloohi wa bihamdihi subhaanalloohil ‘adhiim (Maha Suci Allah dan dengan segala puji-Nya dan Maha Suci Allah Yang Maha Agung)”. [HR. Bukhari dan Muslim]
   
عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ حَدَثَنِى اَبِى قَالَ: كُنَّا عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ ص فَقَالَ: اَيَعْجِزُ اَحَدُكُمْ اَنْ يَكْسِبَ كُلَّ يَوْمٍ اَلْفَ حَسَنَةٍ؟ فَسَأَلَهُ سَائِلٌ مِنْ جُلَسَائِهِ: كَيْفَ يَكْسِبُ اَحَدُنَا اَلْفَ حَسَنَةٍ؟ قَالَ: يُسَبّحُ مِائَةَ تَسْبِيْحَةٍ فَيُكْتَبُ لَهُ اَلْفُ حَسَنَةٍ اَوْ يُحَطُّ عَنْهُ اَلْفُ خَطِيْئَةٍ. مسلم
Dari Mus’ab bin Sa’ad, ayahku telah bercerita kepadaku, ia berkata : Ketika kami duduk di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau bersabda, “Apakah tidak mampu salah seorang diantaramu untuk menghasilkan seribu kebaikan setiap hari ?”. Maka diantara kami ada seorang yang bertanya, ”Bagaimanakah caranya seseorang diantara kami untuk mendapatkan keuntungan seribu kebaikan itu ?”. Nabi SAW bersabda, “Bertasbih seratus kali tasbih, maka dicatat untuknya seribu kebaikan atau dihapus dari padanya seribu kesalahan”. [HR. Muslim].

عَنْ اَبِى ذَرُّ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَلاَ اُخْبِرُكُمْ بِاَحَبِّ اْلكَلاَمِ اِلَى اللهِ؟ قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَخْبِرْنِى بِاَحَبِّ اْلكَلاَمِ اِلىَ اللهِ. فَقَالَ: اِنَّ اَحَبَّ اْلكَلاَمِ اِلىَ اللهِ: سُبْحَانَ اللهِ وَ بِحَمْدِهِ. مسلم و النسائى و الترمذى الا انه قال: سُبْحَانَ رَبِّى وَ بِحَمْدِهِ. و قال حديث حسن صحيح
Dari Abu Dzarr RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Maukah aku beritahukan kepadamu tentang ucapan yang paling disukai Allah ?”. Aku menjawab, “Ya Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang ucapan yang paling disukai Allah”. Beliau SAW bersabda, “Sesungguhnya ucapan yang paling disukai Allah ialah Subhaanalloohi wa bi hamdih. (Maha Suci Allah dan dengan Pujian-Nya)”. [HR. Muslim dan Nasai. Dan Tirmidzi juga meriwayatkan tetapi dengan perkataan Subhaana robbii wa bi hamdih (Maha Suci Tuhanku dan dengan segala pujian-Nya), ia mengatakan, “Hadits Hasan”].

عَنْ اَبِى ذَرٍّ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص سُئِلَ: أَيُّ اْلكَلاَمِ اَفْضَلُ؟ قَالَ: مَا اصْطَفَى اللهُ لِمَلاَئِكَتِهِ اَوْ لِعِبَادِهِ: سُبْحَانَ اللهِ وَ بِحَمْدِهِ. مسلم
Dari Abu Dzarr RA, bahwasanya Rasulullah SAW ditanya, “Ucapan yang bagaimana yang paling utama ?”. Beliau SAW bersabda, “Ucapan yang telah Allah pilihkan untuk para malaikat-Nya atau para hamba-Nya, yaitu : Subhaanalloohi wa bi hamdih”. [HR. Muslim]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: وَ مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللهِ وَ بِحَمْدِهِ، فِى يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ غُفِرَتْ لَهُ ذُنُوْبُهُ، وَ اِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ اْلبَحْرِ. مسلم و الترمذى
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membaca Subhaanalloohi wa bi hamdih, sehari seratus kali, maka akan diampuni dosa-dosanya meskipun dosanya itu sebanyak buih di laut”. [HR. Muslim dan Tirmidzi].

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: َلاَنْ اَقُوْلَ: سُبْحَانَ اللهِ وَ اْلحَمْدُ ِللهِ وَ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ اَحَبُّ اِلَيَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ. مسلم و الترمذى
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh aku membaca Subhaanalloohi wal-hamdu lillaah wa laa ilaaha illallooh walloohu akbar, yang demikian itu lebih aku senangi daripada apa-apa yang disinari matahari (dunia)”. [HR. Muslim dan Tirmidzi].

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللهِ وَ بِحَمْدِهِ غُرِسَتْ لَهُ نَخْلَةٌ فِى اْلجَنَّةِ. البزار باسناد جيد
Dari Abdullah bin ‘Amr RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membaca Subhaanalloohi wa bi hamdih, ditanamkan pohon kurma baginya di surga”. [HR. Al-Bazzar dengan sanad Jayyid].

عَنْ جَابِرٍ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللهِ اْلعَظِيْمِ وَ بِحَمْدِهِ غُرِسَتْ لَهُ نَخْلَةٌ فِى اْلجَنَّةِ. الترمذى و حسنه
Dari Jabir RA dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Barangsiapa membaca Subhaanalloohil ‘adhiim wa bi hamdih (Maha Suci Allah yang Maha Agung dan dengan segala pujian-Nya), ditanamkan pohon kurma baginya di surga”. [HR. Tirmidzi dan ia menghasankannya].

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص مَرَّ بِهِ وَ هُوَ يَغْرِسُ غَرْسًا، فَقَالَ: يَا اَبَا هُرَيْرَةَ، مَا الَّذِى تَغْرِسُ؟ قُلْتُ: غِرَاسًا. قَالَ: اَلاَ اَدُلُّكَ عَلَى غِرَاسٍ خَيْرٍ مِنْ هذَا؟ سُبْحَانَ اللهِ وَ اْلحَمْدُ ِللهِ وَ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ، تُغْرَسُ لَكَ بِكُلِّ وَاحِدَةٍ شَجَرَةٌ فِى اْلجَنَّةِ. ابن ماجه باسناد حسن
Dari Abu Hurairah RA bahwasanya Nabi SAW melewatinya, ketika itu dia sedang menanam pohon. Nabi SAW bertanya, “Hai Abu Hurairah, apa yang sedang kau tanam ?”. Aku menjawab, “Menanam pohon”. Beliau SAW bersabda, “Maukah aku tunjukkan kepadamu suatu tanaman yang lebih baik dari pada ini ? Subhaanalloohi dan Al-hamdu lillaah dan Laa ilaaha illallooh dan Alloohu akbar, akan ditanam untukmu setiap satu kalimat kamu membacanya sebuah pohon di surga”. [HR. Ibnu Majah dengan sanad hasan].

عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ هَلَّلَ مِائَةَ مَرَّةٍ وَ سَبَّحَ مِائَةَ مَرَّةٍ وَ كَبَّرَ مِائَةَ مَرَّةٍ كَانَ خَيْرًا لَهُ مِنْ عَشْرِ رِقَابٍ يُعْتِقُهُنَّ، وَ سِتِّ بَدَنَاتٍ يَنْحَرُهُنَّ. و فى رواية: وَ سَبْعِ بَدَنَاتٍ. ابن ابى الدنيا
Dari Anas bin Malik RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa bertahlil seratus kali, bertasbih seratus kali dan bertakbir seratus kali adalah lebih baik baginya dari pada memerdekakan sepuluh budak dan berkurban enam unta badanah (unta yang besar)”. Dan dalam satu riwayat, “Tujuh unta badanah”. [HR. Ibnu Abid-Dunya].

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ وَ اَبِى سَعِيْدٍ رض عَنِ النَّبِيِّ ص، قَالَ: اِنَّ اللهَ اصْطَفَى مِنَ اْلكَلاَمِ اَرْبَعًا: سُبْحَانَ اللهِ وَ اْلحَمْدُ ِللهِ وَ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ، فَمَنْ قَالَ: سُبْحَانَ اللهِ، كُتِبَتْ لَهُ عِشْرُوْنَ حَسَنَةً وَ حُطَّتْ عَنْهُ عِشْرُوْنَ سَيِّئَةً. وَ مَنْ قَالَ: اَللهُ اَكْبَرُ، فَمِثْلُ ذلِكَ. وَ مَنْ قَالَ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ، فَمِثْلُ ذلِكَ. وَ مَنْ قَالَ: اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ مِنْ قِبَلِ نَفْسِهِ كُتِبَتْ لَهُ ثَلاَثُوْنَ حَسَنَةً وَ حُطَّتْ عَنْهُ ثَلاَثُوْنَ سَيِّئَةً. احمد و ابن ابى الدنيا و النسائى و اللفظ له
Dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id RA dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah telah memilihkan empat kalimat, yaitu Subhaanallooh wal hamdu lillaah, wa laa ilaaha illallooh walloohu akbar. Maka barangsiapa membaca Subhaanallooh dicatat untuknya dua puluh kebaikan dan dihapuskan darinya dua puluh kesalahan. Barangsiapa membaca Alloohu Akbar, seperti itu (kebaikannya). Barangsiapa membaca Laa ilaaha illallooh seperti itu (kebaikannya). Barangsiapa membaca Al-hamdu lillaahi robbil ‘aalamiin ikhlash dari dirinya, dicatat untuknya tiga puluh kebaikan dan dihapus darinya tiga puluh keburukan”. [HR. Ahmad, Ibnu Abid-Dunya dan Nasai, dan lafadh itu baginya].

عَنْ اَبِى مَالِكِ اْلاَشْعَرِيِّ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَلطُّهُوْرُ شَطْرُ اْلاِيْمَانِ، وَ اْلحَمْدُ ِللهِ تَمْـَلأُ اْلمِيْزَانِ، وَ سُبْحَانَ اللهِ وَ اْلحَمْدُ ِللهِ تَمْـَلآنِ اَوْ تَمْـَلأُ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَ اْلاَرْضِ. وَ الصَّلاَةُ نُوْرٌ وَ الصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَ الصَّبْرُ ضِيَاءٌ وَ اْلقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ اَوْ عَلَيْكَ، كُلُّ النَّاسِ يَغْدُوْ فَبَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا اَوْ مُوْبِقُهَا. مسلم و الترمذى و النسائى
Dari Abu Malik Al-Asy’ariy RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Bersuci adalah separuh iman, Al-hamdu lillaah adalah memenuhi mizan (timbangan), Subhaanallooh dan Al-hamdu lillaah keduanya memenuhi atau ia memenuhi antara langit dan bumi. Shalat adalah sinar (cahaya), shadaqah adalah tanda bukti, shabar adalah cahaya, Al-Qur’an adalah hujjah untuk kebaikanmu atau keburukanmu. Setiap manusia di pagi hari menjual dirinya, maka ia membebaskannya (dari neraka) atau membinasakannya”. [HR. Muslim, Tirmidzi dan Nasai].

عَنْ رَجُلٍ مِنْ بَنِى سُلَيْمٍ قَالَ: عَدَّهُنَّ رَسُوْلُ اللهِ ص فِى يَدِى اَوْ فِى يَدِهِ قَالَ: اَلتَّسْبِيْحُ نِصْفُ اْلمِيْزَانِ، وَ اْلحَمْدُ ِللهِ تَمْلَؤُهُ، وَ التَّكْبِيْرُ يَمْـَلأُ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَ اْلاَرْضِ وَ الصَّوْمُ نِصْفُ الصَّبْرِ وَ الطُّهُوْرُ نِصْفُ اْلاِيْمَانِ. الترمذى و قال حديث حسن
Dari seorang laki-laki dari Bani Sulaim, ia berkata : Rasulullah SAW menghitung dengan tanganku atau dengan tangan beliau. Beliau bersabda, “Tasbih adalah separuh mizan, Al-hamdu lillaah adalah memenuhinya, takbir adalah memenuhi antara langit dan bumi, puasa adalah separuh shabar, dan bersuci adalah separuh iman”. [HR. Tirmidzi, ia berkata : Hadits Hasan].

عَنْ اَبِى ذَرٍّ رض اَنَّ نَاسًا مِنْ اَصْحَابِ النَّبِيِّ ص قَالُوْا لِلنَّبِيِّ ص: يَا رَسُوْلَ اللهِ، ذَهَبَ اَهْلُ الدُّثُوْرِ بِاْلاُجُوْرِ يُصَلُّوْنَ كَمَا نُصَلِّى وَ يَصُوْمُوْنَ كَمَا نَصُوْمُ، وَ يَتَصَدَّقُوْنَ بِفُضُوْلِ اَمْوَالِهِمْ، قَالَ: اَوَ لَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا تَصَدَّقُوْنَ بِهِ؟ اِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةً، وَ كُلُّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةٌ، وَ كُلُّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةٌ وَ اَمْرٌ بِاْلمَعْرُوْفِ صَدَقَةٌ، وَ نَهْيٌ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةٌ، وَ فِى بُضْعِ اَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ. وَ قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ أَ يَأْتِى اَحَدُنَا شَهْوَتَهُ، وَ يَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا اَجْرٌ؟ قَالَ: اَرَاَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ كَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ؟ فَكَذلِكَ اِذَا وَضَعَهَا فِى اْلحَلاَلِ كَانَ لَهُ اَجْرٌ. مسلم و ابن ماجه
Dari Abu Dzarr RA, bahwasanya orang-orang dari shahabat Nabi SAW berkata kepada Nabi SAW, “Ya Rasulullah, orang-orang kaya bisa mendapatkan pahala yang banyak. Mereka shalat sebagaimana kami shalat. Mereka puasa sebagaimana kami puasa, dan mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka”. Nabi SAW bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan untuk kalian apa-apa yang kalian bisa bersedeqah dengannya ? Sesungguhnya setiap tasbih adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, amar ma’ruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah, pada kemaluan seseorang dari kalianpun ada sedekah”. Para shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana seseorang dari kami melampiaskan syahwatnya bisa mendapatkan pahala ?”. Beliau SAW menjawab, “Bagaimana pendapatmu seandainya dia meletakkannya pada yang haram ? Tentu dia berdosa. Maka begitulah apabila dia meletakkannya pada yang halal, tentu dia mendapat pahala”. [HR. Muslim dan Ibnu Majah].

عَنْ عَائِشَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: خُلِقَ كُلُّ اِنْسَانٍ مِنْ بَنِى آدَمَ عَلَى سِتِّيْنَ وَ ثَلاَثِمِائَةِ مَفْصِلٍ. فَمَنْ كَبَّرَ اللهَ وَ حَمِدَ اللهَ وَ هَلَّلَ اللهَ وَ سَبَّحَ اللهَ وَ اسْتَغْفَرَ اللهَ وَ عَزَلَ حَجَرًا عَنْ طَرِيْقِ اْلمُسْلِمِيْنَ اَوْ شَوْكَةً اَوْ عَظْمًا عَنْ طَرِيْقِ اْلمُسْلِمِيْنَ اَوْ اَمَرَ بِمَعْرُوْفٍ اَوْ نَهَى عَنْ مُنْكَرٍ عَدَدَ تِلْكَ سِتِّيْنَ وَ ثَلاَثِمِائَةٍ فَاِنَّهُ يُمْسِى يَوْمَئِذٍ وَ قَدْ زَحْزَحَ نَفْسَهُ عَنِ النَّارِ. مسلم و النسائى
Dari ‘Aisyah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Setiap manusia anak Adam diciptakan atas 360 persendian, maka barangsiapa bertakbir kepada Allah, memuji Allah, bertahlil kepada Allah, bertasbih kepada Allah, istighfar kepada Allah, menyingkirkan batu (yang mengganggu) di jalannya orang-orang Islam, atau duri atau tulang dari jalannya orang-orang Islam, atau amar ma’ruf, atau nahi munkar sebanyak 360, maka sesungguhnya dia memasuki sore pada hari itu telah menjauhkan dirinya dari neraka. [HR. Muslim dan Nasai]
   
عَنِ ابْنِ اَبِى اَوْفَى رض قَالَ: قَالَ اَعْرَابِيٌّ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنّى قَدْ عَالَجْتُ اْلقُرْآنَ، فَلَمْ اَسْتَطِعْهُ فَعَلّمْنِى شَيْئًا يُجْزِى مِنَ اْلقُرْآنِ، قَالَ: قُلْ، سُبْحَانَ اللهِ، وَ اْلحَمْدُ ِللهِ، وَ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ، وَ اللهُ اَكْبَرُ. فَقَالَهَا وَ اَمْسَكَهَا بِاَصَابِعِهِ، فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، هذَا لِرَبّى، فَمَالِى؟ قَالَ: تَقُوْلُ: اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى وَ ارْحَمْنِى وَ عَافِنِى وَ ارْزُقْنِى، وَ اَحْسِبُهُ قَالَ: وَ اهْدِنِى. وَ مَضَى اَعْرَابِيٌّ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: ذَهَبَ اْلاَعْرَابِيُّ وَ قَدْ مَـَلأَ يَدَيْهِ خَيْرًا. ابن ابى الدنيا
Dari Ibnu Abi ‘Aufa RA ia berkata : Ada seorang ‘Arab gunung berkata kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, saya masih sulit membaca Al-Qur’an, saya masih belum bisa, maka ajarkanlah kepadaku sesuatu yang pahalanya seperti membaca Al-Qur’an”. Nabi SAW bersabda, “Ucapkanlah : Subhaanallooh, dan Alhamdulillaah, dan Laa ilaaha illallooh dan Alloohu Akbar”. Lalu ia membacanya dan menghitungnya dengan jari-jarinya. Kemudian orang tersebut berkata, “Ya Rasulullah, ini untuk Tuhanku, lalu untukku bagaimana ?”. Nabi SAW bersabda, “Ucapkanlah : Alloohummaghfirlii warhamnii wa’aafinii warzuqnii (Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, selamatkanlah aku, dan berilah rizki kepadaku)”. Ibnu Abi ‘Aufa berkata, “Aku mengira beliau juga mengucapkan Wahdinii (dan tunjukilah aku)”. Setelah orang ‘Arab gunung itu pergi, Rasulullah SAW bersabda, “Orang ‘Arab gunung itu pergi dan sungguh telah memenuhi kedua tangannya dengan kebaikan”. [HR. Ibnu Abid Dunya].

عَنْ سَلْمَى اُمّ بَنِى اَبِى رَافِعٍ رض مَوْلَى رَسُوْلِ اللهِ ص، اَنَّهَا قَالَتْ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَخْبِرْنِى بِكَلِمَاتٍ، وَ لاَ تُكْثِرْ عَلَيَّ! فَقَالَ: قُوْلِى اَللهُ اَكْبَرُ عَشْرَ مَرَّاتٍ. يَقُوْلُ اللهُ: هذَا لِى، وَ قُوْلِى: سُبْحَانَ اللهُ عَشْرَ مَرَّاتٍ، يَقُوْلُ اللهُ: هذَا لِى، وَ قُوْلِى: اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى، يَقُوْلُ: قَدْ فَعَلْتُ، فَتَقُوْلِيْنَ عَشْرَ مَرَّاتٍ، وَ يَقُوْلُ: قَدْ فَعَلْتُ. الطبرانى
Dari Salma Ummu bani Abi Rafi’ RA maula Rasulullah SAW, ia berkata, “Ya Rasulullah, beritahukanlah kepadaku tentang ucapan-ucapan yang baik dan jangan banyak-banyak”. Maka beliau SAW bersabda, “Ucapkanlah Alloohu akbar sepuluh kali, maka Allah akan menjawab : “Ini untuk-Ku”. Ucapkanlah Subhaanallooh sepuluh kali, maka Allah akan menjawab, “Ini untuk-Ku”. Dan ucapkanlah Alloohummaghfirlii, Allah akan menjawab, “Sungguh pasti Aku kabulkan”. Kamu mengucapkan sepuluh kali. Dan Allah akan menjawab, “Sungguh pasti Aku kabulkan”. [HR. Thabrani].

عَنْ اَبِى سَعِيْدِ اْلخُدْرِيّ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِسْتَكْثِرُوْا مِنْ اْلبَاقِيَاتِ الصَّالِحَاتِ. قِيْلَ: وَ مَا هُنَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: اَلتَّكْبِيْرُ وَ التَّهْلِيْلُ وَ التَّسْبِيْحُ وَ اْلحَمْدُ ِللهِ وَ لاَ حَوْلَ وَ لاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ. احمد و ابو يعلى و النسائى و اللفظ له و ابن حبان فى صحيحه و الحاكم و قال: صحيح الاسناد
Dari Abu Sa’id Al-Khudriy RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Perbanyaklah mengucapkan ucapan-ucapan yang kekal lagi baik”. Beliau SAW ditanya, “Ucapan-ucapan apa itu ya Rasulullah ?”. Beliau SAW menjawab, “Ucapan takbir, tahlil, tasbih, ucapan Alhamdulillaah dan Laa haula walaa quwwata illaa billaah”. [HR. Ahmad, Abu Ya’la dan Nasai dan lafadh itu baginya. Ibnu Hibban di dalam shahihnya dan Al-hakim, ia berkata : Shahih Sanadnya].

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: خُذُوْا جُنَّتَكُمْ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، عَدُوٌّ حَضَرَ؟ قَالَ: لاَ، وَلكِنْ جُنَّتُكُمْ مِنَ النَّارِ. قُولُوْا: سُبْحَانَ اللهِ، وَ اْلحَمْدُ ِللهِ، وَ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ، وَ اللهُ اَكْبَرُ. فَاِنَّهُنَّ يَأْتِيْنَ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ مُجَنَّبَاتٍ وَ مُعَقّبَاتٍ، وَ هُنَّ اْلبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ. النسائى و اللقظ له و الحاكم و البيهقى و قال الحاكم: صحيح على شرط مسلم
Dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Ambillah perisai kalian”. Para shahabat menjawab, “Ya Rasulullah, apakah musuh datang ?”. Nabi SAW menjawab, “Tidak, tetapi perisai kalian dari api neraka. Ucapkanlah : Subhaanallooh walhamdu lillaah wa laa ilaaha illallooh walloohu akbar. Sesungguhnya ucapan-ucapan itu akan datang pada hari qiyamat melindungi kalian dari depan dan dari belakang, dan ucapan-ucapan itu adalah Al-Baaqiyaatush shoolihaat (yang kekal lagi baik)”. [HR. Nasai dan lafadh itu baginya. Hakim dan Baihaqi. Hakim berkata : Shahih atas syarath Muslim].

عَنْ اَبِى الدَّرْدَاءِ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: قُلْ، سُبْحَانَ اللهِ، وَ اْلحَمْدُ ِللهِ، وَ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ، وَ اللهُ اَكْبَرُ، وَ لاَ حَوْلَ وَ لاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ، فَاِنَّهُنَّ اْلبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ، وَ هُنَّ يَحْطُطْنَ اْلخَطَايَا كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا وَ هِيَ مِنْ كُنُوْزِ اْلجَنَّةِ. الطبرانى
Dari Abud Darda’ RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Ucapkanlah Subhaanallooh walhamdu lillaah wa laa ilaaha illaallooh walloohu akbar wa laa haula walaa quwwata illa billaah, karena sesungguhnya ucapan-ucapan itu Al-baaqiyaatush shoolihaat (yang kekal lagi baik). Sesungguhnya ucapan-ucapan itu akan menggugurkan dosa-dosa sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya, dan itu termasuk simpanan surga”. [HR. Thabrani].

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رض قَالَ: اِذَا حَدَّثْتُكُمْ بِحَدِيْثٍ اَتَيْنَاكُمْ بِتَصْدِيْقِ ذلِكَ فِى كِتَابِ اللهِ. اِنَّ اْلعَبْدَ اِذَا قَالَ سُبْحَانَ اللهِ، وَ اْلحَمْدُ ِللهِ، وَ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ، وَ اللهُ اَكْبَرُ، وَ تَبَارَكَ اللهُ قَبَضَ عَلَيْهِنَّ مَلَكٌ فَضَمَّهُنَّ تَحْتَ جَنَاحِهِ، وَ صَعِدَ بِهِنَّ لاَ يَمُرُّ بِهِنَّ عَلَى جَمْعٍ مِنَ اْلمَلاَئِكَةِ اِلاَّ اسْتَغْفَرُوْا لِقَائِلِهِنَّ حَتَّى يُحَيَّا بِهِنَّ وَجْهُ الرَّحْمنِ ثُمَّ تَلاَ عَبْدُ اللهِ: اِلَيْهِ يَصْعَدُ اْلكَلِمُ الطَّيّبُ وَ اْلعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ. الحاكم و قال: صحيح الاسناد
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud RA ia berkata, “Apabila aku ceritakan kepada kalian suatu hadits, aku datangkan kepada kalian pembe-narannya dalam kitab Allah : Sesungguhnya seorang hamba apabila mengucapkan : Subhaanallooh dan Alhamdu lillaah dan Laa ilaaha illallooh dan Alloohu akbar dan Tabaarokallooh (Allah yang Maha Berkah), maka malaikat menangkapnya lalu membawanya di bawah sayapnya dan naik dengan membawa ucapan-ucapan itu, dan tidaklah malaikat tersebut melewati sekumpulan para malaikat yang lain, kecuali para malaikat itu memohonkan ampun untuk orang yang mengucapkan kalimat-kalimat tersebut, sehingga malaikat yang membawanya itu datang di hadapan Allah yang Maha Pengasih”. Kemudian ‘Abdullah bin Mas’ud membaca ayat yang artinya : Kepada-Nya lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shalih dinaikkan-Nya. (QS. Al-Fathir : 10). [HR. Hakim, dan ia berkata : Shahih sanadnya].
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا عَلَى اْلاَرْضِ اَحَدٌ يَقُوْلُ: لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ، وَ اللهُ اَكْبَرُ، وَ لاَ حَوْلَ وَ لاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ، اِلاَّ كَفَّرَتْ عَنْهُ خَطَايَاهُ. وَ لَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ اْلبَحْرِ. النسائى و الترمذى و اللفظ له و قال: حديث حسن
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seseorang di atas bumi ini mengucapkan : Laa ilaaha illallooh dan Alloohu akbar dan Laa haula wa laa quwwata illaa billaah, kecuali ucapan-ucapan tersebut menghapus kesalahan-kesalahannya, walaupun kesalahannya itu sebanyak buih di laut”. [HR. Nasai dan Tirmidzi, dan lafadh itu baginya, dan ia berkata : Hadits hasan].

عَنْ اَنَسٍ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص اَخَذَ غُصْنًا فَنَفَضَهُ فَلَمْ يَنْتَفِضْ، ثُمَّ نَفَضَهُ فَلَمْ يَنْتَفِضْ، ثُمَّ نَفَضَهُ فَانْتَفَضَ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ سُبْحَانَ اللهِ، وَ اْلحَمْدُ ِللهِ، وَ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ، وَ اللهُ اَكْبَرُ تَنْفُضُ اْلخَطَايَا كَمَا تَنْفُضُ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا. احمد و رجاله رجال الصحيح
Dari Anas RA, bahwasanya Rasulullah SAW memegang dahan suatu pohon lalu menggoyangkannya, tetapi tidak tergoyangkan, lalu menggoyangkannya lagi tetapi belum tergoyangkan. Lalu menggoyangkannya lagi, maka tergoyanglah dahan itu. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya ucapan : Subhaanallooh dan Alhamdu lillah dan Laa ilaaha illallooh dan Alloohu akbar menggugurkan kesalahan-kesalahan seperti pohon ini menggugurkan daun-daunnya”. [HR. Ahmad dan para perawinya perawi-perawi shahih].

عَنْ اَبِى الدَّرْدَاءِ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: مَنْ قَالَ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ، وَ اللهُ اَكْبَرُ اَعْتَقَ اللهُ رُبُعَهُ مِنَ النَّارِ. وَ لاَ يَقُوْلُهَا اثْنَتَيْنِ اِلاَّ اَعْتَقَ اللهُ شَطْرَهُ مِنَ النَّارِ. وَ اِنْ قَالَهَا اَرْبَعًا اَعْتَقَهُ اللهُ مِنَ النَّارِ. الطبرانى فى الكبير و الاوسط
Dari Abud Darda’ RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Barangsiapa mengucapkan Laa ilaaha illallooh walloohu akbar, Allah membebas-kannya seperempat dari orang itu dari api neraka. Tidaklah ia mengucapkannya dua kali melainkan Allah membebaskannya separohnya dari api neraka. Dan jika ia mengucapkannya empat kali, Allah membebaskannya dari neraka”. [HR. Thabrani di dalam Al-Kabir dan Al-Ausath].

عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا يَسْتَطِيْعُ اَحَدُكُمْ اَنْ يَعْمَلَ كُلَّ يَوْمٍ مِثْلَ اُحُدٍ عَمَلاً؟ قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَ مَنْ يَسْتَطِعْ اَنْ يَعْمَلَ كُلَّ يَوْمٍ عَمَلاً مِثْلَ اُحُدٍ؟ قَالَ: كُلُّكُمْ يَسْتَطِيْعُهُ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَا ذَا؟ قَالَ: سُبْحَانَ اللهِ اَعْظَمُ مِنْ اُحُدٍ، وَ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ اَعْظَمُ مِنْ اُحُدٍ، وَ اْلحَمْدُ ِللهِ اَعْظَمُ مِنْ اُحُدٍ، وَ اللهُ اَكْبَرُ اَعْظَمُ مِنْ اُحُدٍ. ابن ابى الدنيا و النسائى و الطبرانى و البزار
Dari ‘Imran bin Husain RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apakah seseorang diantara kalian setiap hari tidak mampu mengamalkan suatu amalan sebesar gunung Uhud ?”. Para shahabat menjawab, “Ya Rasulullah, siapa yang mampu melakukan amalan sebesar gunung Uhud setiap hari ?”. Nabi SAW bersabda, “Kalian semua mampu”. Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana caranya ?”. Beliau SAW bersabda, “Ucapan : Subhaanallooh lebih besar (pahalanya) dari pada gunung Uhud, ucapan Laa ilaaha illallooh lebih besar dari pada gunung Uhud, ucapan Alhamdu lillah lebih besar dari pada gunung Uhud, dan ucapan Alloohu akbar lebih besar dari pada gunung Uhud”. [HR. Ibnu Abid Dunya, Nasai, Thabrani dan Al-Bazzar].

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَوَّلُ مَنْ يُدْعَى اِلَى اْلجَنَّةِ الَّذِيْنَ يَحْمَدُوْنَ اللهَ عَزَّ وَ جَلَّ فِى السَّرَّاءِ وَ الضَّرَّاءِ. ابن ابى الدنياو البزار و الطبرانى و الحاكم و قال : صحيح على الشرط مسلم
Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Pertama-tama orang yang dipanggil ke surga ialah orang-orang yang selalu memuji Allah ‘Azza wa Jalla di waktu lapang dan sempit”. [HR. Ibnu Abid Dunya, Al Bazzar, Thabrani dan Al Hakim, ia berkata : Shahih atas syarath Muslim].


Keutamaan ucapan Laa haula walaa quwwata illaa billaah

عَنْ اَبِى مُوْسَى رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ لَهُ: قُلْ، لاَ حَوْلَ وَ لاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ، فَاِنَّهَا كَنْزٌ مِنْ كُنُوْزِ اْلجَنَّةِ. البخارى و مسلم و ابو داود و الترمذى و النسائى و ابن ماجه
Dari Abu Musa RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda kepadanya, “Ucapkanlah : Laa haula walaa quwwata ilaa billaah (Tiada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah), karena ucapan itu termasuk simpanan dari simpanan-simpanan surga”. [HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah].

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَلاَ اَدُلُّكَ عَلَى بَابٍ مِنْ اَبْوَابِ اْلجَنَّةِ؟ قَالَ: وَ مَا هُوَ؟ قَالَ: لاَ حَوْلَ وَ لاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ. احمد
Dari Mu’adz bin Jabbal RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Maukah aku tunjukkan kepadamu suatu pintu dari pintu-pintu surga ?” Mu’adz menjawab, “Apa itu ya Rasulullah ?”. Beliau SAW bersabda, “Ucapan Laa haula walaa quwwata illaa billaah”. [HR. Ahmad]

عَنْ اَبِى ذَرّ رض قَالَ: كُنْتُ اَمْشِى خَلْفَ النَّبِيّ ص فَقَالَ لِى: يَا اَبَا ذَرّ، اَلاَ اَدُلُّكَ عَلَى كَنْزٍ مِنْ كُنُوْزِ اْلجَنَّةِ؟ قُلْتُ: بَلَى، قَالَ: لاَ حَوْلَ وَ لاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ. ابن ماجه و ابن ابى الدنيا و ابن حبان فى صحيحه
Dari Abu Dzarr RA, ia berkata : Suatu ketika aku berjalan di belakang Nabi SAW, maka beliau bersabda kepadaku, “Maukah aku tunjukkan kepadamu suatu simpanan dari simpanan-simpanan surga ?”. Aku menjawab, “Mau”. Beliau SAW bersabda, “Ucapan Laa haula walaa quwwata illaa billaah”. [HR. Ibnu Majah, Ibnu Abid Dunya dan Ibnu Hibban di dalam shahihnya].

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ اَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِ نِعْمَةً فَاَرَادَ بَقَاءَهَا فَلْيُكْثِرْ مِنْ قَوْلِ: لاَ حَوْلَ وَ لاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ. الطبرانى
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang Allah telah memberi ni’mat kepadanya dengan suatu nikmat, dan ia menginginkan kekekalannya, maka hendaklah ia memperbanyak ucapan : Laa haula walaa quwwata illaa billaah”. [HR. Thabrani].


Diantara bacaan dzikir yang lain :
عَنْ جُوَيْرِيَةَ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص خَرَجَ مِنْ عِنْدِهَا ثُمَّ رَجَعَ بَعْدَ اَنْ اَضْحَى وَ هِيَ جَالِسَةٌ. فَقَالَ: مَا زِلْتِ عَلَى اْلحَالِ الَّتِى فَارَقْتُكِ عَلَيْهَا؟ قَالَتْ: نَعَمْ. قَالَ النَّبِيُّ ص: لَقَدْ قُلْتُ بَعْدَكِ اَرْبَعَ كَلِمَاتٍ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ. لَوْ وُزِنَتْ بِمَا قُلْتِ مُنْذُ اْليَوْمِ لَوَزَنَتْهُنَّ: سُبْحَانَ اللهِ وَ بِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ، وَ رِضَاءَ نَفْسِهِ، وَ زِنَةَ عَرْشِهِ، وَ مِدَادَ كَلِمَاتِهِ. مسلم و ابو داود و النسائى و ابن ماجه و الترمذى
Dari Juwairiyah RA, bahwasanya Nabi SAW keluar dari sisinya, kemudian beliau kembali pada waktu dluha, sedangkan Juwairiyah masih duduk di tempat semula. Kemudian Nabi SAW bertanya, “Kamu masih berdzikir terus sejak kutinggalkan tadi ?”. Juwairiyah menjawab, “Ya”. Nabi SAW bersabda, “Sungguh setelah aku berpisah denganmu tadi aku mengucapkan empat kalimat sebanyak tiga kali. Seandainya ditimbang dengan apa yang kamu ucapkan sejak pagi hari tadi tentu setimbang, yaitu Subhaanalloohi wa bihamdihi ‘adada kholqihi, wa ridlooa nafsihi, wa zinata ‘arsyihi wa midaada kalimaatihi. (Maha Suci Allah dengan Pujian-Nya sebanyak makhluq-Nya, dengan keridlaan diri-Nya, seberat ‘arsy-Nya dan sebanyak tinta kalimat-Nya) [HR. Muslim, Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah dan Tirmidzi].

عَنْ عَائِشَةَ بِنْتِ سَعْدِ بْنِ اَبِى وَقَّاصٍ عَنْ اَبِيْهَا رض اَنَّهُ دَخَلَ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص عَلَى امْرَأَةٍ وَ بَيْنَ يَدَيْهَا نَوًى اَوْ حَصًى تُسَبّحُ بِهِ فَقَالَ: اُخْبِرُكِ بِمَا هُوَ اَيْسَرُ عَلَيْكِ مِنْ هذَا اَوْ اَفْضَلُ؟ فَقَالَ: سُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ مَا خَلَقَ فِى السَّمَاءِ، سُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ مَا خَلَقَ فِى اْلاَرْضِ، سُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ مَا بَيْنَ ذلِكَ، سُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ مَا هُوَ خَالِقٌ، وَ اللهُ اَكْبَرُ مِثْلَ ذلِكَ، وَ اْلحَمْدُ ِللهِ مِثْلَ ذلِكَ، وَ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ مِثْلَ ذلِكَ وَ لاَ حَوْلَ وَ لاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ مِثْلَ ذلِكَ. ابو داود و الترمذى و النسائى و ابن حبان فى صحيحه و الحاكم و قال صحيح الاسناد
Dari ‘Aisyah binti Sa’ad bin Abi Waqqash, dari bapaknya RA, bahwasanya dia bersama Rasulullah SAW datang pada seorang wanita yang sedang berdzikir dan di depannya ada biji kurma atau kerikil untuk bertasbih. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Maukah aku beritahukan kepadamu dengan sesuatu yang lebih mudah atau lebih utama untukmu daripada ini ?”. Lalu beliau membaca Subhaanalloohi ‘adada maa kholaqo fissamaai, subhaanalloohi ‘adada maa kholaqo fil ardli, subhaanalloohi ‘adada maa baina dzaalika, subhaanalloohi ‘adada maa huwa khooliqun. (Maha Suci Allah sebanyak apa yang Dia ciptakan di langit, Maha Suci Allah sebanyak apa yang Dia ciptakan di bumi, Maha Suci Allah sebanyak apa yang diantara keduanya, Maha Suci Allah sebanyak apasaja yang Dia ciptakan). Dan Alloohu Akbar seperti itu, Alhamdu lillaah seperti itu, dan Laa haula walaa quwwata illaa billaah seperti itu pula. [HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai, Ibnu Hibban di dalam shahihnya dan Hakim, ia berkata : Shahih sanadnya].

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص حَدَّثَهُمْ اَنَّ عَبْدًا مِنْ عِبَادِ اللهِ قَالَ: يَا رَبّ لَكَ اْلحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِى لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَ لِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ، فَعَضَّلَتْ بِاْلمَلَكَيْنِ وَ لَمْ يَدْرِيَا كَيْفَ يَكْتُبَانِهَا فَصَعِدَا اِلَى السَّمَاءِ فَقَالاَ: يَا رَبَّنَا اِنَّ عَبْدَكَ قَدْ قَالَ مَقَالَةً لاَ نَدْرِى كَيْفَ نَكْتُبُهَا؟ قَالَ اللهُ وَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَا قَالَ عَبْدُهُ: مَاذَا قَالَ عَبْدِى؟ قَالَ: يَا رَبّ اِنَّهُ قَدْ قَالَ: يَا رَبّ لَكَ اْلحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِى لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَ لِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. فَقَالَ اللهُ لَهُمَا: اُكْتُبَاهَا كَمَا قَالَ عَبْدِى حَتَّى يَلْقَانِى فَاَجْزِيَهُ بِهَا. احمد و ابن ماجه
Dari Ibnu Umar RA, bahwasanya Rasulullah SAW bercerita kepada para shahabat, bahwa ada seorang hamba diantara hamba-hamba Allah mengucapkan Yaa robbi lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wajhika wa li’adhiimi sulthoonika (Wahai Tuhanku, bagi-Mu segala puji sebagaimana yang pantas untuk kemulyaan wajah-Mu, dan untuk kebesaran kekuasaan-Mu). Maka kalimat itu menyulitkan kepada dua malaikat, keduanya tidak tahu bagaimana harus mencatatnya, lalu keduanya naik ke langit, bertanya kepada Allah, “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya hamba-Mu telah mengucapkan suatu ucapan yang kami tidak tahu bagaimana harus mencatatnya ?”. Allah bertanya (padahal Dia lebih mengetahui apa yang diucapkan hamba-Nya), “Apa yang diucapkan oleh hamba-Ku ?”. Kedua malaikat itu menjawab, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya ia telah mengucapkan kalimat Yaa robbi lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wajhika wa li’adhiimi sulthoonika”. Lalu Allah berfirman kepada kedua malaikat tersebut, “Catatlah kalimat itu sebagaimana hamba-Ku telah mengucapkannya sehingga ia bertemu dengan-Ku, maka Aku akan memberikan pahalanya”. [HR. Ahmad dan Ibnu Majah]

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَنْ قَالَ اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى تَوَاضَعَ كُلُّ شَيْءٍ لِعَظَمَتِهِ وَ اْلحَمْدُ ِللهِ الَّذِى ذَلَّ كُلُّ شَيْءٍ لِعِزَّتِهِ وَ اْلحَمْدُ ِللهِ الَّذِى خَضَعَ كُلُّ شَيْءٍ لِمُلْكِهِ وَ اْلحَمْدُ ِللهِ الَّذِى اسْتَسْلَمَ كُلُّ شَيْءٍ لِقُدْرَتِهِ، فَقَالَهَا يَطْلُبُ بِهَا مَا عِنْدَ اللهِ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِهَا اَلْفَ حَسَنَةٍ وَ رَفَعَ لَهُ بِهَا اَلْفَ دَرَجَةٍ وَ وُكّلَ بِهِ سَبْعُوْنَ اَلْفَ مَلَكٍ يَسْتَغْفِرُوْنَ لَهُ اِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ. الطبرانى
Dari Ibnu ‘Umar RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mengucapkan Alhamdu lillaahil ladzii tawaadlo’a kullu syaiin li’adhomatihi, walhamdu lillaahil ladzii dzalla kullu syaiin li’izzatihi, walhamdu lillaahil ladzii khodlo’a kullu syaiin limulkihi, walhamdu lillaahil ladzistaslama kullu syaiin liqudrotihi (Segala puji bagi Allah yang merasa rendah segala sesuatu karena keagungan-Nya, segala puji bagi Allah yang merasa hina segala sesuatu karena kemulyaan-Nya, segala puji bagi Allah yang tunduk segala sesuatu karena kerajaan-Nya, dan segala puji bagi Allah yang berserah diri segala sesuatu karena kekuasaan-Nya), dia mengucapkannya untuk mencari apa yang ada di sisi Allah, maka Allah mencatat untuknya seribu kebaikan dan mengangkat untuknya seribu derajat, dan diserahi dengannya tujuh puluh ribu malaikat memohonkan ampun untuknya sampai hari qiyamat. [HR. Thabrani].

عَنْ اَنَسٍ رض قَالَ: كُنْتُ مَعَ النَّبِيّ ص جَالِسًا فِى اْلحَلْقَةِ اِذْ جَاءَ رَجُلٌ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيّ ص وَ اْلقَوْمِ. فَقَالَ: اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ. فَرَدَّ النَّبِيُّ ص: وَ عَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ. فَلَمَّا جَلَسَ الرَّجُلُ قَالَ: اَلْحَمْدُ ِللهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا اَنْ يُحْمَدَ وَ يَنْبَغِى لَهُ. فَقَالَ لَهُ رَسُوْلُ اللهِ ص: كَيْفَ قُلْتَ؟ فَرَدَّ عَلَيْهِ كَمَا قَالَ، فَقَالَ النَّبِيُّ ص: وَ الَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ، لَقَدِ ابْتَدَرَهَا عَشْرَةُ اَمْلاَكٍ كُلُّهُمْ حَرِيْصٌ عَلَى اَنْ يَكْتُبَهَا، فَمَا دَرَوْا كَيْفَ يَكْتُبُوْنَهَا حَتَّى رَفَعُوْهَا اِلَى ذِى اْلعِزَّةِ، فَقَالَ: اَكْتُبُوْهَا كَمَا قَالَ عَبْدِى. احمد و رواته ثقات و النسائى و ابن حبان فى صحيحه الا انهما قالا: كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَ يَرْضَى
Dari Anas RA ia berkata : Dahulu saya bersama Rasulullah SAW duduk dalam suatu majlis. Tiba-tiba datang seorang laki-laki, lalu mengucapkan salam kepada Nabi SAW dan kepada orang-orang yang ada di situ. Dia mengucapkan, “Assalaamu ’alaikum warohmatullooh”. Lalu Nabi menjawabnya, “Wa ’alaikumus salaamu warohmatulloohi wa barokaatuh”. Setelah orang laki-laki itu duduk, ia mengucapkan Alhamdu lillaahi hamdan katsiiron thoyyiban mubaarokan fiihi kamaa yuhibbu robbunaa an yuhmada wa yanbaghii lahu (Segala puji bagi Allah, pujian yang banyak, yang baik dan diberkahi padanya, sebagaimana yang Tuhan kami menyukainya untuk dipuji dan yang pantas untuk-Nya). Kemudian Nabi SAW bertanya, “Bagaimana yang kamu ucapkan tadi ?”. Lalu orang laki-laki tersebut mengulanginya sebagaimana yang telah diucapkan. Maka Nabi SAW bersabda, “Demi Tuhan yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh telah berebut sepuluh malaikat, semuanya menginginkan untuk mencatatnya, tetapi mereka tidak tahu bagaimana harus mencatatnya, sehingga mereka membawanya naik kepada Allah yang Maha Mulia, lalu Allah berfirman (kepada para malaikat), “Catatlah sebagaimana perkataan hamba-Ku itu”. [HR. Ahmad, para perawinya orang-orang kepercayaan, Nasai dan Ibnu Hibban di dalam shahihnya, hanya saja keduanya mengatakan : Kama yuhibbu robbunaa wa yardloo].


Dzikir ba’da shalat
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص اِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلاَتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلاَثًا وَ قَالَ: اَللّهُمَّ اَنْتَ السَّلاَمُ، وَ مِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ ذَا اْلجَلاَلِ وَ اْلاِكْرَامِ. قَالَ اْلوَلِيْدُ: فَقُلْتُ ِلـْلاَوْزَعِى: كَيْفَ اْلاِسْتِغْفَارُ؟ قَالَ: تَقُوْلُ اَسْتَغْفِرُ اللهَ، اَسْتَغْفِرُ اللهَ. مسلم
Dari Tsauban, dia berkata : Adalah Rasulullah SAW apabila selesai dari shalat, beliau memohon ampun (membaca istighfar) tiga kali. Lalu beliau membaca, Alloohumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarokta dzal jalaali wal ikroom “Ya Allah, Engkaulah yang memiliki keselamatan, dari Engkaulah datangnya keselamatan. Engkau Maha Memberkahi, wahai Tuhan Yang Maha Agung lagi Maha Mulia”. Al-Walid (perawi) berkata : Aku bertanya kepada Al-Auza’iy, “Bagaimana bacaan istighfar itu ?”. Al-Auza’iy menjawab, “Astaghfirullooh, astaghfirullooh”. (Aku mohon ampunan kepada Allah, aku mohon ampunan kepada Allah). [HR. Muslim]

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ ص اِذَا سَلَّمَ لَمْ يَقْعُدْ اِلاَّ مِقْدَارَ مَا يَقُوْلُ: اَللّهُمَّ اَنْتَ السَّلاَمُ وَ مِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ ذَا اْلجَلاَلِ وَ اْلاِكْرَامِ. و فى رواية ابن نمير: يَا ذَا اْلجَلاَلِ وَ اْلاِكْرَامِ. مسلم
Dari ‘Aisyah, dia berkata, “Dahulu Nabi SAW apabila selesai salam, beliau tidak duduk kecuali sekedar membaca Alloohumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarokta dzal jalaali wal ikroom. Dan dalam riwayat Ibnu Numair Yaa dzal jalaali wal ikroom. [HR. Muslim]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص: مَنْ سَبَّحَ اللهَ فِى دُبُرِ كُلّ صَلاَةٍ ثَلاَثًا وَ ثَلاَثِيْنَ وَ حَمِدَ اللهَ ثَلاَثًا وَ ثَلاَثِيْنَ وَ كَبَّرَ اللهَ ثَلاَثًا وَ ثَلاَثِيْنَ فَتِلْكَ تِسْعَةٌ وَ تِسْعُوْنَ. وَ قَالَ تَمَامُ اْلمِائَةِ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلمُلْكُ، وَ لَهُ اْلحَمْدُ، وَ هُوَ عَلَى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَ اِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ اْلبَحْرِ. مسلم
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Barangsiapa yang setiap habis shalat membaca tasbih sebanyak tiga puluh tiga kali, tahmid sebanyak tiga puluh tiga kali, takbir sebanyak tiga puluh tiga kali, yang demikian itu berarti sembilan puluh sembilan kali”. Nabi SAW bersabda, “Dan genap seratusnya ia mengucap, Laa ilaaha illalloohu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir. (Tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia atas segala sesuatu Berkuasa), maka akan diampuni dosa-dosanya sekalipun sebanyak buih di laut”. [HR. Muslim]

عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص قَالَ: مُعَقّبَاتٌ لاَ يَخِيْبُ قَائِلُهُنَّ اَوْ فَاعِلُهُنَّ دُبُرَ كُلّ صَلاَةٍ مَكْتُوْبَةٍ، ثَلاَثٌ وَ ثَلاَثُوْنَ تَسْبِيْحَةً وَ ثَلاَثٌ وَ ثَلاَثُوْنَ تَحْمِيْدَةً وَ اَرْبَعٌ وَ ثَلاَثُوْنَ تَكْبِيْرَةً. مسلم
Dari Ka’ab bin ‘Ujrah, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Beberapa bacaan yang dibaca setiap habis shalat fardlu yang tidak akan membuat rugi bagi orang yang membacanya (mengerjakannya) ialah tiga puluh tiga kali tasbih, tiga puluh tiga kali tahmid, dan tiga puluh empat kali takbir”. [HR. Muslim]

كَتَبَ مُعَاوِيَةُ اِلَى اْلمُغِيْرَةِ: اُكْتُبْ اِلَيَّ بِشَيْءٍ سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ ص. قَالَ: فَكَتَبَ اِلَيْهِ. سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ اِذَا قَضَى الصَّلاَةَ: لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلمُلْكُ وَ لَهُ اْلحَمْدُ، وَ هُوَ عَلَى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اَللّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا اَعْطَيْتَ وَ لاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَ لاَ يَنْفُعَ ذَا اْلجَدّ مِنْكَ اْلجَدُّ. مسلم
Mu’awiyah berkirim surat kepada Mughirah yang isinya, “Tuliskanlah untukku sesuatu yang kamu dengar dari Rasulullah SAW”. (Rawi) berkata : Mughirah pun berkirim surat kepada Mu’awiyah yang isinya, “Aku mendengar Rasulullah SAW setiap kali selesai shalat, beliau berdoa Laa ilaaha illalloohu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir. Alloohumma laa maani’a limaa a’thoita wa laa mu’thiya limaa mana’ta, wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu. (Tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji, dan Dia atas segala sesuatu berkuasa. Ya Allah, tidak ada yang dapat menghalangi terhadap apa yang Engkau beri, dan tidak ada yang dapat memberi terhadap apa yang Engkau halangi, dan tidak bermanfaat (kekayaan itu) terhadap orang yang kaya, dari-Mu lah kekayaan itu”. [HR. Muslim]

Baca Juga :

Tidak ada komentar