Batu Lingga Purusha atau Batu Menhir Di Citembong Girang Ganeas

Warga di Desa Ganeas Kecamatan Ganeas tak sengaja menemukan sebuah batu berdiri tegak di atas perbukitan. Batu berbentuk persegi empat dengan tinggi 1 meter itu ditemukan warga di Bukit Cucut, Blok Citembong Girang.

Kuat dugaan batu berwarna hitam itu merupakan menhir yang digunakan untuk pemujaan di era pra aksara. Dikonfirmasi Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Sumedang, M. Budi Akbar, penemuan batu yang diduga menhir itu berawal dari warga yang sedang melintas di Bukit Cucut.

“Kebetulan pada saat kami dengan tim ahli ke Citembong Girang atau Kabuyutan itu, ada warga yang menyampaikan bahwa di atas sekitar 1,5 dari lokasi Kabuyutan itu ada struktur batu diduga merupakan cagar Budaya,” kata Budi 

Adapun kata Budi, yang menjadi dasar bahwa batu yang dimaksud merupakan batu menhir berdasarkan para ahli dari Badan Riset dan Inovasi (BRIN) yang meneliti situs kabuyutan. Tim ahli berpendapat bahwa di kawasan kabuyutan itu pernah ada kehidupan.

Bahkan setelah digabungkan dengan buku Sumedang dari masa ke masa, ternyata kawasan kabuyutan Citembong Girang ini merupakan cikal bakal berdirinya Kerajaan Sumedang Larang sebelum ke Darmaraja.

“Namun disaat yang sama ada sebuah laporan dari warga yang menemukan struktur batu yang diduga menhir. Setelah kami mendapatkan foto, maka saya kirimkan lagi ke Arkeolog dari BRIN yaitu Doktor Lutfi. Melalui foto dari warga, Pa Doktor Lutfi membenarkan bahwa struktur batu itu merupakan menhir yang digunakan oleh manusia ora aksara untuk melakukan upacara atau ritual,” jelasnya.

Lanjut Budi, jika sebuah kawasan ditemukan struktur menhir biasanya ada struktur penunjang lainnya. “Kami mencoba konfirmasi lagi ke masyarakat, masyarakat bilang bahwa menurut kacamata awam itu seperti pondasi atau ‘ngentep’. Bahkan ada kemungkinan sebuah punden berundak untuk melakukan ritual pada jamannya yang kemungkinan sekitar 600 sampai 700 tahun sebelum masehi,” terang Budi.

Budi juga mengatakan, bahwa penentuan batu yang dimaksud adalah menhir bukan hanya dugaan semata. Namun berdasarkan hasil pengamatan Doktor Lutfi yang melihat hasil foto dari warga.

Oleh sebab itu diyakininya, temuan baru ini juga akan mengekor kepada temuan lainnya di sekitar lokasi ditemukannya struktur baru menhir. Mengingat di lokasi kabuyutan yang tidak jauh dari lokasi struktur batu menhir, masih diterapkan hukum adat. Yang mana dari ujung Kampung Cisedong sampai ke Cibogo tidak boleh dibuat bangunan rumah sampai saat ini.

Ini juga bisa menguatkan bahwa disitu pernah kehidupan. Bahkan di Cibogo itu tidak boleh ada yang namanya hiburan atau bangreng hingga dilarang keras menabuh ‘go’ong’ besar. “Sampai sekarang hukum-hukum adat ini masih dipegang, ini menjadi bukti penunjang bahwa di kabuyutan itu pernah ada kehidupan,” ungkap Budi.

Dengan demikian Budi meyakini, jika tim ahli bisa menggali dan mengembangkan temuan baru ini akan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, kajian sejarah, geologi dan arkeologi, struktur batu menhir Bukit Cucut akan menjadi wisata edukasi sejarah.

Selain itu juga bisa menjadi bukti peradaban manusia yang ada di Kabupaten Sumedang. “Kalau kita berbicara Sumedang dahulu tanpa ada bukti otentik seperti ini, cerita dan narasi yang kita punya enggak akan ada apa-apanya. Karena ini merupakan bukti otentik kebesaran leluhur kita di zaman dahulu. Mudah-mudahan disamping ditemukannya struktur batu, kita juga bisa menemukan naskah kuno yang kemungkinan tersebar di masyarakat,” paparnya.

Sejauh ini tim arkeolog dan Disparbudpora Sumedang belum melakukan penelitian secara detail terkait batu Benhir tersebut. Sehingga pihaknya akan mencoba mengajak tim arkeolog untuk mendatangi lokasi penemuan batu mirip menhir itu, sekaligus mengkajinya. Pengkajian dimaksud dari sisi geologi, paleontologi dan sejarahnya. 

Warga yang sadar bahwa batu tersebut tak sekedar batu biasa itu memotret dan langsung mengirimkan foto batu tersebut ke Disparbudpora via pesan instan. Secara spesifik lanjut Budi, lokasi batu mirip menhir itu ditemukan tak jauh dari Situs Kabuyutan Citembong Girang Ganeas.

Salam Santun

Tidak ada komentar

Posting Komentar