Bapak Latip Adiwijaya, menuturkan : “Di daerah Ciamis khususnya Kecamatan Cimaragas terdapat sebuah situs berupa makam, peninggalan arkeologi dan batu-batu patilasan yang merupakan peninggalan Kerajaan Galuh Pangauban atau Galuh Gara Tengah yang diperintah oleh Sanghyang Cipta Permana Prabudigaluh Salawe. Situs tersebut terdapat di Dusun Tunggal Rahayu Desa / Kec. Cimaragas. Nama situs tersebut diambil dari nama raja galuh islam pertama yaitu Sanghyang Cipta Permana Prabudigaluh Salawe 1595-1618 M” (wawancara dengan Latip Adiwijaya, tanggal 1 maret 2013).
Situs ini merupakan tempat pemakaman yang terdiri dari tiga ruangan. Masing-masing ruangan dibatasi oleh susunan batu yang disisipkan dalam gundukan tanah seperti layaknya bangunan tembok, selain itu terdapat batu kursi yang menyerupai kuburan dan terdapat batu yang menyerupai angsa yang terletak pada dinding sebelah timur ruangan (Profil desa Cimaragas tahun 2013).
Dari hasil wawancara dengan juru kunci Latip Adiwijaya tanggal 29 0ktober 2012 menyebutkan bahwa situs cagar budaya sanghyang maharaja cipta permana prabu digaluh salawe terdapat lima gerbang yang antara lain yaitu :
Gerbang 1. Merupakan gerbang utama (pintu) menuju situs.
Gerbang 2. Merupakan tempat patilasan-patilasan, yaitu :
1) Dewi Sulung Manis yang merupakan istri dari patih petinngi salawe.
2) Pangeresan, merupakan batu pangcalikan atau pengangkatan raja / ratu.
3) Dewi Umayah, merupakan bendahara kerajaan (juru keungan).
4) Ratu / raja muda galuh pangauban gara tengah sanghyang adipati panaekan (1618-1625).
Gerbang 3. Di dalamnya terdapat batu-batu patilasan, antara lain :
1) Batu entog / wisnu murti, yaitu batu peninggalan zaman hindhu-budha yang menyerupai angsa.
2) Sunan Rangga lawe.
3) Syekh Muhidin, merupakan guru besar agama.
4) Ki Galuh Pamungkas.
5) Pamidangan
6) Rd. Jaya Kusumah.
7) Rd. Sutadepra Cipta Permana Umbul Salawe.
8) Raden Jaya Kusumah (pejuang).
9) Sumur Bandung (Raja laut selatan).
10) Ratu / Raja Galuh Pangauban Gara Tengah Sanghyang Maharaja Cipta Permana Prabu di Galuh Salawe (1595-1618).
Gerbang 4. Di dalamnya terdapat batu-batu patilasan, antara lain :
1) Siti umalaiah (istri patih anggrasenapajajaran).
2) Mahapatih Anggrasena.
3) Nata dikusumah (putra cikal petinggi salawe).
Gerbang 5. Di dalamnya terdapat batu-batu patilasan, antara lain :
1) Prabu Siliwangi / Syekh manah rasa.
2) Ibu Ratu galuh sunan nganjung tatali pinunjul (istri prabu cipta permana).
3) Syekh abdul kodir.
4) Nyai ratna inten / putra singa depra (juru antar).
5) Singa depra (putra suta depra).
6) Depra santana (putra singa depra).
7) Petinggi salawe.
8) Gudang peralatan perang.
Ini semua merupakan warisan sejarah yang terdapat di situs salawe masa kerajaan galuh sebelum islam dan masa islam. 1)
SEJARAH SINGKAT MAHARAJA CIPTA PRABU DIGALUH SALAWE (MP. 1596 – 1618 M)
Prabu Munding Surya Ageung (Raja Maja) menurut Sejarah Panjalu Ciamis, Prabu Munding Surya Ageung (Prabu Munding Wangi) adalah ayah dari Raden Ranggamantri (Parunggangsa), Raja Maja terakhir.
Rd. Ranggamantri selanjutnya menikah dengan Ratu Dewi Sunyalarang (Ratu Parung - 1500 M) putra Sunan Parung / Batara Sakawayana (Raja Talaga – 1450 M) dan akhirnya merangkap sebagai Raja Talaga terakhir. Diislamkan oleh Syarif Hidayatullah tahun 1529 M, Rd. Ranggamantri/Parunggangsa diberi julukan “Pucuk Umum“.
Rd. Ranggamantri (+ 1530 M) mempunyai 3 orang putra, diantaranya yaitu Prabu Haurkuning. Prabu Haurkuning adalah Pendiri Kerajaan Galuh Pangauban di Putrapinggan Kalipucang (diperkirakan sekitar 1530 M).
Prabu Haurkuning memiliki tiga orang putra, yaitu :
1. Raja Upama, menggantikan ayahnya sebagai Raja Galuh Pangauban di Putra Pinggan.
2. Raja Sanghyang Cipta, menjadi Raja di Galuh Salawe (daerah Cmaragas Sekarang).
3. Sareuseupan Agung.
Sebagai anak tertua, Raja Upama mewarisi kerajaan Galuh Pangauban dari ayahnya. Raja Sanghyang Cipta diberi wilayah Salawe (Cimaragas) dan mendirikan Kerajaan Galuh Salawe. Sedangkan Sareuseupan Agung menjadi Raja di wilayah Cijulang.
Raja Sanghyang Cipta mempunyai 3 orang putra, yaitu :
- Tanduran Ageung (Tanduran Gagang), beliau adalah isteri Pangeran Rangga Permana putra Prabu Geusan Ulun yang mendirikan Kerajaan Galuh Kertabumi (Raja Galuh Kertabumi 1585 – 1602 M).
Sejarah lain menceritakan Tanduran Ageung kemudian menikah dengan Rangga Permana, anaknya Prabu Geusan Ulun (Angkawijaya) pada tahun 1585 M. Wilayah Muntur pun diberikan oleh Maharaja Sanghyang Cipta sebagai hadiah perkawinan. Di wilayah tersebut kemudian berdiri Kerajaan Galuh Kertabumi dan Rangga Permana diberi gelar Prabu Dimuntur. Raja ini memerintah dari tahun 1585 - 1602 M.
-
Cipta Permana bergelar dan diangkat menjadi
Prabu Digaluh Salawe Gara Tengah (Mp. 1596 - 1618 M), Raja Galuh yang pertama memeluk agama Islam yang mempunyai putra yang diangkat oleh Sultan Agung Mataram untuk menjadi panglima perang melawan penjajah di Batavia dengan gelar
Rd. Adipati Panaekan (Mp. 1618 - 1625 M). baca juga
Berziarah ke Makam Adipati Panaekan
- Sanghyang Permana
Sanghiang Permana Balaniksa
yang membuat Kerajaan Galuh kawasen Banjarsari.
Kaitan Silsilah Cipancar Hilir, Tembong Agung, Sumedanglarang dengan Galuh Salawe
Dewi Komalasari (Ratu Komara Arma Arta Arma Arsuta / Sunan Baeti / Sunan Pancer / Nini Balagrantrang / Ratu Mandala Sakti / Nini Sanepa) x Aria Bimaraksa (Ki Balagantrang / Ki Sanepa / Rsi Putih), => Prabu Aji Putih x Ratu Nawang Wulan => Prabu Brata Kusuma Tajimalela x Rangga Wulung => Prabu Gajah Agung (Atma Brata) x Nyi Mas Gandrunia => Prb. Jagabaya (Prabu Pagulingan) x Miramaya => Prb. Mertalaya (Sunan Guling) x Mutiasari => Prabu Tirta Kusuma (sunan Tuakan) x Ratu Nurcahya Sumedanglarang 1) => Ratu Ratnasih / Nyi Rajamatri (Ratu Istri Rajamantri) x Prabu Siliwangi => Munding Laya Dikusumah (Munding Sari Ageung / Munding II / Prabu Munding Suria Ageung / Prabu Munding Wangi) x Ratu Putri Mayangkaruna => Rd Rangga Mantri (Prabu Pucuk Umum / Raja Maja / Raja Talaga) x Ratu Dewi Sunyalarang / Ratu Parung => Prabu Haurkuning gelar: 1535 - 1579, Raja Galuh Pangauban/Pangandaran penguburan: Darma, Kuningan, berputra :
1. Tanduran Ageng jadi permaisuri Putra Gesan Ulun yaitu Rd. Rangga Permana yang bergelar Prabu Dimuntur yang lokasinya di Kertabumi Cijeungjing.
2. Cipta Permana bergelar dan diangkat menjadi Prabu Digaluh Salawe Gara Tengah Tahun 1595-1618, adalah Raja Galuh yang pertama memeluk agama Islam yang mempunyai putra yang diangkat oleh Sultan Agung Mataram untuk menjadi panglima perang melawan penjajah di Batavia dengan gelar Rd. Adipati Panaekan Tahun 1618 - 1625 yang menjadi leluhur bupati Kabupaten Ciamis dan situs makamnya Sanghyang Cipta Permana berada di dusun Tunggal Rahayu RT. 24 Rw. 09 Desa Cimaragas, Kec Cimaragas Kab. Ciamis Prov. Jawa Barat.
3. Sanghiang Permana Balaniksa yang membuat Kerajaan Galuh kawasen Banjarsari.
Adipati Panaekan (Raden Ujang Ngoko), 1618 - 1625, Bupati Galuh/Ciamis ke 1 => Raden Ujang Purba, yang Bergelar Dipati Imbanagara Mp.1625-1636 => Adipati Imbanagara Mp. 1625 - 1636 => RA. Adipati. Panji Jayanagara/Rd.Yogaswara/Mas Bongsar x NR. Murdah / NR. Siti Mariah salah satu putri dari 6 putra-putri Rd. Aria Soeriadiwangsa (Rangga Gempol), Bupati Priangan Masa Mataram yang pernah memerintah di Tegal Kalong – Sumedang Utara, Mp. 1601 – 1625, dan Rd. Aria Soeriadiwangsa dimintai bantuan oleh Sultan Agung untuk menguasai Sampang-Madura, namun sekembalinya dari Sampang Madura setelah tunduk kepada Mataram, karena hasutan politis oleh Bupati Purbalingga kepada Dipati Aria Soeriadiwangsa (Rangga Gempol), sehingga oleh Sultan Mataram dihukum dan jasadnya Rd. Aria Soeriadiwangsa (Rangga Gempol) di dikebumikan di 3 lokasi yang berbeda di Daerah Mataram, yaitu : di Lempuyangan - Jogjajakarta, di Jalan Krasak -Kotabaru, dan di Blunyah Gede Malati - Sleman.
Cag sakitu heula nyucruk galur mapay laratan, anu ditunda di hanjuang siang teundeun dihandeuleum sieum, galeuh, galihna, galuh atawa galunggung.
Cat : tanda panah (=>), adalah berputra salah satunya (basa sundanya apuputra)
Sumber :
1. U Runalan S, "Situs Cagar Budaya Sanghyang Maharaja Cipta Permana Prabu Di Galuh Salawe Dusun Tunggal Rahayu Desa Cimaragas Kecamatan Cimargas Kabupaten Ciamis", Jurnal Artefak Vol. 3 No. 2 - Agustus 2015, Hal. 175 - 176.
2. Silsilah Sumedanglarang
Post a Comment