Tentang Gelar Raja / Ratu Pucuk Umun
Banyak cerita menyebutkan bahwa Prabu Pucuk Umun adalah raja yang menolak masuk Islam, ada yang menyebut melarikan diri ke gunung Ciremai, ada yang menyebut Raja Talaga itu melarikan diri ke Banten, karena tidak mau masuk Islam, dan ada yang menyebut juga menolak agama Islam di Banten, serta melarikan diri ke Baduy.
Pucuk Umun merupakan gelar/pangkat yang diberikan kepada penguasa di tatar sunda, ada beberapa daerah yang mempunyai nama ini, diantaranya :
- Pucuk Umun di Talaga, adalah anak dari Prabu Mundingsari Ageung cucu Prabu Siliwangi / Jaya Dewata, dikenal juga dengan Raden Ranggamantri / Parunggangsa, mendapat gelar Pucuk Umun dari Susuhunan Jati (Syekh Syarief Hidayatullah), beliau menikah dengan Ratu Sunyalarang (Ratu Parung) yang merupakan pewaris tahta kerajaan Talaga.
Adalah Ratu Simbar Kancana, pewaris tahta Talaga yang menikah dengan Raden Kusumalaya (Guru Gantangan) anak dari Prabu Ningrat Kencana (Prabu Dewa Niskala) dari Galuh, Raden Kusumalaya ini adalah adik dari Prabu Siliwangi (Prabu Jaya Dewata). Pernikahan Ratu Simbar Kancana dan Raden Kusumalaya (Guru Gantangan), mempunyai anak Sunan Parung (Sunan Corendra), Sunan Parung mempunyai istri 2, yaitu :
Adalah Ratu Simbar Kancana, pewaris tahta Talaga yang menikah dengan Raden Kusumalaya (Guru Gantangan) anak dari Prabu Ningrat Kencana (Prabu Dewa Niskala) dari Galuh, Raden Kusumalaya ini adalah adik dari Prabu Siliwangi (Prabu Jaya Dewata). Pernikahan Ratu Simbar Kancana dan Raden Kusumalaya (Guru Gantangan), mempunyai anak Sunan Parung (Sunan Corendra), Sunan Parung mempunyai istri 2, yaitu :
a. Mayangsari, putri dari Prabu Langlangbuana Kuningan, menurunkan Ratu Sunyalarang (Ratu Parung) Talaga.
Baca juga di sini : https://cipakudarmaraja.blogspot.com/2017/08/sunan-corendra-dan-ratu-sintawati-raja.html
Baca juga di sini : https://cipakudarmaraja.blogspot.com/2017/08/sunan-corendra-dan-ratu-sintawati-raja.html
Lokasi Makam Sunan Parung (Sunan Corendra), dan istrinya Mayangsari Juga putrinya Ratu Wulansari / Ratu Sunyalarang (Ratu Parung) Sebelum dialihkn ke Situ Sangiang, di Desa Campaga Kecamatan Talaga |
b. Ratu Sintawati / Nyimas Ratu Patuakan putrinya Prabu Tirta Kusuma (Sunan Tuakan) Raja Sumedang Larang ke VI (1237 - 1462 M), dan mempunyai anak bernama Satyasih atau dikenal sebagai Ratu Inten Dewata setelah menikah dengan Pangeran Santri Kusumadinata I atau Ki Gedeng Sumedang (Rd. Sholih) digelari Ratu Pucuk Umun.
Pernikahan Sunan Parung (Sunan Corendra) dengan Mayangsari putranya Prabu Langlang Bhuana Raja Kuningan, mempunyai seorang anak bernama Ratu Wulansari atau Ratu Sunyalarang (Ratu Parung), yang kemudian menikah dengan Raden Ranggamantri atau Prabu Pucuk Umun di Talaga, sedangkan Sunan Parung (Sunan Corendra) setelah menikah dengan Ratu Sintawati. menpunyai seorang putri yang bernama Satyasih atau Ratu Pucuk Umun Sumedang atau Ratu Inten Dewata yang kemudian menikah dengan Pangeran Santri Kusumadinata I atau Ki Gedeng Sumedang (Rd. Sholih) putranya Pangeran Muhammad.
Kekuasaan di Talaga diberikan kepada anaknya Ratu Sunyalarang (Ratu Parung, mengambil nama dari ayahnya). Karena menikah dengan Ratu Sunyalarang, RadenRanggamantri mempunyai gelar Sunan Parunggangsa, kelak diberi gelar Pucuk Umun oleh Susuhunan Jati (Syekh Syarief Hidayatullah), beliau dipercaya menyebarkan syiar Islam di wilayah Talaga.
Baik Susuhunan Jati, ataupun Raden Ranggamantri adalah sama sama cucu Prabu Siliwangi, Raden Ranggamantri adalah anak Prabu Mundingsari Ageung, cucu Prabu Siliwangi dari istrinya bernama istri Ratu Rajamantri anak dari Prabu Tirta Kusuma (Sunan Patuakan/Sunan Tuakan) Raja Sumedang Larang ke VI (1237 - 1462M) dari istrinya Ratu Nurcahya. Sedangkan Sunan Gunung Jati anak Lara Santang cucu Prabu Siliwangi dan Subang Larang.
Pernikahan Sunan Parung (Sunan Corendra) dengan Mayangsari putranya Prabu Langlang Bhuana Raja Kuningan, mempunyai seorang anak bernama Ratu Wulansari atau Ratu Sunyalarang (Ratu Parung), yang kemudian menikah dengan Raden Ranggamantri atau Prabu Pucuk Umun di Talaga, sedangkan Sunan Parung (Sunan Corendra) setelah menikah dengan Ratu Sintawati. menpunyai seorang putri yang bernama Satyasih atau Ratu Pucuk Umun Sumedang atau Ratu Inten Dewata yang kemudian menikah dengan Pangeran Santri Kusumadinata I atau Ki Gedeng Sumedang (Rd. Sholih) putranya Pangeran Muhammad.
Kekuasaan di Talaga diberikan kepada anaknya Ratu Sunyalarang (Ratu Parung, mengambil nama dari ayahnya). Karena menikah dengan Ratu Sunyalarang, RadenRanggamantri mempunyai gelar Sunan Parunggangsa, kelak diberi gelar Pucuk Umun oleh Susuhunan Jati (Syekh Syarief Hidayatullah), beliau dipercaya menyebarkan syiar Islam di wilayah Talaga.
Makam Raden Ranggamantri / Sunan Parunggangsa / Pucuk Umun Talaga Di Desa Sangiang, Kecamatan Talaga Kabupaten Majalengka |
- Pucuk Umun di Sumedang Larang, adalah anak Sunan Parung (Sunan Corendra) Talaga dari istrinya Ratu Sintawati (Nyimas Patuakan), Raja Sumedang Larang ke VII (1462 - 1530 M), bernama Setyasih yang kelak menikah dengan Pangeran Santri (Rd. Sholih) putra Pangeran Muhammad (Pangeran Palakaran/Pameulakaran) dari Cirebon, Ratu Satyasih (Ratu Inten Dewata) ini mempunyai gelar Ratu Pucuk Umun juga, berarti antara Raja Talaga dan Ratu Sumedang Larang adalah saudara seayah, berdasarkan fakta ini Raden Ranggamantri (Parunggangsa) yang juga mempunyai gelar Pucuk Umun juga tidak diragukan lagi adalah Islam.
- Pucuk Umun di Banten, Prabu Siliwangi dari istri Kentring Manik, mempunyai anak Prabu Surawisesa penerus raja Pajajaran, Adipati Suranggana, penguasa Banten Girang, dan Adipati Surosowan, penguasa Banten pesisir. Baik adipati Suranggana ataupun sang Surosowan, sama sama mempunyai gelar Pucuk Umum.
Dalam sejarah yang ditulis sejarawan Prof Yoseph Iskandar bersumber naskah Wangsakerta, disebutkan bahwa Adipati Suranggana/Pucuk Umum, Banten Girang adalah murid Syekh Ali Rahmatullah (Sunan Ampel), ketika itu Sunan Ampel dalam perjalanan dari Campa ke Jawa Timur, singgah di Banten, kedatangan beliau diterima dengan hormat oleh penguasa Banten, pesisir Sang Surosowan dan Banten Girang, sang Suranggana. Dari fakta ini sang Suranggana/Pucuk Umum Banten, Girang, adalah orang banten pertama yang memeluk agama islam, dari adipati Suranggana ini mempunyai anak dikenal dengan nama Ki Mas Jong dan Agus Ju, merupakan makam yang sering di ziarahi umat Islam di Banten, Girang, makam di Banten Girang, tokoh yang membantu Sultan Maulana Hasanudin menyebarkan agama islam di tatat Banten, dan makam kedua tokoh ini adalah salah satu makam yang sering diziarahi umat islam.
Artinya Sang Suranggana adalah masih terhitung kakek dari Sultan Maulana Hasanudin juga sudah memeluk agama islam jauh sebelum kedatangan Sunan Gunung Jati, sebab Sang Suranggana adalah saudara seayah dengan Pangeran Cakrabuana dan Subang Larang, yang merupakan Ua dan Ibu dari Susuhunan Jati.
Kemudian dari Sang Surosowan mempunyai anak beranama Aria Surajaya, dan Nyai Kawung Anten, kelak Nyai Kawung Anten menikah dengan Sunan Gunung Jati dan melahirkan putra Maulana Hasanuddin, Sultan Banten I, berarti pernikahan antara Sunan Gunung Jati dan Nyai Kawung Anten adalah pernikahan sama sama cucu Prabu Sri Baduga Maharaja (Prabu Jaya Dewata) yang bukan hanya menyatukan keturunan Subang Larang dan Nyai Kentring Manik, tetapi juga menyatukan keturunan Prabu Wastukencana, lewat anaknya Prabu Niskala Dewa, Galuh (ayah Prabu Siliwangi), dan Prabu Susuk Tunggal, Sunda (ayah Kentring Manik), secara gen / darah Sultan Maulana Hasanudin adalah pewaris Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi, dan Prabu Wastu Kencana.
Post a Comment