Tahukah Anda yang dimaksud dengan Cipaku?
Dalam Naskah Medang Kamulyan (Jagat Raya) yang ada di Darmaraja Sumedang Arti "Cipaku" sebagai berikut :
"Karajaan Medang Larangan Anu Ngageularkeun Manusa Linuhung Turunan Tapel Adam Babu Hawa Jeneng Ratu Di Karajaan Medang Larangan Ngalalakon Darma Pancen Gawena Ti Allah Taalla Jadi Ratu Ti Alam Medang Kamulyaan...Hirupna Rundayan Ti Saidina Anwar Ngabogaan Turunan Ratu Di Karajaan Medang Larangan. Bagenda Syah Jeneng Ratu Di Karajaan Medang Larangan, Anu Karatonna Di Cipta Ku Sayyidina Sis Alahis Salam Di Cai Paku Satutasna Surutna Cai Sagara Ngeueum Alam Medang Kamulyaan. Ari Di Sebut Cai Paku Ieu Mangrupa Pangeling-ngeling Ieu Tempat Anu Geus Orot Tina Cai Sagara Loba Tangkal Paku. Ku Ayana Prahara Alam Medang Kamulyan Ka Keueum Ku Cai Sagara..."
Artinya :
"Kerajaan Medang larangan yang menurunkan Manusia Luhung keturunan Nabi Adam dan Hawa jadi pengisi alam dunia melakukan darma dari Allah jadi Ratu/Raja di Alam Dunia...Hidupnya merupakan silsilah dari Saidina Anwar mempunyai keturunan Ratu (pemimpin) di kerajaan Medang Larangan...Raja Syah bersama ratu di Kerajaan Medang Larangan yang keratonnya diciptakan oleh Nabi Sis alahis salam di CIPAKU sesudah surutnya air laut menenggelamkan alam Dunia, yang disebut CIPAKU ini merupakan tempat peringatan yang sudah surut dari air lautan banyak pohon Paku. Oleh sebab bencana alam Dunia tenggelam oleh air Laut. waaAllahu a'lam
Berdasarkan Naskah Sewaka Darma Kabuyutan Ciburuy yang dibuat pada tahun 1405 Saka (1484 Masehi) dan mengacu kepada konsep Papat Kalima Pancer maka di Tatar Sunda ada Lima Daerah Cipaku yang terdiri dari Satu Cipaku sebagai pusatnya/Pancer dan Empat Cipaku lainnya tersebar sesuai arah penjuru mata angin yaitu Cipaku Timur, Cipaku Barat, Cipaku Utara, dan Cipaku Selatan. Kata “Tji” (Ci) yang artinya CAHAYA di berbagai wilayah.
Berdasarkan Konsep Papat Kalima Pancer tersebut maka lokasi 5 Cipaku yang merupakan Mandala/Kabuyutan Tatar Sunda dengan masing-masing dihuni oleh hyang pelindung dunia adalah sebagai berikut:
~ Cipaku Timur (Purwa) Sumedang : Mandala Timur Sunda yang memiliki simbol warna PUTIH, dengan material perak tempat Hyang Iswara. Merupakan penanda pagi hari, namun sekaligus sebagai penanda awal peradaban manusia, jaman para leluhur bangsa, berlokasi di Situs Lemah Sagandu Cipaku Darmaraja Sumedang yang ditenggelamkan oleh Proyek Bendungan Jatigede.
~ Cipaku Barat (Pasima) Bogor : Mandala Barat Sunda yang memiliki simbol warna KUNING dengan material emas/bokor tempat tinggal Hyang Mahadewa, merupakan penanda senja hari (sore), tetapi juga sebagai penanda menurunnya masa kejayaan atau lunturnya jaman kemakmuran, berlokasi di Cipaku Prasasti Batutulis Bogor.
~ Cipaku Utara (Utara) Subang : Mandala Utara Sunda yang memiliki simbol warna HITAM dengan material besi/Tarum, tempat tinggal Hyang Wisnu. Merupakan penanda malam hari, yang juga menunjukan keruntuhan kejayaan manusia atau kehancuran peradaban manusia untuk menyelamatkan kehidupan mahluk-mahluk lain (non-manusia) di Bumi, berlokasi di Situs Eyang Taruma Jaya Cipaku Subang.
~ Cipaku Selatan (Daksina) Garut : Mandala Selatan Sunda yang memiliki simbol warna MERAH dengan material tembaga atau api/Braja, tempat tinggal Hyang Brahma. Merupakan penanda siang hari, namun juga sebagai penanda jaman beradab atau masa kejayaan (kemakmuran), berlokasi di Cipaku Garut Kabuyutan Ciburuy dan sekitarnya.
~ Cipaku Tengah (Madya) Bandung : Mandala Tengah Gunung Sunda Purba yang memiliki simbol SEGALA WARNA Cahaya di Pusat yang merupakan tempat tinggal tempat Hyang Siwa. adalah penanda penguasa waktu/era/jaman yang mengembalikan segala kehidupan di Bumi seperti pada mulanya, jaman sebelum manusia menguasai (merusak) planet Bumi, berlokasi berpencar di Rajamandala, Dago Pakar dan Gunung Puntang.
Catatan : Mandala adalah tempat orang bertapa/bersemadi/bertirakat menurut leluhur Sunda dulu.
Corrie Kastubi : "Para leluhur Sunda sudah menyatukan orang-orang sunda lalu kenapa kita terpecah belah, padahal kita bisa kembali berjaya dan kembalikan cita-cita leluhur kita".
Pristi Mooney : "Oleh sebab susah menyatukan sedulur dan sekocoran, masing-masing tidak mau bersatu, egois, cuek malah sudah tidak merasa rasa belas kasih terhadap sesama. Sudah tidak ada punya perasaan terhadap leluhurnya"
Corrie Kastubi : "Ia teh Pristy juga rada aneh mestinya bandung jadi Powernya, kok malah yang pencet tombol Jatigedenya, ini gambaran nyata hati kita sudah terkontaminasi oleh Uang bukan power kesucian"
Pristy Mooney : "Menyedihkan memang mental saudara-saudara orang sunda, yang begitu mudah keyakinanan luntur hanya dengan uang sudah pasti yang lemah ekonominya, yang cukup bahkan berlebihanpun tetap bisa dibeli dengan uang, jati dirinya, harga dirinya, dan keyakinannya juga"
Corrie Kastubi : "Insya Allah Cipaku Timur (Jatigede) tidak akan cuek jika permasalahan yang terjadi di Cipaku-Cipaku lainnya, karena kami Cipaku Timur berbasis putih/aji putih"
Corrie Kastubi : "Insya Allah yang jelas dampak kemiskinan akan terjadi pada korban sosial jatigede yaitu warga Darmaraja, kami akan bangkit dan kuat dengan kesucian seperti karuhun/leluhur kami"
Pristy Mooney : "Aamiin 3x, Semoga Allah masih ada keturunan-keturunan leluhur kita yang berhati bersih, berniat ikhlas tanpa pamrih dan berprilaku yang benar dalam menjalankan amanah hidup dan amanah leluhurnya"
Corrrie Kastubi : "Pristy zaman sudah berbeda dan berubah, zaman sekarang harus dengan kebersamaan karena kesucian kita tidak seperti beliau-beliau karuhun kita. Modal kita adalah smart dalam berpikir dan bertindak dan membuat keputusan tinggalkan ego pribadi untuk popularitas jangan akhirnya kita Gigit Jari rugi bandar istilahnya Akhirnya Gigit Jari dan melonggo mari kita bangkit"
Pristy Mooney : "saya tidak diam dan saya tidak merasa rugi dengan apa yang sudah saya lakukan selama ini untuk tanah leluhur kita. Tanpa pamrih dan ingin popularitas, semuanya sekedar dharma bakti untuk leluhur kita. Saya sedang mengatur strategy dan persiapan bekal serta evaluasi diri dan team serta kinerja kita. Bersamaan alampun tengah menyaring orang-orang yang betul-betul murni dalam perjuangannya atau masih memiliki kepentingan-kepentingan pribadi. Insya Allah SWT dan para karuhun kita mengaping menjaring kepada keturunannya yang masih peduli dengan amanah dan tugas yang diembannya"
Corrie Kastubi : "Bersatulah semua yang terkena dampak Jatigede, bersihkan kebencian berbuat sesuatu untuk orang-orang, ingat kita punya leluhur bukan orang sembarangan Tata Negara CIPAKU harus dikembalikan diisi dengan penempatan orang-orang yang bermartabat ingat kita keturunan orang-orang pintar dan jujur dalam tindakan dan ucapan kita bukan orang-orang munafik. Mungkin suatu hal yang mustahil...tapi Insha Allah terjadi, bersama mari kita bersihkan hati kita mohon kepada Alloh SWT, agar air surut tidak menenggelamkan Situs karuhun Eyang Resi Agung, Aji Putih dan Ratu Nawang Wulan, bagaimanapun adalah leluhur orang Sumedang semuanya dari trah Galuh"
Pristy Mooney : "Aamiin Insya Allah dan Semoga Allah menunjukkan orang-orang munafik itu, pengkhianat-pengkhianat itu, orang-orang yang bermuka dua, orang-orang yang anu beungeut nyanghareup hate mungkir teh. Jauhkan perjuangan kami dari semua orang-orang itu dan saya yakin alam tengah menjaringnya sekarang"
Dedie Kusmayadi : "Cipaku tengah masih aman tidak tenggelam oleh waduk Saguling, meskipun tersebar dibeberapa tempat situs Sanghyang Tikoro masih ada, kok kenapa leluhur kita Situs Cipeueut ditenggelamkan"
Corrrie Kastubi : "Alhamdulillah Cipaku Tengah jangan sampai situs-situsnya dihilangkan. Pelajaran besar di Kasus Jatigede pelihara dengan baik Situs Makam Karuhun Kita, Entah kenapa Situs Jatigede diincar untuk ditenggelamkan padahal kalau mau bisa dialihkan cathment areanya"
Dedie Kusmayadi : "Betul Bu Corrie Kastubi Cipaku tengah seperti Dago Pakar dibagusin tempatnya begitu juga dengan Gunung Puntang dikelola oleh Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Barat, padahal plan pilot projet Jatigede dams direncanakan 30 tahun ke belakang, begitu rencana situs akan ditenggelamkan baru menjadi pembicaraan dan menjadi ramai"
Corrrie Kastubi : "Makam salah satu keluarga ti Kastubi ada juga yang tergenang oleh Saguling, dulu suka nyekar/ziarah sekarang sudah tak bisa. Sekarang karuhun dari Ibu saya yang akan tenggelam dan sebagian sudah tenggelam, beliua nampak sedih karena makam keluarga sudah tidak ada"
Dedie Kusmayadi : "Saya turut prihatin teh seandainya makam leluhur saya juga berada disana, Salam baktos Teh Corrie, belum lagi masyarakatnya yang betul-betul bermukim di sana"
Pristy Mooney : Tahun 2015 hampir berakhir dengan hitungan hari saja, bagiku tahun yang berduka begitu banyak peristiwa dalam perjalanan hidupku. Namun yang terutama adalah ditenggelamkannya Kabuyutan Cipaku Dharmaraja yang Nota bene adalah peradaban Sunda yang Agung dengan membawa ajaran Tauhid sebelum Islam masuk ke Indonesia. Makom-makom dan makam leluhur yang tenggelam satu persatu demi mengatasnamakan mega proyek nasional demi kesejahteraan rakyat sebagai kamu flasenya, padahal sebenarnya adalah ambisi proyek bisnis para konglomerat yang salah satunya ingin mendapatkan loyalty dimasa pensiunnya. Sungguh mengenaskan ketika bangsaku tidak dapat menghargai dan memelihara situs cagar budayanya. Genosida telah terjadi dan berlangsung berkelanjutan dari tahun ke tahun dan selalu suku Sunda yang menjadi sasarannya dikarenakan Suku Sunda sejak jaman leluhur dahulu kala sudah memegang konsep SUNDA yang Agung dalam tatanan berkehidupan, berlingkungan berkenegaraan dan menyakini Sang Maha Pencipta. Dengan konsep Tri Tangtunya SILIH ASIH-SILIH ASAH-SILIH ASUH, hingga mencapai SRI LUNGGUH DUNYAnya bagi seluruh rakyatnya. Pemimpin negaranya yang selalu mengibarkan bendera SILIH WAWANGIKEUN, dengan menjajarkan negara yang berkedudukan sama atau sejajar. Kini semuanya tinggal cerita dan sejarah tanpa bukti karena ditenggelamkan oleh ambisi dan nafsu keserakahan para pengelola negara dengan waduk Jatigede. Tahun berduka bagi kita rakyat se Nusantara khususnya suku Sunda yang sudah berhasil dipecah belah, dihilangkan Jatidirinya secara perlahan-lahan. Jatigede adalah Jatidiri bangsa yang besar yang dikorbankan. "LEMAH SAGANDU DIGANGGU, BALAI SADUNYA" - wilayah yang kecil maka bencana sedunya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar