Berita, Sumedang Cipaku, Drs Wisahya dari PLB mengeluarkan pendapat tentang Pemindahan Situs Cipeueut Cipaku di Account Facebooknya mengenai setuju atau tidak setuju jika Situs Cipeueut dipindahkan. Beberapa komentar account Facebook dengan berbagai alasan.
Komentar tersebut diantara :
Maximilan Angel :"Sangat tidak setuju, karena hal itu adalah bukti sejarah bangsa ini, khususnya masyarakat Sumedang. Bagaimana kalau Burung Garuda diganti dengan burung hantu, kan sama gagahnya dari jenis Elang, namanya pun lebih menyeramkan Burung Hantu...boleh tidak diganti?"
Lodongdobol : "Apanya yang dipindahkan kang? kalau dipindahkan bisa jadi acuan kedepannya, dimana ada kejadian serupa Jatigede dan punya alesan bahwa situs mudah dipindahkan, waspada,,, ya"
Asep Enang Hasanudin : "Kalo dianalogikan yang mudah pak, kalau misalkan mata dipindahkan ke lutut, gimana kang?"
Lodongdobol : "kejadian sekarang yang menjarah kayu, kalau ditanya bisa itu bisa dijadikan alasannya daripada mubah, menjarah kayu lebih dari satu kali kita tahu itu kita juga marah"
Maximilian Angel : "Saatnya satu hati sehaluan, selamatkan sejarah bangsa ini dari penindasan para perusak kabuyutan, siapapun dia. Mereka yang memindahkan baik perorangan maupun Yayasan apalagi Instansi. Adalah perusak kabuyutan yang melakukan penjarahan terhadap situs-situs, menjarah kayu-kayu tua saksi bisu sejarah"
Abah Kabayan : "Kalau di negara lain situs itu dijaga dan dipelihara, masa ini mau dirusak, tak setuju kang"
Andri Sandoel Mulyadi : "Tidak Setuju kang, alasan apapun titik! Situs tidak bisa dipindahkan, supaya tetap terjaga tidak tenggelam solusinya tinggal atur ketinggian air bendungan, buka pintu airnya"
Danies Lisenda : "Kalau yang punya hak waris Situs Cipeueut siapa kang? kalau memperhatikan situs cipeueut bersama-sama bersama paguyuban?"
Panggawung Rangga : "Yang punya hak waris yaitu yang punya niat baik mau memperhatikan yang mau menjarah, tidak mementingkan diri sendiri tentunya dan yang ikut serta. Masing-masing punya cara-carana tersendiri meskipun banyak paguyuban juga. Paguyuban sama punya cara masing-masing. Kalau mau melihat hak waris dari mana saja hak waris asalnya yaitu yang menjadi sekeseler atawa rundayanya".
Yaya Rusyana : "Katanya Sunda dimaknaan masalah isinya, bukan itu dimaknai, yang benar gimana kiatnya. Kalau Paguyuban tidak bergerak, mesti dihargai yang bergerak jangan terlalu tanya masalah adminitrasinya dan air jatigede terus naik"
Panggawung Rangga : "pemaham yang berbeda, pastinya pro dan kontra. Alasan saya mah tetap tak setuju dipindahkan, ketika dulu beliau tafakur nyuhunkeun petunjuk ka yang maha kuasa tempat yang pastinya untuk tempat tirakat pasti ada ciri yang mandiri, yang tidak boleh diganggu sampai hancurnya alam jagat raya, soalnya kisah keresiannya demikian"
Aji Darma Kusumah : "Tak setuju, tidak ada alasan"
Dewi Sriwulan Ariwinata : "Kang, selaku pelestari lingkungan budaya saya mempercayakan ke kang wisahya, percuma suara banyak juga kalau prakteknya nol besar. Saya salut ke Kang Wisahya memperjuangkan yang sakral. Orang lain belum tentu sayang ke peninggalan leluhur dengan prakteknya dalam memperjuangkan. Saya mendukung perjuangan Akang, abdi yakin akang bisa ngamernakeunana. Saya juga punya pancen dari Kabuyutan".
Danies Lisenda : "Saya percaya ke Kang Wisahya, yang lagi maluruh situs Jatigede. Namun katanya bukan udah ada perjanjian antara paguyuban dengan pemerintah mengenai Situs yang katanya sudah ada kesepakatan. Maafkan saya kurang info perkembangan situs di Jatigede. Ikut mendengarkan semoga selamat mulus rahayu tidak terjadi apa-apa.
Dari Team PLB juga heran ada perjanjian apakah yang ditanyakan Danies Lisenda.
Seftian Kevin Rifaldi : "Jasmerah, jangan sekali-kali melupakan sejarah, karena mereka harus ingat bahwa kekayaan negeri ini dari tatar Sunda. Mereka ingin menghilangkan jejak peradaban, semoga karuhun tidak marah apa yang mereka ucapkan. Siapa yang menanam akan menuai akibat silahkan saja makan sama mereka, silahkan kalungkan sawah, gunung, hutan, tanah, kebun dan kolam"
Hadibar Naledra : "Kesepakatan bersama pada tanggal 12 Agustus di Gedung Negara yang ditandatangani oleh Wakil Bupati, Disparbud, DKS, YPS, RWS, GMBI, Persatuan Kuncen (PKBS), Agamawan. Sepakat Situs Utama Cipeueut tidak akan direlokasi pada tanggal 18 Agustus 2015. Diinisiatifkan dengan TRISULA (Paguyuban Keuyeup Bodas, Pagauban Seuweu Siwi Cimanuk dan Nonoman Karaton Sumedang Larang). Hadir juga para kuncen se Jatigede kumpul di Situs Tanjungsari dihadiri oleh DKJB (Jabar). Sepakat situs-situs di Jatigede tidak bisa dirubah apalagi dirusak dipindahkan itu dasar TRISULA membuat surat tembusan ke Presiden Jokowi, dilanjutkan dengan pertemuan malamnya tanggal 18 Agustus tempat di Gedung Negara yang dipimpin oleh Sekda, begitu juga keputusan sama Situs tidak boleh direlokasi. Ditindaklanjuti oleh Surat (YPS) Nomor 096/U.LL/Peng-YPS/XII/2015 perihal penanganan situs cagar budaya di Genangan Waduk Jatigede ke Kepala Desa Cipaku dan Cibogo tembusan ke Bupati, Sekda, Disduk, Polres, Dandim, Danramil, Kapolsek dan juga kepada Tim Fasilitasi Penanngan Situs di Jatigede.
Aditia Seta Lalana : "Teu satuju...cicingkeun pageuhkeun, kukihkeun...titik"
Corrie Kastubi : ""Semua sudah terlambat Abah...nasi sudah menjadi bubur...kami menangis..yang kita tunggu adalah keajaiban InsyaAlloh...sekarang hanya bisa berserah diri menunggu pengadilan terhadap manusia-manusia yang sudah tidak bertanggung jawab yang hanya memanfaatkan kasus jatigede untuk kepentingan dan keuntungan pribadi. Mari kita berpikir masa depan warga terkena dampak yang sudah dizholimi oleh pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab...agar mereka semua bisa menata hidup bermartabat dan berahklak baik sesuai dengan sejarah yang sudah dibentuk oleh karuhunnya. Apalagi, mental warga darmaradja sudah dirusak karena uang". Dari zaman belanda sampai sekarang oknum ada dirumah sendiri sebagai kaki tangan, selama ini niat penyetopan project jati gede dan penyelamatan situs hanya untuk mengembirakan saja, karena sebenarnya bisa distop dari 5 tahun yang lalu. Kami menangis karena diperdaya oleh dulur sendiri".
Zank Uwan : "Sangat sangat tidak setujuu sekali"....apapun alasanya titik"
Meiriyani Purnama : "Sangat tidak setuju, apabila dipindahkan apapun alasannya jejak sejarah ,tidak akan sama lagi aneh...!, pengertian situs. Situs Purbakala Adalah LOKASI, TEMPAT DI TEMUKANNYA PENINGGALAN PURBAKALA SEBAGAI BUKTI ADANYA AKTIFITAS MANUSIA PADA MASA LAMPAU".
Dedie Kusmayadi : Betul, dulu pernah di musyawarahkeun di Gedung Negara kang Wisahya seperti yang diceritakan oleh kang Hadibar Nalendra, malah Kang Surahman Al Hajj menyarankeun Penyelamatan Situs dengan situs Terapung namun tidak ada titik temu. Waktu dimusyawarakan di Gedung Nagara Sumedang itu Situs tetap mesti ada ditempatna semua Nonoman Sumedang, kang lucky, kang Rudi Brata Manggala, Bu Uly Sigar, teh Pristi Mooney, Pemda sama perwakilan kadis ada kang. Dan Sepakat Situs Tetap pada tempatnya.
Dan juga diwacanakeun/dirapatkeun dengan pihak DPRD Jabar oleh Kang Surahman sebagai kelanjutan upaya penanganan Situs.
Yaya Rusyana : "Saya cuma mewakili anak saya yang masih kecil, nanti kalau pengen tahu sajarah karuhunya mesti bagaimana? berangkat kemana".
Masa mesti marah dan juga tidak tahu, mesti ngimpleng atau mesti jalan-jalan ke Jatigede ka padepokan urang sunda yang didalamnya ada cerita, saeutik bukti jeung sajabana? seperti di Kampung Naga terasa Sundanya"
Koko Baranyai Baranyai : "Mana ada ahli warisnya siapa yang tahu jamanuna tersebut, dan itu bukan Manusia beliau dari NUR DAT. Dari asal Manusia kesinikan baru ada manusianya lalu ada kita yang jadi ahli warisnya semuanya. Jadi siapa yang mengaku ahli warisnya? Asal-usulnya juga mereka belum tentu hapal, Beliau ada di cipeueut lebih dari 1000 tahun"
Pristi Mooney : "Banyak yang mengaku ahli warisnya, sayang tujuannya tidak murni, cuma punya maksud dan tujuan masing-masing. waAllahu a'lam.
Pristi Mooney : "Salah satu cara yang paling bagus dengan di Benteng sekeliling wilayah situs kabuyutan yang mencakup 3 makom tsb.
kalau di Benteng tak asa yang dirubah hanya sekedar jangan tergenang saja. Bahkan baik terlindungi, tidak akan ada yang menjarah pepohonannya juga apa-apa yang ada di wilayah situs. Salah satu cara mulasara dan melestarikeun kabuyutan untuk keturunan kita kedepannya. Namun tidak ada yang mengganggu. Sekarang sudah susah mau dibagaimanakan, soalnya air sudah menggenanggi.
Pangawung Rangga : "Saya percaya dengan "TRISULA", apalagi mengenai perjanjian antara situs tak bisa dipindahkan, diam ditempatnya sudah jadi ciri pasti nu mandiri, cuma kalau ada yang mau niat keluar dari TRISULA...."
Hadibar Nalendra : "Kalau mau menyelamatkan Site/Situs/Makom Cagar budaya, bukan dipindahkeun sebab tak bisa dipindahkan, tetapi air jangan sampai ke tempat itu situs. Bukti nyata orang sunda menghargai kepada jasa leluhur kepada amanat buyut : "Lebak teu meunang di ruksak. Larangan teu meunang di rumpak. Buyut teu meunang di robah. Laer teu meunang di potong pondok teu meunang di sambung". Dan digenangi bukan oleh alam atau bencana alam, tetapi disengaja dibuat oleh manusia yang sekarang jadi penguasa. Tinggal sekarang memperhatikan alam mau bagaimana orang-orang yang merusak alam. Apa mungkin alam sudah bosan melihat tingkah manusia. kata Ebiet G Ade
Pristi Mooney : "Seandainya kalo permulaan ada persetujuan dari para ahli waris katurunan tur seweu-siwi putu buyutna, situs Kabuyutan di Benteng saluas wilayah aturanya yang melingkup 3 makom tsb. Untuk menghindarkan tergenangnya, dan juga tidak ada dirobah malah ini diubah, tetap pada ditempatnya. Mungkin tidak akan begini kejadiannya. Oleh sebab masih banyak yang bersifat keegoan merasa benar sendiri, dan budaya musyawarah sudah dilupakan. Rakyat sudah tidak belanya dan hormatnya ke leluhurnya. Nah sekarang "WAYAHNA" : Wayahna da geus cunduk waktuna ninggang mangsa uga kudu ngabukti. Wayahna ku teu wasa da teu sabeungkeutan boh hate jeung pikiranna masing-masing boga egona jeung tujuanna. WaAllahu a'lam"
Béy Mauludin : ""Betul, meskipun situs tersebut dihianati, tergenang oleh jatigede suatu waktu akan ada kembali pada semulanya. Dan ceritanya dulu sebelum sekarang, dulunya Jatigede bekas lautan/sagara waduk purba. Dimana situs tetap disitu. marking gps adalah posisinya, diarsipkan. Barangkali nanti keturunan sumedang bisa memudahkan untuk mencarinya kalo sudah diarsip dan marking gps mengenai Situs tersebut.
Maximilan Angel :"Sangat tidak setuju, karena hal itu adalah bukti sejarah bangsa ini, khususnya masyarakat Sumedang. Bagaimana kalau Burung Garuda diganti dengan burung hantu, kan sama gagahnya dari jenis Elang, namanya pun lebih menyeramkan Burung Hantu...boleh tidak diganti?"
Lodongdobol : "Apanya yang dipindahkan kang? kalau dipindahkan bisa jadi acuan kedepannya, dimana ada kejadian serupa Jatigede dan punya alesan bahwa situs mudah dipindahkan, waspada,,, ya"
Asep Enang Hasanudin : "Kalo dianalogikan yang mudah pak, kalau misalkan mata dipindahkan ke lutut, gimana kang?"
Lodongdobol : "kejadian sekarang yang menjarah kayu, kalau ditanya bisa itu bisa dijadikan alasannya daripada mubah, menjarah kayu lebih dari satu kali kita tahu itu kita juga marah"
Maximilian Angel : "Saatnya satu hati sehaluan, selamatkan sejarah bangsa ini dari penindasan para perusak kabuyutan, siapapun dia. Mereka yang memindahkan baik perorangan maupun Yayasan apalagi Instansi. Adalah perusak kabuyutan yang melakukan penjarahan terhadap situs-situs, menjarah kayu-kayu tua saksi bisu sejarah"
Abah Kabayan : "Kalau di negara lain situs itu dijaga dan dipelihara, masa ini mau dirusak, tak setuju kang"
Andri Sandoel Mulyadi : "Tidak Setuju kang, alasan apapun titik! Situs tidak bisa dipindahkan, supaya tetap terjaga tidak tenggelam solusinya tinggal atur ketinggian air bendungan, buka pintu airnya"
Danies Lisenda : "Kalau yang punya hak waris Situs Cipeueut siapa kang? kalau memperhatikan situs cipeueut bersama-sama bersama paguyuban?"
Panggawung Rangga : "Yang punya hak waris yaitu yang punya niat baik mau memperhatikan yang mau menjarah, tidak mementingkan diri sendiri tentunya dan yang ikut serta. Masing-masing punya cara-carana tersendiri meskipun banyak paguyuban juga. Paguyuban sama punya cara masing-masing. Kalau mau melihat hak waris dari mana saja hak waris asalnya yaitu yang menjadi sekeseler atawa rundayanya".
Yaya Rusyana : "Katanya Sunda dimaknaan masalah isinya, bukan itu dimaknai, yang benar gimana kiatnya. Kalau Paguyuban tidak bergerak, mesti dihargai yang bergerak jangan terlalu tanya masalah adminitrasinya dan air jatigede terus naik"
Panggawung Rangga : "pemaham yang berbeda, pastinya pro dan kontra. Alasan saya mah tetap tak setuju dipindahkan, ketika dulu beliau tafakur nyuhunkeun petunjuk ka yang maha kuasa tempat yang pastinya untuk tempat tirakat pasti ada ciri yang mandiri, yang tidak boleh diganggu sampai hancurnya alam jagat raya, soalnya kisah keresiannya demikian"
Aji Darma Kusumah : "Tak setuju, tidak ada alasan"
Dewi Sriwulan Ariwinata : "Kang, selaku pelestari lingkungan budaya saya mempercayakan ke kang wisahya, percuma suara banyak juga kalau prakteknya nol besar. Saya salut ke Kang Wisahya memperjuangkan yang sakral. Orang lain belum tentu sayang ke peninggalan leluhur dengan prakteknya dalam memperjuangkan. Saya mendukung perjuangan Akang, abdi yakin akang bisa ngamernakeunana. Saya juga punya pancen dari Kabuyutan".
Danies Lisenda : "Saya percaya ke Kang Wisahya, yang lagi maluruh situs Jatigede. Namun katanya bukan udah ada perjanjian antara paguyuban dengan pemerintah mengenai Situs yang katanya sudah ada kesepakatan. Maafkan saya kurang info perkembangan situs di Jatigede. Ikut mendengarkan semoga selamat mulus rahayu tidak terjadi apa-apa.
Dari Team PLB juga heran ada perjanjian apakah yang ditanyakan Danies Lisenda.
Seftian Kevin Rifaldi : "Jasmerah, jangan sekali-kali melupakan sejarah, karena mereka harus ingat bahwa kekayaan negeri ini dari tatar Sunda. Mereka ingin menghilangkan jejak peradaban, semoga karuhun tidak marah apa yang mereka ucapkan. Siapa yang menanam akan menuai akibat silahkan saja makan sama mereka, silahkan kalungkan sawah, gunung, hutan, tanah, kebun dan kolam"
Hadibar Naledra : "Kesepakatan bersama pada tanggal 12 Agustus di Gedung Negara yang ditandatangani oleh Wakil Bupati, Disparbud, DKS, YPS, RWS, GMBI, Persatuan Kuncen (PKBS), Agamawan. Sepakat Situs Utama Cipeueut tidak akan direlokasi pada tanggal 18 Agustus 2015. Diinisiatifkan dengan TRISULA (Paguyuban Keuyeup Bodas, Pagauban Seuweu Siwi Cimanuk dan Nonoman Karaton Sumedang Larang). Hadir juga para kuncen se Jatigede kumpul di Situs Tanjungsari dihadiri oleh DKJB (Jabar). Sepakat situs-situs di Jatigede tidak bisa dirubah apalagi dirusak dipindahkan itu dasar TRISULA membuat surat tembusan ke Presiden Jokowi, dilanjutkan dengan pertemuan malamnya tanggal 18 Agustus tempat di Gedung Negara yang dipimpin oleh Sekda, begitu juga keputusan sama Situs tidak boleh direlokasi. Ditindaklanjuti oleh Surat (YPS) Nomor 096/U.LL/Peng-YPS/XII/2015 perihal penanganan situs cagar budaya di Genangan Waduk Jatigede ke Kepala Desa Cipaku dan Cibogo tembusan ke Bupati, Sekda, Disduk, Polres, Dandim, Danramil, Kapolsek dan juga kepada Tim Fasilitasi Penanngan Situs di Jatigede.
Aditia Seta Lalana : "Teu satuju...cicingkeun pageuhkeun, kukihkeun...titik"
Corrie Kastubi : ""Semua sudah terlambat Abah...nasi sudah menjadi bubur...kami menangis..yang kita tunggu adalah keajaiban InsyaAlloh...sekarang hanya bisa berserah diri menunggu pengadilan terhadap manusia-manusia yang sudah tidak bertanggung jawab yang hanya memanfaatkan kasus jatigede untuk kepentingan dan keuntungan pribadi. Mari kita berpikir masa depan warga terkena dampak yang sudah dizholimi oleh pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab...agar mereka semua bisa menata hidup bermartabat dan berahklak baik sesuai dengan sejarah yang sudah dibentuk oleh karuhunnya. Apalagi, mental warga darmaradja sudah dirusak karena uang". Dari zaman belanda sampai sekarang oknum ada dirumah sendiri sebagai kaki tangan, selama ini niat penyetopan project jati gede dan penyelamatan situs hanya untuk mengembirakan saja, karena sebenarnya bisa distop dari 5 tahun yang lalu. Kami menangis karena diperdaya oleh dulur sendiri".
Zank Uwan : "Sangat sangat tidak setujuu sekali"....apapun alasanya titik"
Meiriyani Purnama : "Sangat tidak setuju, apabila dipindahkan apapun alasannya jejak sejarah ,tidak akan sama lagi aneh...!, pengertian situs. Situs Purbakala Adalah LOKASI, TEMPAT DI TEMUKANNYA PENINGGALAN PURBAKALA SEBAGAI BUKTI ADANYA AKTIFITAS MANUSIA PADA MASA LAMPAU".
Dedie Kusmayadi : Betul, dulu pernah di musyawarahkeun di Gedung Negara kang Wisahya seperti yang diceritakan oleh kang Hadibar Nalendra, malah Kang Surahman Al Hajj menyarankeun Penyelamatan Situs dengan situs Terapung namun tidak ada titik temu. Waktu dimusyawarakan di Gedung Nagara Sumedang itu Situs tetap mesti ada ditempatna semua Nonoman Sumedang, kang lucky, kang Rudi Brata Manggala, Bu Uly Sigar, teh Pristi Mooney, Pemda sama perwakilan kadis ada kang. Dan Sepakat Situs Tetap pada tempatnya.
Dan juga diwacanakeun/dirapatkeun dengan pihak DPRD Jabar oleh Kang Surahman sebagai kelanjutan upaya penanganan Situs.
Yaya Rusyana : "Saya cuma mewakili anak saya yang masih kecil, nanti kalau pengen tahu sajarah karuhunya mesti bagaimana? berangkat kemana".
Masa mesti marah dan juga tidak tahu, mesti ngimpleng atau mesti jalan-jalan ke Jatigede ka padepokan urang sunda yang didalamnya ada cerita, saeutik bukti jeung sajabana? seperti di Kampung Naga terasa Sundanya"
Koko Baranyai Baranyai : "Mana ada ahli warisnya siapa yang tahu jamanuna tersebut, dan itu bukan Manusia beliau dari NUR DAT. Dari asal Manusia kesinikan baru ada manusianya lalu ada kita yang jadi ahli warisnya semuanya. Jadi siapa yang mengaku ahli warisnya? Asal-usulnya juga mereka belum tentu hapal, Beliau ada di cipeueut lebih dari 1000 tahun"
Pristi Mooney : "Banyak yang mengaku ahli warisnya, sayang tujuannya tidak murni, cuma punya maksud dan tujuan masing-masing. waAllahu a'lam.
Pristi Mooney : "Salah satu cara yang paling bagus dengan di Benteng sekeliling wilayah situs kabuyutan yang mencakup 3 makom tsb.
kalau di Benteng tak asa yang dirubah hanya sekedar jangan tergenang saja. Bahkan baik terlindungi, tidak akan ada yang menjarah pepohonannya juga apa-apa yang ada di wilayah situs. Salah satu cara mulasara dan melestarikeun kabuyutan untuk keturunan kita kedepannya. Namun tidak ada yang mengganggu. Sekarang sudah susah mau dibagaimanakan, soalnya air sudah menggenanggi.
Pangawung Rangga : "Saya percaya dengan "TRISULA", apalagi mengenai perjanjian antara situs tak bisa dipindahkan, diam ditempatnya sudah jadi ciri pasti nu mandiri, cuma kalau ada yang mau niat keluar dari TRISULA...."
Hadibar Nalendra : "Kalau mau menyelamatkan Site/Situs/Makom Cagar budaya, bukan dipindahkeun sebab tak bisa dipindahkan, tetapi air jangan sampai ke tempat itu situs. Bukti nyata orang sunda menghargai kepada jasa leluhur kepada amanat buyut : "Lebak teu meunang di ruksak. Larangan teu meunang di rumpak. Buyut teu meunang di robah. Laer teu meunang di potong pondok teu meunang di sambung". Dan digenangi bukan oleh alam atau bencana alam, tetapi disengaja dibuat oleh manusia yang sekarang jadi penguasa. Tinggal sekarang memperhatikan alam mau bagaimana orang-orang yang merusak alam. Apa mungkin alam sudah bosan melihat tingkah manusia. kata Ebiet G Ade
Pristi Mooney : "Seandainya kalo permulaan ada persetujuan dari para ahli waris katurunan tur seweu-siwi putu buyutna, situs Kabuyutan di Benteng saluas wilayah aturanya yang melingkup 3 makom tsb. Untuk menghindarkan tergenangnya, dan juga tidak ada dirobah malah ini diubah, tetap pada ditempatnya. Mungkin tidak akan begini kejadiannya. Oleh sebab masih banyak yang bersifat keegoan merasa benar sendiri, dan budaya musyawarah sudah dilupakan. Rakyat sudah tidak belanya dan hormatnya ke leluhurnya. Nah sekarang "WAYAHNA" : Wayahna da geus cunduk waktuna ninggang mangsa uga kudu ngabukti. Wayahna ku teu wasa da teu sabeungkeutan boh hate jeung pikiranna masing-masing boga egona jeung tujuanna. WaAllahu a'lam"
Béy Mauludin : ""Betul, meskipun situs tersebut dihianati, tergenang oleh jatigede suatu waktu akan ada kembali pada semulanya. Dan ceritanya dulu sebelum sekarang, dulunya Jatigede bekas lautan/sagara waduk purba. Dimana situs tetap disitu. marking gps adalah posisinya, diarsipkan. Barangkali nanti keturunan sumedang bisa memudahkan untuk mencarinya kalo sudah diarsip dan marking gps mengenai Situs tersebut.
Tidak ada komentar
Posting Komentar