Komunitas Kabuyutan/ Komunitas Save Jatigede menilai dari awal Proyek
Jatigede ini sudah dipaksakan dan banyak kesalahannya, sesuatu yang
salah seharusnya jangan dipaksakan, apalagi potensi bencana demikian
dahsyatnya. Sama misalnya sekarang Stadiun Gedebage Gelora Bandung
Lautan Api untuk kegiatan PON saja diragukan takut roboh karena
pondasinya ambles akibat dibangun di Soft Geology.
Bayangkan
ini bendungan yang isinya 1 Milyar m3, setara 1000 kali Situ Gintung,
bukan main-main kalau Jebol. Secara Spiritual Komunitas Kabuyutan Percaya
Yakin 100% Bendungan Jatigede akan Jebol. Bagi kami UGA itu sifatnya
Sakral dan sudah terbukti Uga telah terlaksana contonya Uga Chinambo,
Leluhur sudah memprediksikan bahwa yang akan membangun Bendungan itu
Bangsa China, Sinohydro Kontraktor China (Uang dari China kembali ke
China). Menurut Uga Chinambo artinya China Bodo, bahwa Bangsa China
Bodoh dipikirnya bisa membendung Jatigede namun ternyata tidak bisa.
Itulah Uga Chinambo. Bayangkan secara spiritual Leluhur bisa
memprediksikan yang akan membangun adalah Bangsa China dan terbukti 100%
China lah yang membangun Jatigede.
Lalu bagaimana isi Uga Keuyeup Bodas, disampaikan bahwa Jatigede ini
memiliki dua Opsi bisa Jadi SAGARA atau NAGARA. Kata leluhur Kalau
Jatigede dibendung jadi Sagara/ Lautan maka akan ngahudangkeun Keuyeup Apu/Bodas, membangunkan Kepiting Putih yang akan menjebol bendungan, Sumedang Ngarangrangan, Kadipaten Kapapatenan, Cirebon Kabongbodasan, Indramayu Kalalayuan.
Keempat kabupaten itu akan kena imbas bencana. Sudah tergambarkan
dalam Uga bencana dahsyat akan terjadi. Belum lagi dalam Kalimat Lemah
Sagandu Diganggu Balai Sadunya, Kabuyutan Cipaku diganggu bencana
sedunia, potensi Sesar Baribis yang nyambung dengan Sesar Lembang dan
Cimandiri Sukabumi berpotensi membangkitkan Sunda Mega Thrust yang
selama ini menanti untuk bergerak.
Opsi kedua adalah Jatigede menjadi NAGARA, Nagara adalah
Kabuyutan, Kampung Otonom Jaman Dahulu Yang Dilindungi Oleh Kerajaan
karena sebagai Pusat Pendidikan Moral dan Spiritual, Tempatnya Para Resi
Mengajarkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Jangan Lupa Kalender Sunda
sudah diteliti oleh Orang Belanda sebagai Kalender Tertua di Jagat Raya,
16.000 SM lebih tua dari Kalender Maya, Mesir, dlsb. Komunitas Sunda
Wiwitan sedang meneliti dan mengembangkan/ menghidupkan kalender Sunda
ini.
Kawasan Jatigede menurut Para Ahli Spiritual di Bukit
Surian yang berupa Gunung Kecil ditengah Bendungan Jatigede nanti akan
ada nusa, itulah bangunan punden berundak peninggalan jaman Nabi Nuh,
dalam Buku Cipaku terbuat dari daun lontar, Kabuyutan Cipaku dipercaya
merupakan turunan langsung dari Nabi Nuh. Banyak penelitian sekarang yg
menginformasikan bahwa Noah Arc / Perahu Nabi Nuh dibuat dari pohon Jati
alam yang hanya tumbuh di Pulau Jawa http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/kapal-nabi-nuh-berasal-dari-pulau-jawa.htm.
Dimana lagi pohon Jati besar tumbuh subur dan disekitarnya banyak
terdapat Situs Punden Berundak Pra Sejarah Megalitikum kalau bukan di
Kawasan Lemah Sagandu daerah Genangan Bendungan Jatigede! Di Situs
Punden Berundak Astana Gede Cipaku Pohon Jati besar itu banyak sekali
bahkan ada yang segede rumah disebutnya Jati Indung. Budaya menanam Jati
juga sudah biasa dilakukan oleh Masyarakat Kabuyutan Cipaku, bahkan
rumah2 panggunnya juga terbuat dari Jati karena pohon Jati tumbuh subur
di Jatigede. Dalam Budaya Sunda juga Pohon Jati memiliki nilai yang
sakral yaitu dalam peribahasa Jati Kasilih Ku Junti.
Secara Spiritual Hal ini nyambung dengan hasil pemikiran kaum spiritualist bahwa ada kemungkinan Nabi Idris AS berasal dari Gunung Burangrang Cimahi Bandung, ketika Danau Purba Bandung masih terbentuk kehidupan manusia pasti berada disekelilingnya, berada disekitar kaki Gunung Burangrang dan secara artefak peninggalan manusia purba ditemukan disana. Area pinggir Danau Purba Bandung di sebelah timur adalah Sumedang sekarang dan lahan yang subur dan terdapat banyak situs megalitikum pra sejarahnya dimana lagi kalau bukan di Jatigede.
Foto Jati Indung di Astana Gede Kabuyutan Cipaku Berumur Ratusan Tahun |
Luar biasa bodohnya Pemerintah tidak mampu mengkapitalisasi JATIGEDE sebagai Cikal Bakal Peradaban Dunia. Seharusnya Pemerintah mengembangkan JATIGEDE sebagai NAGARA (Badan Otonom bisa bentuknya lembaga negara atau perusahaan negara) bukan SAGARA/Lautan/Waduk berisi Air. Pemerintah seharusnya mulai mengundang Arkeolog Kelas Dunia untuk meneliti Punden Berundak/Piramida di Gunung Surian berkaitan dengan peningalan-peninggalan Nabi Nuh yang selama ini dicari oleh para peneliti di seluruh dunia. (baca disini: http://daerah.sindonews.com/read/947896/29/benarkah-kayu-kapal-nabi-nuh-as-berasal-dari-pulau-jawa-1420710677)
Di Kabuyutan Cipaku saat ini ada tiga Buku dalam daun lontar dan sangat dijaga oleh para pemangku adat, selama ini mereka bersembunyi seperti SEMAR dalam dunia pewayangan, mereka tidak mau terlihat dan tidak penting juga bagi mereka untuk terekpose. Sebagai keturunan Cipaku punya kewajiban menyampaikan ini semua biar Pemerintah tidak salah langkah, seharusnya pemerintah jangan menjadikan Jatigede sebagai SAGARA tapi NAGARA.
Bisa dibayangkan berapa Kapitalisasi JATIGEDE kalau secara ARKEOLOGI terbukti merupakan tempat asalnya Nabi Nuh AS, jangan lupa Nabi Nuh AS adalah Bapak dari berbagai peradaban di dunia. Sangat luar biasa untuk pengembangan WISATA RELIGI Indonesia, Arab Saudi saja dari hasil Kapitalisasi Ka’bah bisa menghasilkan 802 Trilyun setahun. Indonesia jangan bodoh malah menenggelamkan Aset Arkeologi Peninggalan Nabi Nuh AS yang nilainya Billions Of Dollar. Nabi Nuh itu lebih Universal, pengunjungnya/ marketnya dari semua Agama, Yahudi, Nasrani, Islam akan berbondong-bondong melihat peninggalan Nabi Nuh! Akan banyak multiplier effect positif untuk masyarakat dari pengembangan Wisata Religi tersebut.
Semoga Jokowi cukup cerdas dan tidak salah langkah, bayangkan kalau Jatigede menjadi Kawasan Konservasi, Bukit/Gunung Surian dikembangkan menjadi Kawasan GeoPark dan Taman Budaya lalu daerah genangannya dikembangkan menjadi Industri Strategis Hayati Hijau dan Organik, untuk energi dibangun Kebun Kincir Angin, Sollar Cell dan Bio Energy, untuk Pertanian dikembangkan Pertanian dan Perkebunan Organik, Dikembangkan Bio Medical berbasis Herbal khas Kabuyutan, Fisik Bendungan dijadikan Monumen Konservasi saja, diatasnya bisa dibangu deretan Hotel dan Restoran dengan View yang indah dapat melihat Piramida/Punden Berundak Gunung Surian. Bandung saat ini bermasalah dengan sistem pengolahan Sampah nah justru Jatigede bisa seperti Swedia tempat pengolahan Sampah baik organik maupun non organik tentunya dibuat bersih dan tidak berbau tentunya.
Secara ekonomi Jatigede sebagai NAGARA lebih menguntungkan ketimbang jadi SAGARA yang hanya akan mendatangkan bencana saja.
Terlampir view dari Bendungan ke Gunung Surian, Tempat Piramida, Punden Berundak yang diprediksi merupakan peninggalan Nabi Nuh AS.
Areal Jatigede Sebelum Tergenang |
Areal Jatigede Setelah Tergenang |
Tidak ada komentar
Posting Komentar