Siapakah Sunan Burung Baok?

Seorang raja muda belia, merupakan putra dari keturuanan Raja Pajajaran yang bertahta di Timanganten. Oleh rakyat Timbanganten, dijuluki Sunan Burung Baok.  


Dalam menjalankan tampuk kekuasaan, beliau dibantu oleh seorang Patih bernama Dalem Pasehan. Prabu Marajaputra tidak lama menjadi Raja Timbanganten, karena ditarik kembali ke Pakuan Pajajaran.

Babad Timbanganten dari Torogong Garut berbentuk wawacan. Naskah ini diterbitkan berdasarkan naskah dengan kode Plt. 37 yang disimpan di Museum Nasional dan ditulis dengan huruf Latin. 

Pada permulaan cerita dikisahkan Dalem Pasehan yang memerintah negara Mandala Puntang. Ia keturunan Prabu Daluh. Seorang anaknya, yang bernarna Dèwi Maraja Inten, diperistri oleh Prabu Siliwangi, Raja Pajajaran. Merasa diri telah lanjut usia, Dalem Pasèhan pergi menghadap Prabu Siliwangi untuk meminta penggantinya, yang akan memerintah daerah Timbanganten itu. Prabu Siliwangi menunjuk salah seorang putranya yang bernama Burung Baok. Sebelum berangkat, ia mendapat berbagai nasihat dari sang Dalem Pasèhan pun mendapat amanat, apabila pada suatu waktu Burung Baok berlaku tidak baik, hukumlah tetapi jangan sampai darahnya menetes.

Timbanganteri mendapat kemajuan dan kemakmuran di bawah pemerintahan penguasa baru itu. Kemudian, Sunan Burung Baok berangsur-angsur beralih menjadi penguasa yang lalim. Untuk menyelamatkan rakyatnya, Dalem Pasèhan lalu mengatur siasat. Dalam sebuah pesta yang dilakukan di tepi sungai (pesta marak ikan), Sunan Burung Baok ditangkap beramai-ramai, tubuhnya diikat lalu dimasukkan ke dalam gua. Gua itu kemudian ditutup rapat.

Dengan menggunakan segala kesaktiannya, Sunan Burung Baok berhasil menembus bumi dan muncul di Pajajaran. Peristiwa yang dialaminya diadukan kepada Prabu Siliwangi.

Dalem Pasèhan mengakui kekeliruannya dalam menafsirkan amanat sang raja. Prabu Siliwangi tidak berlanjut marah karena Dalem Pasèhan datang ke Pajajaran dengan mantra-mantra pekasih. Pada saat itu diputuskan bahwa yang akan menjadi penguasa baru adalah putra Prabu Siliwangi dari Dèwi Maraja Inten, yang berasal dari Timbanganten. Putri itu dijemput oleh Batara Pipitu, utusan Dalem Pasèhan. la melahirkan di Mandala Puntang. Karena itu, anaknya diberi nama Permana Dipuntang. Setelah menginjak dewasa, ia diangkat menjadi penguasa Timbanganten dengan gelar Sunan Permana Dipuntang.

Dalam Naskah Carita Ratu Pakuan dituliskan bahwa Ratu Rajamantri yang berasal dari Kerajaan Sumedanglarang,  beliau diperisteri menjadi salah satu isteri Prabu Jaya Dewata / Prabu Siliwangi (isteri ke 4).

Dalam tulisan Babad Sumedang Purwacarita diceritakan bahwa Raja Panyelang Sumedanglarang, yaitu Ratu Rajamantri Padmawati yang kemudian ditikah oleh Prabu Jaya Dewata (Prabu Siliwangi), yang diboyong ke Pajajaran mempunyai anak :
- Pangeran Burung Baok.
- Pangeran Deugdueg Jaya Perang
- Pangeran Layang Kamuning
- Pangeran Munding Sari
- Pangeran Munding Jalingan
- Ratu Sumur Sandung.
- Pangeran Munding Mintaraga 
- Pangeran Munding Laya Dikusumah
- Pangeran Manggung Kusumah.
- Pangeran Tjideng Wanara.

Sementara tulisan dari Srimanganti Sumedang menuliskan bahwa putranya Prabu Jaya Dewata (Prabu Siliwangi) dari Ratu Rajamantri Padmawati, mempunyai anak :
- Raden Tenga 
- Raden Meumeut
- Raden Munding Keuleupeung
- Raden Saken (Embah Agung)
- Raden Munding Sari
- Raden Laya Kusumah.

Salam Santun...


Baca Juga :

Tidak ada komentar