Makam Aji Ilat dan Mata Air Cikandung di Dusun Sukasari Desa Nyalindung Kecamatan Cimalaka Sumedang


 1. Makam Aji Ilat
Makam Aji Ilat berada di Dusun Sukasari, Desa Nyalindung RT 02/RW 04, Kecamatan Cimalaka Sumedang. Di bawah puncak bukitnya ada sirah mata air nyalindung. Makam Aji Ilat menjadi salah satu makam keramat  (local cacred tombs) oleh penduduk sekitar Sirah Cikandung, yang dianggap sebagai salah satu penduduk awal yang mendiami sekitar sirah mata air Cikandung atau dusun Sukasari.

Menuju puncak bukit kecil yang ada makamnya Aji Ilat ada pepohonan besar tanaman keras yang sudah berumur cukup tua sekali. Diameter pohon tanaman keras ini sangat besar sekali melebihi badan manusia yang gemuk sekalipun. Dari diameter pohonnya bisa diperkirakan umur pohon tersebut. Beberapa pohon unik yang berada di kawasan hutan mata air Cikandung ini yang terletak di kawasan Dusun Sukasari Desa Nyalindung Kecamatan Cimalaka Kab.Sumedang Jabar di bagian barat daya kawasan kaki Gunung Tampomas.

Pohon-pohon besar acapkali terdapat pada makam-makam kabuyutan seperti di Pemakaman Umum Desa Cipancar Sumedang Selatan, di Cipaku Darmaraja, di Gunung Puyuh Sumedang, di Pasarean Gede Sumedang Kota dsbna. Namun keberadaan makamnya hanya satu yang ada di lokasi puncak bukit sirah mata air Cikandung ini. Apakah Aji Ilat semasa hidupnya ditugaskan untuk mengurus mata air sirah Cikandung (dalam istilah sunda disebut Ulu-ulu atau Kukulu), dengan melihat jirat makamnya tidak mencerminkan seorang tokoh Wadana atau atau tokoh yang dianggap pemimpin di daerah tersebut. Referensi ataupun floklore (cerita rakyat) tentang Aji Ilat semasa hidupnya penulispun tak mendapatkannya, hanya menelaah berdasar fisik kondisi makam Aji Ilat tersebut, berdasarkan pendataan fisik Modul Workshop Pendaftaran Cagar Budaya oleh Dirjen Cagar Budaya sareng Permuseuman Dirjen Kementriaan dan Kebudayaan Tahun 2019.

Makam Aji Ilat tepatnya berada di puncak bukit kecil sedangkan untuk ketinggian bukit kecil kawasan hutan mata air ini diperkirakan berada di ketinggian sekitar 587 meter di atas permukaan laut. 

Jirat makam Aji Ilat, batu nisannya terbuat dari batu alam (batu kali), pada pinggirannya yang membentuk pola empat persegi panjang dibatasi dengan batuan kali dengan luas sekitar kira-kira 132 x 238 cm. Oleh penduduk sekitar makamnya Aji Ilat dipagari bambu. 



Berdasarkan keterangan penduduk yang berjualan dan di sekitar mata air Cikandung makam Aji Ilat telah ada sejak dulu sebelum dusun Sukasari dan Desa Cikandung banyak dihuni seperti sekarang ini, bahkan menurut perkataan seorang ibu tua yang berjualan sekitar sirah mata air Cikandung Ibu Enah, dijaman kakeknya pun makam Aji Ilat atau buyut Balaguna telah ada. Tak banyak saya dapatkan mengenai floklore (cerita rakyat) mengenai Aji Ilat ini, dijaman siapakah beliau hidup, apakah di jaman kerajaan Sumedanglarang atau sesudahnya di jaman kebupatian pengaruh Mataram, ataukan di jaman kebupatian  di masa pemerintahan VOC belanda. 

Menelaah dari penamaan kata "ilat" dalam bahasa sunda atau jawa bermakna lidah (letah), pepatah sunda mengatakan : "Saseukeut-seukeutna congo janggala leuwih seukeut nyatana congo letah jelema anu ngolah tapa" dalam artian orang yang menyucikan dirinya atau mengasah kemampuannya membaca alam dan mendekatkan dirinya dengan yang maha kuasa, akan lebih tajam lidahnya (perkataannya) daripada hutan yang angker.

Wallahu Alam Ta'alam.


2. Mata Air Cikandung
Kawasan sekeliling kaki Gunung Tampomas memang kaya akan sumber mata air. Baik sumber mata air yang hanya difungsikan sebagai sumber air bagi masyarakat sekitar ataupun mata air yang dikembangkan menjadi lokasi wisata. Salah satu lokasi mata air yang menjadi tempat wisata ini salah satunya adalah Mata Air Cikandung. Dulu mata air Cikandung selain untuk mengairi pesawahan digunakan untuk merendam pohon hasil tebangan di hutan.

Mata air Cikandung terletak di bagian barat daya kawasan kaki Gunung Tampomas. Tepatnya terletak di kawasan Dusun Sukasari Desa Nyalindung Kecamatan Cimalaka. Mata air ini keluar dari bawah bukit kecil yang ditumbuhi pepohonan yang menghijau dan berada pada ketinggian sekitar 587 meter di atas permukaan laut. 

Air dari mata air Cikandung ini mengalir ke arah selatan menuju lahan pertanian berupa lahan pesawahan di Desa Nyalindung dan Desa Trunamanggala. Berdasarkan informasi yang didapat dari dinas lingkungan hidup, debit air yang dihasilkan oleh mata air Cikandung ini mencapai 1.200 liter per detik.

Air dari mata air Cikandung ini dimanfaatkan oleh warga masyarakat sekitar untuk kegiatan sehari-hari seperti keperluan mandi dan mencuci. Baik dimanfaatkan langsung di dekat mata air Cikandung maupun dialirkan menggunakan pipa air. Dan aliran air ke hilirnya dialirkan melalui saluran irigasi untuk mengairi areal pertanian terutama pesawahan di bagian selatan mata air Cikandung. Tak ketinggalan juga untuk mengairi areal kolam ikan.

Mata air Cikandung ini terdiri dari 7 mata air yang keluar dari mulut celah-celah batu bawah bukit kecil yang ditumbuhi pepohonan yang menghijau yang menjulang tinggi yang merupakan keunikan dan keanehan bentuknya akarnya yang mirip dinding tinggi berbagai bentuk yang menakjubkan dan disebut dengan Pohon akar dinding.

Salah satu lubang mata air Cikandung yang diberikan pipa PVC
dan bantalannya pipa semen gorong-gorong besar

Mata Air Cikandung itu belum pernah kering walaupun musim kemarau. Karena di mata air Cikandung ini sumber air atau lubangnya air dari hutan yang lindung yang di atasnya. Kawasan hutan mata air Cikandung ini merupakan kawasan resapan air yang fungsinya untuk mengaliri lahan pertanian yang terdiri dari Desa Nyalindung sendiri, Desa Tanjungkerta, dan Desa Trunamanggala.

Air yang keluar dari mata air Cikandung ini ditampung dalam sebuah kolam sebelum dialirkan ke saluran irigasi. Sisi timur kolam ini sudah diberi pembatas berupa tembok, sementara sisi baratnya masih berupa pematang sawah. Dan sisi utaranya merupakan kaki bukit yang menjadi sumber airnya yang didominasi oleh bebatuan cukup besar. Kolam penampungan mata air Cikandung ini berupa segi tiga dengan luasan sekitar 30 m x 30 m. Di sisi barat, selatan dan timurnya merupakan kawasan pesawahan.

Pada awalnya, kolam penampungan ini biasa dipakai oleh masyarakat sekitar untuk kegiatan mandi dan mencuci serta tempat bermain air bagi anak-anak. Dengan menyebarnya informasi, mata air Cikandung menjadi salah satu tujuan wisata khususnya wisata lokal Sumedang. Yang menjadikan mata air Cikandung sebagai lokasi wisata yang layak dikunjungi adalah beningnya air yang keluar dari mata air serta kondisi alam sekitarnya yang masih sangat asri. Ditambah dengan akses menuju lokasi yang tidak terlalu jauh dari pusat kota Sumedang. Apalagi ketika di musim libur lebaran, banyak pemudik yang sengaja datang ke lokasi ini.

Pengunjung mata air Cikandung akan disuguhi hamparan air di kolam penampung yang jernih, sehingga bisa melihat dasar kolamnya secara langsung. Kolamnya sendiri memiliki kedalam yang tidak terlalu dalam, kurang dari satu meter. Selain bening, karena langsung keluar dari mata air, air dari mata air Cikandung ini juga menyegarkan. Selain bermain air atau berenang di kolam ini, pengunjung juga bisa swafoto atau selfie. Didukung beningnya air, selfienya bisa dilakukan di bawah air sebagaimana wisata selfie kekinian.

Dengan potensi yang ada dimanfaatkan sebagai lokasi wisata, mata air Cikandung saat ini mulai dikelola untuk dijadikan wisata lokal yang di Desa Cikandung Kecamatan Cimalaka kabupaten Sumedang mata air Cikandung. Untuk lahannya sendiri, mata air Cikandung ini berada di kawasan hutan di bawah pengelolaan Dinas Kehutanan Kabupaten Sumedang. Dan pengelolaan kawasan wisatanya dikelola oleh Karang Taruna Desa Nyalindung, dalam hal ini pemerintah Desa Nyalindung menunjuk Kelompok Sangiang Tirta Buana sebagai pengelolanya.



Untuk program penataan mata air Cikandung, sudah mulai dilakukan pembenahan untuk fasilitas wisata selain jalan dan tempat parkir, mushola serta penataan untuk para pedagang, disekitar kawasan tersebut. 

Berbagai fasilitas pendukung sudah melengkapi wisata mata air Cikandung ini. Bagi pengunjung yang ingin bermain air, terutama anak-anak bisa menggunakan alat bantu berupa ban bekas. Bahkan tersedia juga perahu yang bisa digunakan pengunjung berkeliling kolam penampungan. Fasilitas pendukung lainnya adalah tempat parkir, mushola dan toilet. Tak ketinggalan juga warung yang menjajakan jajanan bagi pengunjung. Pada musim liburan dan Hari Raya Mata Air Cikandung banyak dikunjungi orang 

Untuk aksesnya sendiri, mata air Cikandung bisa diakses menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat. Baik menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Jika menggunakan angkutan umum, bisa naik Angkutan Pedesaan Sumedang - Citimun. Turun di perempatan dengan jalan Karta Adipura. Dari sini ke arah selatan sekitar 1 km, bisa menggunakan ojeg atau jalan kaki menuju ke Dusun Sukasari.

Salam Santun.

Ditulis oleh : Dedi E Kusmayadi Soerialaga, Team Paguyuban Kebudayaan Kabupaten Sumedang, Kamatren Keraton Sumedang larang Bidang Sejarah dan Budaya dan juga anggota DKS di bidang Sejarah dan Budaya.

Sumber kajian :
1. Tealah Data Pisik Makam Aji Ilat di Puncak Bukit Sirah Cikandung Dusun Sukasari Desa Cikandung Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang
2. http://sumedangtandang.com/direktori/detail/wisata-mata-air-cikandung.htm, diakses tanggal 09/01/2021

Baca Juga :

Tidak ada komentar