Ziarah ke Makam Pangeran Muhammad di Kampung Cicurug jalan Marga Tapa Desa Majalengka Wetan

Pada Tanggal 30 Agustus 2017 saya bersama sahabat berziarah ke Makam Pangeran Maulana Muhammmad atau Pangeran Muhammad, bersama Kang Yadi dari Situraja dan Hardi.


Pangeran Muhammad atau 
Pangeran Palakaran (Pangeran Pamaleukaran) adalah tokoh penyebar Islam, dia putra Pangeran Panjunan atau Syekh Abdurahman putra Syekh Nurjati atau Syekh Datuk Kahfi yang menikah dengan Syarifah Halimah, putri dari Ali Nurul Alim putra putra Jamaluddin Akbar al Husaini. (makam Pangeran Panjunan dan Syekh Nurjati (Syekh Datuk Kahfi) berada di dalam ruangan Makam Sunan Gunung Jati).

Pada abad ke-XV kawasan Majalengka sekarang, terdapat beberapa kerajaan Budha, sekalipun tidak semua kerajaan tersebut sempat meninggalkan data-data sejarah secara kuat.  Adapun kerajaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :


Kerajaan Rajagaluh
Kerajaan Rajagaluh terletak di kawasan Rajagaluh sekarang, saat itu dipegang oleh Prabu Cakraningrat. Sampai sekarang belum terungkap lengkap bagaimana sejarahnya asal muasalnya karena masih memerlukan waktu pengungkapannya.


Kerajaan Talagamanggung
Kerajaan Talaga memang memiliki data-data tertulis sekalipun tidak terlalu lengkap. Selain itu dilengkapi pula peninggalan kerajaan maupun situs-situs yang dapat dibaca dan cerita rakyat masih terus hidup di kalangan masyarakat.  

Kerajaan Talaga Manggung atau disebut Kerajaan Talaga adalah kerajaan yang terletak di wilayah selatan Kabupaten Majalengka, merupakan negara yang berdaulat berdiri sendiri, yang didirikan oleh Rakeyan Sudhayasa (Batara Gunung Bitung), pada masa jayanya, kerajaan Talaga dirajai oleh Prabu Talagamanggung, oleh sebab itu hingga kini kerajaan Talaga dikenal dengan sebutan kerajaan Talagamanggung.

Kerajaan Talaga Manggung didirikan kira-kira sebelum abad ke-15, oleh Sunan Talaga manggung putra Pandita Prabu Darmasuci putra Batara Gunung Picung Putera Suryadewata putera bungsu dari Maharaja Sunda yang bernama Ajiguna Linggawisesa (1333-1340) di Galuh Kawali, Ciamis.

Di Naskah Wangsakerta. Prabu Ajiguna Linggawisesa, menikah dengan Ratna Umalestari, adiknya Prabu Citraganda penguasa kerajaan Sunda Galuh tahun (1303-1311) Masehi. Pada masa pemerintahan Prabu Ajiguna Linggawisesa, ibu kota Kerajaan Sunda beralih, dari Pakuan Bogor ke Kawali, Ciamis. Dari pernikahannya dengan Uma Lestari, Prabu Ajiguna Linggawisesa memperoleh putera, di antaranya :
1. Ragamulya Luhur Prabawa, atau Aki Kolot (kelak menjadi raja pengganti) Prabu Ajiguna Linggawisesa;
2. Dewi Kiranasari, diperisteri oleh Prabu Arya Kulon;
3. Suryadewata, leluhur Kerajaan Talaga di Majalengka.

Dengan kata lain, Prabu Suryadewata adalah putra Prabu Ajiguna Linggawisesa penguasa Kerajaan Sunda, yang ditempatkan di Kerajaan Talaga dan kelak akan melahirkan raja-raja di Kerajaan Talaga sebagai negara bawahan Kerajaan Sunda Galuh dimana ayahnya Prabu Ajiguna Linggawisesa dan kakaknya, Prabu Ragamulya Luhurprabawa alias Aki Kolot (1340-1350) M berkuasa di Galuh Kawali Ciamis.

Lokasinya kini di kewadanaan Talaga adalah bekas salah satu kerajaan, yang terletak di Kabupaten Majalengka, bertahta bernama Sunan Talaga Manggung, asal keturunan Prabu Suryadewata putra Maharaja Ajiguna Linggawisesa.

Prabu Suryadewata (Batara Gunung Bitung). Ia mempunyai anak bernama Prabu Dharmasuci yang menjadi Raja pertama, kemudian diteruskan oleh puteranya bernama Sunan Talaga Manggung.

Prabu Dharmasuci meneruskan ayahnya sebagai Rajaguru Budhayasarwatiwada (Mahayana). Kerajaan bernafaskan Budha ini berlangsung sampai dengan Tahun 1530 ketika rajanya Parung Ganggsa. Pada masa Kerajaan Talaga, Islam sudah masuk, Raja Parung Ganggsa diberi gelar oleh Sunan Gunung Jati, Pucuk Umum Talaga. Sekalipun demikian sejarah Talaga ini belum terungkap lengkap.


Mandala Sindangkasih
Nama Sindangkasih dapat dipastikan diambil dari Mandala Sindangkasih yang pada saat itu dijabat oleh Ki Ageng Surawijaya. Ki Gade Sindangkasih adalah ayah Nyi Rambut Kasih.

Rambut Kasih adalah pendiri kerajaan kecil bercorak Budha bernama Sindangkasih. Sekalipun tidak meninggalkan data-data sejarah, tetapi masih banyak cerita rakyat yang masih hidup dan berkembang di kalangan masyarakat. Menurut cerita rakyat, Rambut Kasih adalah seorang pemberani, memiliki paras cantik, molek berambut panjang, bijaksana, dan waspada permana tinggal.

Oleh karena itu, ia diperistri oleh Prabu Siliwangi tahun 1482-1521 M. Ia juga yang diperintah suaminya untuk pindah ke Pakuan dengan pengikut-pengikutnya dan bala tentaranya. Nyi Rambut Kasih sangat memperhatikan kemakmuran rakyatnya terutama dalam hal bercocok tanam sehingga tanahnya subur dan rakyatnya makmur. 

Peninggalan Nyi Rambut Kasih yang masih utuh adalah Paniisan, mungkin dulunya tempat ini adalah bekas padepokan dan kemungkinan tempat abunya Nyi Rambut Kasih, sesuai dengan kepercayaan Budha para raja pendahulunya untuk mencapai moksa jasadnya dibakar.  lihat patung emas Ratu Simbar Kencana leluhurnya Ratu Nyi Rambut Kasih dari Kerajaan Talagamanggung yang menganut ajaran Budha.


Petilasan Nyi Rambut Kasih berada di Blok Leuwi lenggik Kelurahan Sindangkasih Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka, setiap harinya banyak dikunjungi peziarah dari berbagai tempat.

Petilasan Nyi Rambut Kasih berada di Blok Leuwi lenggik Kelurahan Sindangkasih Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka

Cerita rakyat yang masih hidup dan berkembang di masyarakat bahwa hilangnya Nyi Rambut Kasih bersamaan dengan hilangnya pohon-pohon Maja di Kerajaan Sindangkasih yang pada saat itu diperlukan oleh masyarakat Cirebon untuk ramuan obat malaria yang sedang berkecamuk. Karena itu, langkanya pohon maja menjadi asal-usul nama “Majalengka” yang berarti  “majae langka” atau dalam bahasa Indonesia “Buah majanya tidak ada”.  

Pada saat itu pula terjadi pergantian pemimpin di Majalengka dari Nyi Rambut Kasih kepada Pangeran Muhammad. Sekaligus nama Majalengka resmi dijadikan nama daerah pada Tahun 1490 M serta berpindahnya kepercayaan masyarakat sekitar menjadi Islam.


Asal Usul Pangeran Muhammad
Cirebon Tahun 1479 M, diangkatnya Sunan Gunung Jati sebagai Naradipa Padjadjaran menggantikan Pangeran Pakungwati Cirebon. Kemuian, lama-kelamaan pengiriman upeti ke Galuh dihentikan, kejadian ini menimbulkan kekecewaan bagi kerajaanlainnya seperti Kerajaan Talaga dan Kuningan. Untuk mengantisipasi kejadian ini, Pangeran Muhammad yang memiliki keahlian mendalang, dan disebut juga Pangeran Dalang disertai ayahnya Pangeran Panjunan ditugaskan oleh Sunan Gunung Jati untuk menyebarkan ajaran Islam di kawasan Barat yang sekaligus merupakan benteng pertahanan apabila Talaga mengadakan penyerangan. Sehingga dengan modal kemampuan mendalang dan Pangeran Panjunan sebagai ulama besar penyebaran ajaran Islam di Sindangkasih tidak banyak hambatan.

Setelah Pangeran Muhammad menggantikan Rambut Kasih, berdirilah pesantren-pesantren yang semakin marak. Pada 1504 M Pangeran Muhammad memperistri putri Sindangkasih seorang pemuka Agama Islam bernama Siti Armilah. Siti Armilah sangat membantu usaha suaminya dalam menyebarkan ajaran Islam di kawasan Majalengka sehingga memang lebih cepat penyebaran ajaran Islamnnya ke daerah-daerah lainnya.

Pada tahun sekitar 1480-an Sunan Gunung Jati mengutus Pangeran Muhamad menyebarkan agama Islam di Majalengka. Kemampuan Pangeran Muhamad dalam hal ke-Islaman cukup mendalam, telah menjadikan penyebaran agama Islam semakin lancar. Pada awal tahun 1500-an Pangeran Muhamad memperistri Siti Armilah seorang putri pemuka agama Islam di Sindang Kasih putri dari Matangsari binti Ki Ageng Japura binti Amuk Marugul


Siti Armilah (Nyi Gedeng Badori) dinikahi oleh Pangeran Muhammad putra dari Pangeran Panjunan putra dari Syekh Datuk Kahfi.

Siti Armilah membantu suaminya menyebarkan ajaran agama Islam. Perkawinan Pangeran Muhamamd dengan Siti Armilah dikaruniai seorang putra bernama Pangeran Santri (Rd. Solih). Pangeran Santri inilah yang kemudian menikah dengan Ratu Pucuk Umun dari Kerajaan Sumedang Larang. Pangeran Muhammad meninggal pada tahun 1546 dan dimakamkan di tempat ini. Versi lain kendatangan Pangeran Muhamad ke Majalengka adalah untuk mencari pohon Maja yang akan dijadikan obat di Cirebon.

Dari Siti Armilah, Pangeran Muhammad memperoleh putera bernama Pangeran Santri pada Tahun 1505 M. Pangeran Santri sangat cerdas dan tangkas sehingga pada 1530 M Pangeran Santri diangkat menjadi Raja Kerajaan Sumedang Larang yang berlokasi di Kutamaya Sumedang. 

Pangeran Muhammad meninggal pada 1546 M dan dimakamkan dilereng Gunung Margatapa. Dan isterinya dimakamkan di Nyi Siti Armilah dimakamkan di belakang pendopo yang sekarang dikenal makam Nyi Gedeng Badori.

Makam Nyi Siti Armilah (Nyi Gedeng Badori) di Belakang Pendopo Kabupaten Majalengka

Naskah Carita Purwaka Caruban Nagari yang ditulis sekitar tahun 1720, menyatakan bahwa Pangeran Panjunan  adalah ayah Pangeran Pamelekaran (Pangeran Muhamad) atau kakek Pangeran Santri bukan putra Sunan Gunung Djati, melainkan putra sahabatnya bernama Syarif Abdurahman atau Pangeran Panjunan.

Pangeran Pamelekaran adalah putra Pangeran Panjunan pernikahan dengan Matangsari putra Raden Ageng Japura (ki Ageng Japura) bin Prabu Amuk Murugul bin Prabu Susuk Tunggal

Prabu Amuk Murugul memiliki saudara perempuan Nyi Kentring Manik Mayang Sunda yang dinikahi oleh Prabu Jaya Dewata (Prabu Siliwangi). 

Nyi Matangsari adalah putri dari Raden Ageng Japura (ki Ageng Japura) dari Keraton Japura yang terletak di Japura Kidul, Cirebon

Pangeran Pamelekaran dikarunia putra Pangeran Santri atau Pangeran Kusumah dinata I yang menjadi penerus Kerajaan Sumedanglarang setelah menikah dengan Ratu Inten Dewata / Ratu Pucuk Umum (1530-1578) putri Nyi Mas Ratu Patuakan binti Sunan Tuakan binti Sunan Guling. Nyi Mas Ratu Patuakan istri Sunan Corenda putra Sunan Parung (cucu Prabu Siliwangi / Sri Baduga Maharaja). Sunan Parung juga memiliki putri Ratu Sunyalarang yang menikah dengan Prabu Pucuk Umum yang dikaruniai putra Prabu Haur Kuning dan Sunan Wanaperih.

Pangeran Pamelekaran juga memilik saudara dari lain ibu putra Pangeran Panjunan yang bernama Ratu Bagus Angke atau Pangeran Tubagus Angke bergelar Pangeran Jayakarta II yang menikah dengan Ratu Ayu Pembayun Fatimah putri Fatahillah bergelar Pangeran Jayakarta.

Makam Pangeran Muhammad terletak di antara daerah persawahan di daerah perbukitan berjarak sekitar 3 km dari pusat kota Majalengka. Makamnya banyak dikunjungi para peziarah dari luar kota.

Makam Pangeran Muhammad digembok, bisa menghubungi kuncen kalau ingin masuk berziarah.

Secara administratif terletak di kampung Cicurug, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka, Makam mudah dijangkau dengan kendaraan roda empat dan roda dua melalui jalan beraspal yang sudah mencapainya. Secara atronomis terletak dikoordinat 6º51’08” LS dan 108º13’52” BT.


Versi Lain Sejarah Pangeran Muhammad
Pangeran Muhammad atau Pangeran Palakaran lahir pada tahun 1478, beliau merupakan anak dari Pangeran Panjunan dan Nyi Mas Matangsari. Nyi Mas Matangsari adalah putri dari Ki Ageng Japura yang tak lain ialah cucu dari Prabu Amuk Marugul dan cicit dari Prabu Susuk Tunggal yaitu Sang Maha Raja Sunda. Pangeran Muhammad ini merupakan salah satu pendiri Kabupaten Majalengka.

Menurut H. Iling, juru pelihara makam Pangeran Muhammad yang ditemui penulis di rumahnya, terjadi pergantian pimpinan di Cirebon pada tahun 1479 M, yaitu diangkatnya Sunan Gunung Jati sebagai Naradipa Pajajaran menggantikan Pangeran Cakraningrat, yang kemudian pengiriman upeti ke Galuh (Kerajaan Rajagaluh) diberhentikan, sehingga dengan kejadian itu menimbulkan kekecewaan bagi Kerajaan Hindu lainnya seperti Talaga dan Kuningan. Untuk mengantisipasi kejadian itu, Pangeran Muhammad beserta ayahnya ditugaskan oleh Sunan Gunung Jati, sahabat dari ayahnya, untuk menyebarkan ajaran agama islam di kawasan barat, ini merupakan benteng pertahanan apabila Kerajaan Talaga melakukan penyerangan. Pangeran Muhammad memiliki keahlian mendalang, berbekal kemampuannya tersebut beliau menyebarkan ajaran islam dengan cara mendalang dan beliau juga sering disebut pangeran Palakaran Dalang. Akhirnya Pangeran Muhammad menggantikan Ratu Nyi Rambut Kasih, seorang penguasa beragama hindu. Setelah beralihnya kekuasaan, banyak berdiri Pesantren.

Pangeran Muhammad menikah pada tahun 1504 dengan seorang putri dari pemuka agama islam di Majalengka yang bernama Siti Armilah. Siti Armilah membantu suaminya menyebarkan ajaran agama islam di Majalengka pada saat itu, sehingga kawasan Majalengka ini lebih cepat dalam penyebaran agama islam dibandingkan dengan daerah lainnya. Di tahun 1505 Pangeran Muhammad dan Siti Armilah dikaruniai seorang putra bernama Pangeran Santri (Pangeran Kusumahdinata),

Pangeran Santri memiliki kecerdasan dan ketangkasan sehingga pada tahun 1530 mendirikan Kerajaan Sumedang dan menjadi Raja Sumedang Larang yang berlokasi di Dayeuh Luhur Sumedang. Pangeran Santri menikah dengan Ratu Pucuk Umun atau Dewi Setyasih, seorang putri dari Parung Gangsa, dari pernikahannya itu mereka mempunyai anak yang bernama Pangeran Angka Wijaya, yang terkenal juga dengan sebutan Geusan Ulun. Pangeran Geusan Ulun sempat menggantikan ayahnya pada tahun 1581 M.

Pada tahun 1546, Pangeran Muhammad meninggal. Beliau dimakamkan di sebuah lereng gunung, yang sekarang dikenal dengan Margatapa. Sedangkan istrinya, Siti Armilah dimakamkan di belakang Pendopo Kabupaten Majalengka, beliau dikenal dengan Mbah Badori.

Begitulah sejarah tentang Pangeran Muhammad. Selain diatas, ada juga sejarah Pangeran Muhammad berdasarkan cerita rakyat, ceritanya seperti ini, dahulu di wilayah Cirebon yang dipimpin oleh Sunan Gunung Jati, rakyatnya dilanda penyakit yang sulit untuk disembuhkan, setelah Sunan Gunung Jati mendapatkan petunjuk bahwa ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit yang diderita rakyatnya, yaitu buah maja. Pohon maja ini terdapat di Kerajaan Sindangkasih. Kerajaan ini secara geografis terletak di Majalengka.

Kerajaan Sindangkasih saat itu dipimpin oleh seorang ratu yang memiliki paras cantik, berambut panjang bernama Ratu Ayu Panvidagan atau lebih dikenal Nyi Rambut Kasih. Beliau beragama hindu yang sangat fanatik. Selain itu, beliau dikenal sebagai sosok ratu yang yang memerintah dengan penuh cinta, aman, damai dan selalu mementingkan kesejahteraan rakyatnya. Nyi Rambut Kasih memiliki kesaktian dan kecantikan yang tak ada bandingannya pada zamannya.

Kemudian Sunan Gunung Jati memerintahkan Pangeran Muhammad dan prajuritnya untuk menemui penguasa Kerajaan Sindangkasih, Nyi Rambut Kasih. Beliau diperintahkan untuk mencari buah maja yang bisa mengobati penyakit yang diderita rakyat Cirebon sekaligus untuk menyebarkan ajaran agama islam yang pada saat itu mayoritas beragama hindu. Kedatangan Pangeran Muhammad di kawasan Sindangkasih mendapatkan respons yang baik, banyak rakyat yang akhirnya memeluk agama islam. Kabar tersebut sampai ke telinga Nyi Rambut Kasih, sang ratu pun murka lalu memerintahkan prajurit-prajuritnya untuk menyelidiki kebenaran dari berita itu. Setelah diselidiki ternyata berita itu memang benar, sang ratu pun penasaran ingin mengetahui sosok yang membuat rakyatnya berpindah keyakinan.

Singkat cerita, Pangeran Muhammad datang ke Kerajaan Sindangkasih dan bertemu dengan Nyi Rambut Kasih. Nyi Rambut Kasih sangat terkesima melihat ketampanan yang dimiliki Pangeran Muhammad, dan sang ratu pun jatuh cinta. Kedatangan Pangeran Muhammad adalah ingin meminta buah maja untuk mengobati rakyatnya di Cirebon, selain itu Pangeran Muhammad mengajak Sang Ratu untuk memeluk agama islam, namun Sang Ratu menolak untuk berpindah keyakinan.

Ratu Nyi Rambut Kasih akan memberikan buah maja dengan syarat Pangeran Muhammad mau menikahinya. Pangeran Muhammad pun menyanggupi syarat tersebut asalkan Sang Ratu memeluk agama islam. Tetapi Sang Ratu menolaknya mentah-mentah, setelah itu terjadilah pertempuran. Saat pertempuran berlangsung, Sang Ratu hampir mengalami kekalahan. Semakin terdesak dengan keadaan, maka Sang Ratu menghilangkan diri, tidak hanya itu dengan kesaktian yang dimilikinya Sang Ratu memusnahkan semua pohon maja karena tak rela bila buah maja itu diambil oleh Pangeran Muhammad.

Melihat kejadian tersebut prajurit Pangeran Muhammad berkata majae langka, yang artinya buah majanya tidak ada. Hingga akhirnya kisah ini merupakan cerita rakyat mengenai asal usul nama Kabupaten Majalengka. Setelah kejadian tersebut, Pangeran Muhammad kembali lagi ke Cirebon dan memberitahukan bahwa buah maja menghilang tidak ada satu pun yang terisisa. Akan tetapi, Pangeran Muhammad kembali lagi ke Kerajaan Sindangkasih untuk mencari buah maja, namun tidak ditemukan. Kemudian mencoba menemui Nyi Rambut Kasih, namun beliau diperintahkan untuk bertapa di Margatapa, beliau bertapa disana dan kembali menyebarkan ajaran agama islam hingga ujung hayatnya.


Ziarah ke Makam Pangeran Muhammad ayahanda daripada Pangeran Santri (Rd. Sholih) Kampung Cicurug jalan Marga Tapa Desa Majalengka Wetan.



MAKAM PANGERAN MUHAMMAD 



Lalu saya perjalanan Ziarah saya lanjutkan ke Gunung Jati Cirebon untuk berziarah ke Makam Syekh Datuk Kahfi atau Syekh Nurjati.

Tsuma ila ruhi Bibarokatul Pangeran Muhmamad bin Pangeran Panjunan bin Syekh Datuk Kahfi Surotul Faatihah..



SILSILAH PANGERAN MUHAMMAD SAMPAI PANGERAN SANTRI

Silsilah Pangeran Santri (Rd. Sholih) Garis Garis Ayah :
1. Nabi Muhammad SAW (lihat silsilah disini : http://id.rodovid.org/wk/Orang:80040)
2. Sayyidah Fatimah Az-Zahra (
lihat silsilah disini : http://id.rodovid.org/wk/Orang:70257menikah dengan Sayyidina Ali r.a (lihat silsilah disini : http://id.rodovid.org/wk/Orang:70251
3. Sayyid Husain Asy-Syahid (lihat silsilah disini : http://id.rodovid.org/wk/Orang:70255)
4. Sayyid 'Ali Zainal 'Abidin (
lihat silsilah disini : http://id.rodovid.org/wk/Orang:70251)
5. Sayyid Muhammad al-Baqir (
lihat silsilah disini : http://id.rodovid.org/wk/Orang:70247)
6. Sayyid Ja'far ash-Shadiq (
lihat silsilah disini : http://id.rodovid.org/wk/Orang:70246)
7. Sayyid Ali Al-Uraidhi (
lihat silsilah disini : http://id.rodovid.org/wk/Orang:359677)
8. Sayyid Muhammad An-Naqib (
lihat silsilah disini : http://id.rodovid.org/wk/Orang:359676)
9. Sayyid 'Isa Naqib Ar-Rumi (
lihat silsilah disini : http://id.rodovid.org/wk/Orang:359675)
10. Sayyid Ahmad al-Muhajir (
lihat silsilah disini : http://id.rodovid.org/wk/Orang:359674)
11. Sayyid Al-Imam 'Ubaidillah (
lihat silsilah disini : http://id.rodovid.org/wk/Orang:359673)
12. Sayyid Alawi Awwal (
lihat silsilah disini : http://id.rodovid.org/wk/Orang:359672)
13. Sayyid Muhammad Sohibus Saumi'ah (
lihat silsilah disini : http://id.rodovid.org/wk/Orang:359671)
14. Sayyid Alawi Ats-Tsani (
lihat silsilah disini : http://id.rodovid.org/wk/Orang:359670)
15. Sayyid Ali Kholi' Qosam (
lihat silsilah disini : http://id.rodovid.org/wk/Orang:359668)
16. Sayyid Muhammad Sohib Mirbath (
lihat silsilah disini : http://id.rodovid.org/wk/Orang:359667)
17. Sayyid Alawi Ammil Al Faqih (
lihat silsilah disini : http://id.rodovid.org/wk/Orang:359658)
18. Sayyid Amir 'Abdul Malik Al-Muhajir Azmatkhan / Sayyid Abdul Malik (
lihat silsilah disini : http://id.rodovid.org/wk/Orang:359654)
19. Al Amir Abdullah Azmatkhan (
lihat silsilah disini : http://id.rodovid.org/wk/Orang:359650)
20. Syekh Sayyid Ahmad Syah Jalaluddin  (
lihat silsilah disini : http://id.rodovid.org/wk/Orang:359646)
21. Syekh Datuk Isa / Syekh Sayyid Maulana Isa bin Ahmad (
lihat silsilah disini : http://id.rodovid.org/wk/Orang:660336)
22. Syekh Datul Ahmad (lihat silsilah disini : http://id.rodovid.org/wk/Orang:857399)
23. Syekh Datul Kahfi / Syekh Nurjati / Maulana Idhofi Mahdi (Ki Samadullah) (
lihat silsilah disini : http://id.rodovid.org/wk/Orang:857400)
24. Pangeran Panjunan Cirebon Sayyid Maulana Abdurrahman (
lihat silsilah disini : http://id.rodovid.org/wk/Orang:860513)
25. Pangeran Muhammad Palakaran (Pamelakaran) / Maulana Muhammad (
lihat silsilah disini : http://id.rodovid.org/wk/Orang:860516)
26. Pangeran Santri/Raden Sholih Ki Gedeng Sumedang / Pangeran Kusumahdinata 1 (lihat silsilah disini :  http://id.rodovid.org/wk/Orang:860517)

Silsilah Pangeran Santri Dari Garis Keturunan Ibu (Sunda Galuh) :
1. Prabu Lingga Buana / Prabu Ragamulya Luhurprabawa (Prabu Maharaja) menikah dengan Dewi Lara Lisning (lihat silsilah http://id.rodovid.org/wk/Orang:321582), berputra :
2. Prabu Niskala Wastukancana / Prabu Anggalarang (Prabu Wangsisutah) dari istrinya Lara Sarkati atau Nay Ratna Sarkati (lihat silsilahnya http://id.rodovid.org/wk/Orang:26668 dan http://id.rodovid.org/wk/Orang:70659), berputra : 
3. Prabu Susuktunggal / Sang Haliwungan dari istrinya (?), (lihat silsilahnya  http://id.rodovid.org/wk/Orang:70660), berputra :
Prabu Amuk Marugul dari istrinya (?), (lihat silsilahnya http://id.rodovid.org/wk/Orang:991473), berputra : 
4. Raden Agung Japura dari istrinya (?), (lihat silsilahnya : http://id.rodovid.org/wk/Orang:991474) berputra : 
5. Nyi Raden Matangsari  (lihat silsilah : http://id.rodovid.org/wk/Orang:991475), berputra :
6. Nyi Armilah ditikah oleh Pangeran Muhamamad atau Pangeran Pamalakaran (lihat silsilahnya  http://id.rodovid.org/wk/Orang:860516), berputra :
7. Pangeran Santri Pangeran Santri / Kusumadinata I (Raden Solih) / Ki Gedeng Sumedang (lihat silsilahnya http://id.rodovid.org/wk/Orang:860517).


Sumber :
1. Biografi Syekh Nurjati IAIN Cirebon
2. Silsilah Pangeran Santri Koesoemadinata oleh Erni Muthalib
3. Permasalahan Dalam Sejarah Sumedang oleh Prof DR. A. Sobana Hardjasaputra
4. Pahlawan Fatahillah (Tubagus Pasai) Bapak Pendiri Ibukota Jakarta oleh Andi Setiawan
5. Arkeologi Islam Nusantara Oleh Uka Tjandrasasmita
6. Makam Pangeran Muhammad Situs Resmi Disparbud Provinsi Jawa Barat.
7. Revisi 10 Oktober 2018.

Baca Juga :

Tidak ada komentar