Sekilas Kisah Dalem Raden Aria Sacapati Leluhur Manangga

Makam Raden Aria Satjapati, I  di Lingkungan Manangga Kelurahan Regol Wetan
Kecamatan Sumedang Selatan

Barangkali ada yang belum tahu tentang silsilah atau sejarah singkat silsilah Keturunan Dalem Bandajoeda putranya Pangeran Rangga Gede adalah masih keturunan raja-raja Sumedanglarang, secara singkat saya catat dari Prabu Geusan Ulun yang mempunyai putra Pangeran Rangga Gede dari pernikahannya dengan Ratu Tjukang Gedeng Waru (Ratu Sari Hatin) putrinya Sunan Pada bin Rd. Meumeut di Karedok, kemudian Pangeran Rangga Gede mempunyai salah seorang putra yang bernama Dalem Aria Bandajoeda, dan Rd. Aria Sacapati (Satjapati I) turut meninggal pada peristiwa penyerangan Mesjid Tegalkalong, pada 15 Nopember 1678 pada masa Pemerintahan Pangeran Panembahan dan dimakamkan di Gunung puyuh Sumedang.

Adapun menurut keterangan kuncen Makam Leluhur Manangga adalah :
1. Dalem Aria Bandajoeda 
2. Raden Aria Satjapati
3. Nyi Rd. Ajeng Nimang Mantri 
4. Nyi Rd. Kencana Wulan 
5. Nyi Rd. Ningrum kusumah 
6. Nyi Rd. Inten 
7. Nyi Rd. Dewi Asih
 
Makam Juru kunci  Ibu Siti Aisyah, di Lingkungan Manangga Kelurahan Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan 

Makam Raden Dalem Bandajoeda putra dari Pangeran Rangga Gede

Makam Raden Aria Adipati Sacapati (Sacapati I)


Makam Raden Aria Adipati Sacapati (Rd. Aria Sacapati I)

Makam Raden Aria Adipati Sacapati (Rd. Aria Sacapati I)

Makam Rd. Aria Sacapati (Rd. Aria Sacapati I)



Makam isterinya Rd. Aria Sacapati (Sacapati I), NR. Ningrum Koesoemah  dan Makam isterinya Rd. Aria Satjapati (Sacapat III),  NR. Ajoe Nimang Mantri





Makam Kuncen Pertama Mbah Seca Manggala


Keturunan Dalem Aria Bandajoeda selanjutnya dapat dilihat dibawah ini :
Generasi ke-1
1. Pangeran Santri / Rd. Sholih  / Ki Gedeng Sumedang (Koesoemahdinata  I) menikah dengan NM. Ratu Inten Dewata atau NM. Ratu Satyasih (Ratu Pucuk Umun Sumedang) mempunyai anak :
1.1 Pangeran Angka Wijaya atau Prabu Geusan Ulun
1.2 Demang Rangga Hadji
1.3 Deman Watang
1.4 Santoan Wirakusumah
1.5 Santoan Tjikeroeh
1.6 Santoan Awi Loear

Generasi ke-2
1.1 Pangeran Geusan Ulun / Rd. Angkawijaya  (Koesoemahdinata II)  menikah dengan  NM. Gedeng Waru (Ratu Sari Hatin), putrana Sunan Pada (Rd. Hasata),  mempunyai anak :
1.1.1 Pangeran Rangga Gede (Koesoemahdinata IV), makamnya di dusun Panday, Kec. Sumedang Selatan.
1.1.2 Rd. Aria Wiraradja  I
1.1.3 Kiai Kadu Rangga Gede
1.1.4 Kiai Rangga Patra Kelana
1.1.5 Kiai Aria Rangga Pati
1.1.6 Kiai Ngabehi Watang
1.1.7 NM. Demang Cipaku
1.1.8 NM. Ngabehi Martayuda
1.1.9 NM. Rangga Wiratama
1.1.10 Rd. Rangga Nitinagara atau Dalem Rangga Nitinagara
1.1.11 NM. Rangga Pamade
1.1.12 NM. Dipati Ukur

Generasi ke-3
1.1.1 Pangeran Rangga Gede (Koesoemahdinata IV),  mempunyai anak :
1.1.1.1 Dlm. Aria Bandajoeda,  makamnya di dusun Manangga, Kec. Sumedang Selatan
1.1.1.2 Dalem Djajoeda
1.1.1.3 Dalem Wargaita
1.1.1.4 Dalem Wangsa Subaya, menurunkan keturunan dari/ke Cisalak dan Regol Sumedang
1.1.1.5 Dalem Rangga Gempol II (Koesoemahdinata V)
1.1.1.6 Dalem Loerah
1.1.1.7 Rd. Singamanggala, menurunkan keturunan dari/ke  kaum, Sayang, dan Cikoneng Sumedang.
1.1.1.8 Ki Wangsaparamadja, menurunkan keturunan dari/ke jaoera
1.1.1.9 Ki Wiratama, menurunkan keturunan dari/ke Pawenang Sumedang Selatan
1.1.1.10 Ki Wangsaparadja
1.1.1.11 Ki Djasinga
1.1.1.12 Ki Wangsasabadra, menurunkan keturunan dari/ke Pangrumasan Sumedang Selatan.
1.1.1.13 Kiyahi Anggatanoe, menurunkan keturunan dari/ke Sayang, Narimbang dan Bojongjati
1.1.1.14 Ki Martabaja
1.1.1.15 NM. Anggadasta
1.1.1.16 NM. Nataparana
1.1.1.17 NM. Arjapawenang, menurunkan keturunan dari/ke Bojongjati
1.1.1.18 NM. Martarana
1.1.1.19 NM. Djagasatroe, suaminya Djagastroe Santapoera meninggal dalam peristiwa penyerangan Mesjid Tegalkalong, menurunkan keturunan dari/ke Darmaraja
1.1.1.20 NM. Wargakarti
1.1.1.21 NM. Bajoen, menurunkan keturunan dari/ke Bojongjati dan Hariang Buah Dua.
1.1.1.22 NM. Wangsapatra
1.1.1.23 NM. Warga Komara
1.1.1.24 NM. Joedantaka
1.1.1.25 NM. Toean Soekadana
1.1.1.26 NM. Oetama
1.1.1.27 NM. Kawangsa
1.1.1.28 NM. Wirakarti
1.1.1.29 NR. Nalawangsa, menurunkan keturunan dari/ke Bojong Jati Sumedang.


Generasi ke-4
1.1.1.1. Dlm. Aria Bandajoeda, mempunyai anak :
1.1.1.1.1. Rd. Aria Satjapati / Rd. Satjapati I, turut meninggal di antara yang meninggal ketika peristiwa Penyerangan Mesjid Tegalkalong tanggal Hari Jumat Idul Fitri 15 Nopember 1678.


Generasi ke-5
1.1.1.1.1. Rd. Aria Satjapati / Rd. Satjapati I, mempunyai anak :
1.1.1.1.1.1. Rd. Soetadipa 


Generasi ke-6
1.1.1.1.1.1. Rd. Soetadipa x NR. Halipah, putranya Pangeran Panembahan (Rangga Gempol III) dan NR. Sepoeh, mempunyai anak :
1.1.1.1.1.1.1. Rd. Aria Satjapati / Rd. Satjapati II, makamnya di Desa Bendungan Margamukti Kecamatan Sumedang Utara.



Generasi ke-7

1.1.1.1.1.1.1. Rd. Aria Satjapati / Rd. Aria Satjapati II, mempunyai anak :
1.1.1.1.1.1.1.1. Kiai Diparadja


Generasi ke-8
1.1.1.1.1.1.1.1. Kiai Diparadja, mempunyai anak :
1.1.1.1.1.1.1.1.1 Rd. Diparadja II
1.1.1.1.1.1.1.1.2 Rd. Aria Satjapati / Rd. Aria Satjapati III, Bupati Sumedang ke 13 antara 1789-1791. Makam di Gunung Puyuh Sumedang
1.1.1.1.1.1.1.1.1 Rd. Diparadja II 

Kiai Diparadja mempunyai seorang putra yang bernama R.A.A Satjapati (Satjapati III) yang menjabat sebagai Patih Sumedang, ketika Ayah dari Rd. Djamoe (Pangeran Kornel) yang menjabat Bupati Sumedang yaitu Dalem Soerianagara II (Dalem Adipati Soerianagara) Bupati Sumedang 1761 - 1765, masa penjajahan Belanda. 

Dan ketika Dalem Rd. Soerianagara II (Dalem Adipati Soerianagara) sudah sepuh untuk menjadi seorang Bupati sedangkan Rd. Djamoe (Pangeran Kornel / Soerianagara III) yang masih berusia 9 tahun yang sudah barang tentu belum memenuhi syarat menjadi bupati Sumedang sebagai penerus ayahnya maka untuk sementara (panyelang).

Pada tanggal 19 Juni 1775 diangkatlah Bupati dari Parakanmuncang yang bernama Tanoebaya II dengan perjanjian setelah Rd. Djamoe (Pangeran Kornel / Soerianagara III) sudah cukup umur maka jabatan Bupati Sumedang harus dikembalikan / diserahkan kepada Raden Djamoe (Pangeran Kornel) atau jabatan diserahkan ke saudaranya Raden Ema atau  Pangeran Kornel  
(Rd. Soeriadilaga II atau Dalem Taloen), akan tetapi Dalem Tanoebaya 1 atau Dalem Cibodas  menyerahkan jabatan bupatinya kepada anak kandungnya Patra Kusumah dengan sebutan Tanoebaya II dan Kompeni Belanda melantik Tanubaya II sebagai penerus Bupati Sumedang, namun Tanubaya II khawatir bahwa Raden Djamu akan menuntut haknya sebagai penerus bupati, maka membuat siasat menjodohkan dengan putri kandungnya. 

R.A.A Satjapati (Satjapati III)  masih tetap menjadi Patih Sumedang dan selalu mengingatkan bahwa pewaris bupati sesungguhnya adalah Rd. Djamoe (Pangeran Kornel), maka dengan pernikahan dengan putrinya Nyi Rd. Raja Maria / Nyi Rd. Ajoe Chandra Kusumah bisa menghapus ke khawatirannya, akan tetapi setelah pernikahan terjadi bathinnya selalu merasa khawatir akan direbut tahtanya sebagai Bupati Sumedang, sehingga akan merencanakan hal yang buruk terhadap menantunya sendiri Rd. Djamoe (Pangeran Kornel), akan tetapi Rd. Djamu (Pangeran Kornel / Soerianagara III)) mengetahui niat buruk mertuanya maka secara diam-diam Rd. Djamoe (Pangeran Kornel / Soerianagara III) meninggalkan Sumedang tanpa membawa istrinya karena tidak mungkin membawa istrinya karena mertuanya yang berniat buruk, dan kemudian Rd. Djamu (Pangeran Kornel / Soerianagara III) pergi menuju Limbangan Garut menemui sanak family ayahnya berada di Limbangan Garut, karena Dalem Rd. Soerianagara II ayahnya Rd. Jamu (Pangeran Kornel) adalah putra  Kd. Adipati Soerianagara (Soerianagara I) salah satu putranya Dlm. Wangsadita (Wangsadita I) Bupati Limbangan Garut. 
 
Untuk lebih memahami silsilahnya lihat pohon silsilah disini : https://sr.rodovid.org/wk/Особа:906457

Kita simpan terlebih dahulu perjalanan Rd. Djamoe (Pangeran Kornel) kita ceritakan Tanubaya II yang setelah mengetahui menantunya kabur menjadi tidak terkendali karena niat buruknya tidak terlaksana sehingga bupati Sumedang memerintahkan Patih Sumedang yaitu R.A.A Satjapati III  mencari keberadaanya, sedangkan dalam melaksanakan titah Bupati Sumedang tersebut R.A.A Satjapati (Satjapati III) berniat ingin mengetahui keberadaanya dan memberikan perlindungan supaya selamat dari pengejaran prajurit yang setia kepada bupati Tanubaya II, bertahun sudah tidak mendapatkan kabar tentang Rd. Djamoe (Pangeran Kornel) tidak membuat tenang hati Tanoebaya II, sehingga banyak tugas-tugas kabupatiannya terabaikan, dan membuat sang bupati menjadi beringas dan tidak segan menindak rakyat sumedang yang dianggap tutup mulut untuk melindungi Raden Djamu.

Karena menindas Rakyat maka Kompeni Belanda tampil untuk meraih hati rakyat sumedang dengan melengserkan Bupati Tanubaya II sebagai Bupati Sumedang padahal alasan Kompeni melengserkan Tanubaya II adalah kekhawatiran rakyat Sumedang angkat senjata memerangi bupatinya dan kemudian akan berdampak buruk dan mengancam keberadaan kompeni di wilayah sumedang, Kemudian R.A.A Satjapati (Satjapati III)  dilantik sebagai Bupati Panyelang sebagai pengganti Tanoebaya II, R.A.A Satjapati (Satjapati III) waktu itu tidak bisa berbuat banyak selain hanya menyebarkan telik sandi untuk mengetahui keberadaan 
Rd. Djamu (Pangeran Kornel).

Pekerjaan R.A.A Satjapati (Satjapati III) akhirnya membuahkan hasil karena telik sandi R.A.A Satjapati III  menemukan keberadaan Rd. Djamoe (Pangeran Kornel) di Daerah Cianjur sebagai Kepala Cutak di Perkebunan dan telah menikahi putri dari Dalem Cikundul, maka R.A.A Satjapati (Satjapati III) menulis surat kepada R. Wiratanu Datar / Dalem Cikundul tentang Kondisi Sumedang dan meminta Rd. Djamu (Pangeran Kornel) kembali ke Sumedang untuk menjadi Bupati Sumedang, akhirnya Dalem Cikundul menyetujui surat kiriman dari Bupati Panyelang R.A.A Satjapati (Satjapati III) dan Dalem Cikundul menulis surat kembali kepada kompeni Belanda untuk mengangkat Rd. Djamu (Pangeran Kornel) untuk menjadi bupati Sumedang, surat dari Dalem Cikundul disepakati oleh kompeni dan R.A.A Satjapati  (Satjapati III)   dengan segenap hati mengembalikan jabatan Bupati Sumedang kepada Rd. Djamoe (Pangeran Kornel) dan resmi dilantik pada tanggal 30 desember 1791 dengan gelar Raden Tumenggung Soerianagara (Soerianagara III) / Kusumahdinata XI dan R.A.A Satjapati (Satjapati III) kembali menjadi Patih Sumedang.


Generasi ke-9
1.1.1.1.1.1.1.1.2 Rd. Aria Satjapati (Satjapati III), Bupati Sumedang ke 13 (1789-1791),  mempunyai anak :
1.1.1.1.1.1.1.1.2.1 Ratu Panganten 
1.1.1.1.1.1.1.1.2.2 Rd. Dmg. Satjapati (Satjapati IV), makamnya di dusun Pasir Muncang Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang
1.1.1.1.1.1.1.1.2.3 Mas Abis 

Makam Rd. Demang Aria Satjapati, IV. (Satjapati IV) di Dusun Pasir Muncang
Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang

Generasi ke-10
1.1.1.1.1.1.1.1.2.1 Ratu Panganten. (blank data keturunannya)

1.1.1.1.1.1.1.1.2.2 Rd. Dmg. Satjapati  (Satjapati IV), mempunyai anak :
1.1.1.1.1.1.1.1.2.2.1 Rd. Satjakusumah
1.1.1.1.1.1.1.1.2.2.2 Rd. Judakusumah
1.1.1.1.1.1.1.1.2.2.3 Rd. Agus Arham
1.1.1.1.1.1.1.1.2.2.4 Rd. Ledjakusumah
1.1.1.1.1.1.1.1.2.2.5 Rd. Kalmah
1.1.1.1.1.1.1.1.2.2.6 Rd. Kanimah.

1.1.1.1.1.1.1.1.2.3 Mas Abis (blank data keturunannya)


Generasi ke-11
1.1.1.1.1.1.1.1.2.2.1 Rd. Satjakusumah dari 2 isterinya, yaitu :
Satjakusumah dari istrerinya Enden Marka, putranya Rd. Murda, 
mempunyai anak :
1.1.1.1.1.1.1.1.2.2.2.1 Enden Hadidjah
1.1.1.1.1.1.1.1.2.2.2.2 Enden........(anak ke 2 dari Enden Marka)
Satjakusumah dari isterinya Nyimas Linten putranya Ngabehi Wiramangga, 
mempunyai anak :
1.1.1.1.1.1.1.1.2.2.2.3 Enden...... (anaknya dari Nyimas Linten)

Baca Juga :

Tidak ada komentar