Muharram di Cipaku Darmaraja 14 Muharram 1437 H/2016 H

Berita Cipaku Darmaraja Sumedang, Nusantara Jaya Di Buana, Bakti Ka Hyang Agung, Ngaruat Jagat

Hanupis sadayana yang sudah berkenan hadir di acara Bakti Ka Hyang Agung Ngaruat Jagat dan Doa Untuk Bangsa. Alhamdulillah Hajat Bakti Ka Hyang Agung 14 Muharam di Astana Gede Lembu Agung sudah selesai dihadiri kurang lebih sekitar 30an orang, ada Kang Lucky dari Nonoman Keraton Sumedang Larang, ada juga Kang Dedie Sumamiharja Kasepuhan Sumedang, Budayawan Sunda Kang Dedi Syah, Mang Aden Kasepuhan Cipaku, Paguyuban Tembong Agung, Mamah Bintang dari Wado, Kang Ares, Mang Ayut, Kang Hadi, dan Para Spiritualist Sunda... Juga tidak lupa Bi Away yang menjalankan Tukuh Cipaku, tidak membongkar rumahnya walaupun ditenggelamkan.

Alhamdulillah acaranya lancar dari Bakti Ka Hyang Agung juga Guar Sejarah dari berbagai sudut pandang, Kang Dedy Syah lebih menekankan ke Wangsit Siliwangi dan Mang Aden dari Kearifan Cipaku. Satu hal yang unik ternyata dengan disucikannya Cipaku melalui Syariat Waduk Jatigede, malah Aktivitas Tradisi Cipaku tetap hidup dan makin ramai. Salah satu yang menarik ternyata apa yang disampaikan Kang Dedy Syah juga Mang Aden memiliki titik temu yang mengerucut kepada tentu saja adalah Jatigede. Baik dari Wangsit Siliwangi tentang Ratu Adil, Budak Angon, Budak Jangotan sangat pas dengan yang tertuang dalam Buk Pakuning Alam, bahwa semua bermula dari Cipaku, Hyang Tiga atau Nu Tilu, Tri Tangtu Di Buana yang awalnya medal di Cipeueut Pakuning Alam, medal cahaya Illahi, Insun Medal Madangan, lalu kemudian Nu Tilu berkelana ke berbagai tempat di Seluruh dunia membuat tempat-tempat  keramat yang sampai saat ini masih dihormati dan diyakini, maka pada akhirnya nanti Hyang Tiga, Nu Tilu akan kembali ke asalnya yaitu ke Cipaku. Sebagai tanda kedatangannya kembali adalah Sumedang menjadi Ramai dan tentu saja tempat kembalinya Nu Tilu saat ini sedang dibersihkan, disucikan oleh air Cimanuk, untuk menjadi tempat Nu Tilu nanti Makuwonan di Cipaku.

Luar biasa Mamang seharusnya datang dari Bogor Jam 21.00 namun karena pas Acara Land Rover Fun Offroad ada teman yang kejeblos sehingga harus evakuasi akhirnya molor, Mamang datang kira2 hari Minggu Jam 0.30 pagi, jalanan lancar sekali berangkat jam jam 18.30 dari Bogor Sabtu Malam sampai Cisitu Sumedang Jam 24.00, setelah istirahat sama ngedrop barang2 dari rumah Abah kemudian meluncur ke Astana Gede Cipaku. Begitu datang langsung salaman dengan para kasepuhan yang hadir, karena sudah mepet waktunya udah pas tengah malam jadi Mamang langsung merapat ke "BTS" Lingga Cakra Buana Lembu Agung, kemudian Berkontemplasi Bakti Ka Hyang Agung dan melakukan Doa untuk Bangsa, dalam doa Mamang minta ciri atau tanda ke Hyang Agung, pada saat itu bulan tertutup awan hampir nggak kelihatan. 




Subhanallah, Allahuakbar, setelah beres Bakti dan Doa, para kasepuhan larut dalam diskusi antara Wangsit Siliwangi dan Buk Cipaku Pakuning Alam, luaaar biasa nggak begitu lama bulan menampakan diri, cahaya terang, awan pun pergi, bintang-bintang dilangit indah sekali gemerlapan, dahsyat sekali. Kita tidak lupa kemudian menghaturkan Nuhun, Hanupis Hyang Agung sudah memberikan tandanya. Doa yang disampaikan sederhana sekali kurang lebih sama dengan doa Nabi Ibrahim, Mamang mendoakan semoga Nusantara Jaya Di Buana, Jatigede Jatidiri Bangsa menjadi tempat lahirnya kebangkitan Bangsa, Astana Gede Cipaku menjadi titik portal kesadaran untuk mulainya proses menuju kebangkitan Bangsa, titik itu menjadi portal kesadaran sebagaimana Ibrahim membangun peradaban di tanah Mekah yang terbukti kedua keturunannya Ishak dan Ismail melahirkan 3 peradaban besar Agama Abrahamik (Yahudi, Kristen, dan Islam; menguasai lebih dari 50% lebih keyakinan populasi dunia). Mamang juga mendoakan agar Astana Gede, Jatigede, Cipaku menjadi tempat yang membawa keberkahan bagi seluruh umat manusia, menjadi tempat bersatunya seluruh umat manusia dalam kebaikan, keselamatan, dan kedamaian. 

Amiiiin yra.

Pun sapun ka Hyang Agung.

Baca Juga :

Tidak ada komentar