Ki Sunda, Dari Mana Asalmu? (Kitab Waruga Jagat)

Ki Sunda, seperti yang dikatakan H. Rahmat, dikutip kembali oleh Wiraatmadja Suba Kusumah, Girang Serat-2 SKKS: “..Ada yang mengatakan bahwa “Ki Sunda” adalah seluruh orang sunda, namun sebetulnya “Ki Sunda” memiliki makna khusus yaitu sekelompok urang Sunda yang mencintai Sunda dan memperjuangkan kemuliaan Sunda. Merekalah yang lebih pantas mendapatkan kehormatan itu, mereka adalah elitenya Urang Sunda..”
(www.kalangsunda.net/apps/forums/topics/show/5994453-ki-sunda-siapakah-dikau-dan-bagaimana-keadaanmu-)

Dari mana asal muasal Ki Sunda? Jejak Ki Sunda mulai terlihat, dalam Kitab Waruga Jagat, Mas Ngabehi Purana-Sumedang, 1117 H. Kitab ini mengutip silsilah seorang raja Sunda yang bergelar: Ratu Galuh. Raja ini keturunan generasi ke-7 dari Syam bin Nuh a.s.:

“..Inilah cerita putra Nabi [Nuh a.s] dari [istrinya] yang muda dinamai Baginda Sam.

Baginda Sam berputra Bakarbuwana, yang berputra Manaputih ... Gantungan.

Manaputih ... Gantungan berputra Ongkalarang, Ongkalarang berputra Sayar.

Ratu Sayar berputra Ratu Majakane, Ratu Majakane berputra Parmana.

Parmana berputra lima orang: Yang seorang Ratu Galuh..”

Buyut Ratu Galuh–Raja Sunda, adalah Nuh Alaihissalam, seorang nabi Allah SWT. 

Nuh a.s, berpesan: "...Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya [kalau kamu tidak menyembah Allah], aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar.." [QS. al-A'raf: 59]

Jadi asalnya Ki Sunda, adalah orang-orang yang mengimani akidah dan syari’at nabi Nuh As. Kemajuan peradaban Ki Sunda di bawah raja Ratu Galuh, salah satunya: pembuatan Piramida. Sebagaimana dalam Kitab Waruga Jagat:

”...adapun Ratu Galuh mencinta [menciptakan] gunung [buatan, yang] tinggi [nya] tujuh langit...”[Kitab Waruga Jagat]

Sayangnya, akidah dan syari’at Nabi Nuh a.s, mulai ditinggalkan dan dilanggar. Allah teramat murka. Maka Allah SWT mengingatkan mereka dengan mengirim banjir besar ke nusa Jawa ini. Yang bencananya melanda hingga ke dataran tinggi nusa Jawa. Sebagian rakyat Sunda menyelamatkan diri dengan perahu, sebagaimana Buyutnya Nuh a.s. Sebagian lagi mendaki Gunung Buatan [piramida] yang dibuat raja Ratu Galuh.

“...Cahaya yang keluar dari mata sebabnya dinamai Ratu Galuh, karena Ratu berdaulat [ditanah nusa Jawa atau Sunda] maka adalah atas kehendak Allah, [Dia] memurkai hambaNya [dengan banjir besar], sebab [rakyat Sunda] tak menganut [lagi] syariat Nabi Nuh [alaihissalam],

maka semuanya naik perahu [guna menyelamatkan diri dari banjir besar], adapun Ratu Galuh mencinta [yang sebelumnya menciptakan] gunung [buatan, piramida yang] tinggi tujuh langit”

“Lalu semua rakyatnya naik gunung [buatan atau piramida, tersebut guna menyelamatkan diri dari banjir besar], setelah kering lalu turun dari gunung [piramida tersebut], maka [rakyat Sunda berjalan] naik ke Bojonglopang, membuat dukuh [untuk mendirikan kerajaan baru]…” [Kitab Waruga Jagat]

Kemudian rakyat Sunda menjadikan piramida itu tempat penyembahan [kabuyutan] kepada selain Allah SWT. Sekali, Allah murka. Maka Allah SWT mengutus Malaikat-Nya, melempar meteorid, yang menghancurkan piramida tersebut :

“..maka diwujudkan gunung kulon [piramida tempat penyembahan rakyat Sunda kepada selain Allah SWT, yang berada disebelah barat Bojong Lopang, lalu], dipanah [dengan batu meteorid dari langit] oleh malaikat [yang bertugas mengazab], lalu hancur gunung [piramida] itu menjadi sekalian kabuyutan [rakyat Sunda menjadikan puing-puing piramida yang berserakan itu, menjadi tempat penyembahan baru kepada selain Allah SWT] di Nusa Jawa.” [Kitab Waruga Jagad]

Begitulah rakyat Sunda di zaman dahulu. Di manakah Ki Sunda waktu itu ? Ki Sunda adalah orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, yang jumlahnya tak banyak. Sebagian besar rakyat Sunda tak beriman kepada Allah SWT. Maka, bukannya keberkahan datang dari langit dan bumi. Tetapi azab pedih yang menimpa mereka :

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan [ayat-ayat Kami] itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”[ QS. al-A’raf:96 ]

Ki Sunda, adalah “…sekelompok urang Sunda yang mencintai Sunda dan memperjuangkan kemuliaan Sunda. Merekalah yang lebih pantas mendapatkan kehormatan itu, mereka adalah elitenya Urang Sunda…”. (www.kalangsunda.net/apps/forums/topics/show/5994453-ki-sunda-siapakah-dikau-dan-bagaimana-keadaanmu-)

Genetika Ki Sunda berasal dari keluarga Nuh Alaihissalam

Genetika manusia saat ini, berasal dari keluarga Nuh AS dan orang-orang beriman yang diselamatkan Allah SWT dari bencana banjir besar di kawasan Mesopotamia, 13,000 tahun lalu. Kemudian menyebar keberbagai penjuru dunia, termasuk Nusa Jawa atau Sundaland.
..فَأَنجَيْنَاهُ وَالَّذِينَ مَعَهُ فِي الْفُلْكِ..

“…kemudian Kami selamatkan dia [Nuh a.s] dan orang-orang yang bersamanya dalam bahtera…”[ QS. Al-A’raf : 64 ]

Penelitian DNA manusia, kemudian membuktikan keluarga Nuh A.S, menurunkan kode genetis manusia, termasuk Ki Sunda. Sebagaimana ditulis Mashudi Antoro:

“...Jika mencermati “Evolutionary tree of Human Y-chromosome DNA [Y-DNA] haplogroups”, diperkirakan keluarga Nabi Nuh AS. berasal dari Haplogroup IJK, yang merupakan pangkal percabangan keturunan Sam bin Nuh [Haplogroup IJ] dan Yafet bin Nuh [Haplogroup K]...” (yasirmaster.blogspot.com/2012/02/asal-usul-bangsa-nusantara-asli.html)

Kitab Waruga Jagat [www.kalangsunda.net/kitabwarugajagat.htm] ada menjelaskan silsilah seorang raja Sunda Medang Kamulan bergelar: Ratu Galuh. Raja ini keturunan generasi ke-8 dari Nabi Nuh Alaihissalam :

“…Inilah cerita putra Nabi [Nuh Alaihissalam] dari [istrinya] yang muda dinamai Baginda Sam.

Baginda Sam berputra Bakarbuwana, yang berputra Manaputih .. Gantungan.

Manaputih …. Gantungan berputra Ongkalarang, Ongkalarang berputra Sayar.

Ratu Sayar berputra Ratu Majakane, Ratu Majakane berputra Parmana.

Parmana berputra lima orang: Yang seorang [bernama] Ratu Galuh..”

Jadi asalnya Ki Sunda, adalah orang-orang yang beriman kepada Allah SWT, berakidah dan menjalankan syari’at nabi Nuh a.s.

Seratan : Kintunan Pupuhu Baraya SKKS Dr. H. Darmasetiawan Natapradja M.Sc. anu kantos tepang di FM Citra Progo

Baca Juga :

Tidak ada komentar