Sirrullah, Dzatullah, Sifatullah dan Asma'ullah


SIRRULLAH
Ini adalah tentang ajaran sadar ma’rifat.
Sirrullah (rahasia Allah)
Siapa Allah? Yang tahu hanya DIA sendiri.

Allah Maha Batin (ghaib), Maha Halus (Lathiifu),
Tidak dapat dicapai dengan pengelihatan mata.
Namun nurani manusia dapat merasakan kehadirannya
Kehadiran kasih sayangNYA, kehadiran keagunganNYA.
Untuk mengenal Allah harus menempuh jalan ma’rifat (ma’rifatullah)

Apa ma’rifatullah itu?

Ma’rifatullah sulit didefinisikan
Begitu luas cakupan yang harus diraih
Begitu banyak unsur-unsur yang harus dipilih
Begitu beragam pengertian yang tumpang tindih
Secara sederhana ma’rifatullah dapat diartikan: “mengenal Allah”
Para muhaqqiqin (orang-orang yang mendalami ilmu hakekat) mengartikannya sebagai : “Ketetapan hati mempercayai Dzat yang wajib wujud (Allah) yang memiliki segala kesempurnaan”.
Ma’rifatullah atau “mengenal Allah” wajib hukumnya bagi setiap mukmin.
Setiap insan harus mengenal Allah, mengenal Penciptanya.
Sumber dan muara dari segala sesuatu yang ada.
Sumber dan muara terjadinya alam semesta.

Pada hakekatnya tiada yang mengenal Allah kecuali hanya Allah sendiri.

Barang siapa yang mengenal Allah, sesungguhnya itu merupakan rahmat yang dilimpahkan Allah kepada dirinya.




DZATULLAH

Pertama, ma’rifatudz-dzat
(mengenal dzat Allah–Dzatullahi)

Ini bagian yang tidak tercapai oleh insan

Bagian khusus yang merupakan hak Tuhan.
Pikir manusia tidak mungkin mencapainya
Akal manusia tidak mungkin menggapainya.
Nabi Muhammad saw bersabda:
“Berpikirlah kalian tentang makhluk Allah, jangan sekali-kali berpikir tentang dzat Allah, karena sungguh kamu tidak akan mampu memenuhi kadarnya”

Asma’nya : “ALLAH”




SIFATULLAH

Kedua, ma’rifatus-sifat
(mengenal sifat-sifat Allah – Sifatullahi)

Dengan mendalami makna Asma-ul husnah

Insan menjadi mengenal sifat-sifat Allah
Mengenal sifat-sifat kesempurnaan Allah.
Insan hendaknya berakhlak dengan sifat keutamaanNYA
Tentu saja dalam batas kemampuan kemanusiaannya.

Asma’nya :

Al-Ahad, Allah Maha Tunggal (Esa)
Al-Awwalu, Maha Awal tanpa permulaan
Al-Akhiru, Maha Akhir tanpa pungkasan,
Al-Hayyu, Maha hidup
Al-Jabbar, Maha Perkasa
Ar-Rahman, Maha Pengasih
Al-Wadud, Maha Mencintai hamba-Nya



WUJUDULLAH

Ketiga, ma’rifatul-wujud
(mengenal wujud Allah – Wujudullahi)

Allah itu wujud (ada).

Namun wujud Allah itu tidak mungkin terjangkau oleh otak manusia.
Tidak mungkin terbayangkan khayal manusia
“laisa kamitslihi syaitu” firman Allah;
“(Allah) tidak serupa dengan apapun juga”
Apapun yang bisa dibayangkan sebagai Allah
maka itu bukan Allah, (Maha Besar Allah).
Apapun yang bisa dilukiskan sebagai Allah
pasti itu bukan Allah, (Maha Suci Allah).
Siti Aisyah ra, istri Rasul, berkata :
“man khaddatsaka anna Muhammadan saw, ro'a rabbahu fa qad kadzaba”
“barangsiapa menceritakan kepadamu bahwa Muhammad telah melihat Tuhannya (pada waktu mi’raj) maka dustalah ia”
Bersabda Rasulullah Muhammad Saw :
“wa qad ro’aitu nuron, anna anahu”
“dan sungguh saya melihat cahaya, bagaimana mungkin saya melihatNya (Tuhan)”
“subhanaka, ma’arafnaka haqqa ma’rifataka”
“Maha Suci Tuhan, tidaklah kami dapat mengenalMU dengan pengenalan yang setepat-tepatnya”.

Asma’nya :

Al-Bathin, Maha Ghaib
Al-Lathiifu, Maha Lembut/halus
Az-Zhahir, Maha Nyata




AF'ALULLAH

Keempat, ma’rifatul-af’al
(mengenal karya-karya Allah – Af’alullahi)

Melalui Asma-ul Husna, 
Allah memanifestasikan karya-karyaNYA.
Menampakkan af’alnya yang maha hebat.
Tergelar dipermukaan seluruh jagad raya.
Tersusun rapi dalam organ tubuh manusia.
Jagad besar (makrokosmos), jagad kecil (mikrokosmos).
Karya tercanggih yang tak ada bandingannya.
Suatu bukti kebesaran Allah tiada taranya.
Bagi yang bisa membaca rahasia alam semesta,
Kebesaran Allah nampak jelas, nampak nyata.

Asma’nya :

Al-Khalik, Maha Pencipta
Al-Muhyi, Maha Menghidupkan
Al-Mumit, Maha Mematikan
Al-Jami’, Maha Mengumpulkan
An-Nur, Sang Pemilik Cahaya
Al-Ghaniyyu, Maha Kaya


 Wasallam

Baca Juga :

1 komentar:

  1. Terimakasi ijin simpan untuk di pelajari pak ya🖐️🖐️🙏

    BalasHapus