Karomah Makam Syekh Bangkir di Parakan Muncang Kecamatan Cimanggung

Sampurasun.
Yang membaca blog saya, semoga Allah memberimu kesuksesan dan semoga Allah selalu menjagamu dan memberkahimu dengan kebarokahan.

Oleh sebab Ustad Fuad Ghinan Burhanudin pimpinan  Pasantren Mahabbatul Aulia, menanyakan  Silsilah Syekh Bangkir di Parakanmuncang Kecamatan Cimanggung.   

Syekh Abdul Mutholib atau Syekh Bangkir Parakanmuncang adalah kakeknya Kiyai Salinggih yang makamnya di Limbangan Garut.


Adapun silsilah pendeknya Syekh Bangkir - Parakan Muncang, yaitu sebagai berikut  :
  1. Syekh Dzatuk Kahfi alias Syekh Nurjati, mempunyai  anak salah satunya Sayyid Abdurrahman atau Pangeran Panjunan, makamnya di Cirebon.  
  2. Sayyid Abdurrahman atau Pangeran Panjunan, mempunyai anak, salah satunya : Pangeran Muhamad alias Pangeran Palakaran  Pamelakaran, makamnya di Margatapa - Majalengka. 
  3. Pangeran Muhamad, mempunyai anak salah satunya  Pangeran Santri atau Raden Sholih atau Ki Gedeng Sumedang, makamnya di Pasarean Gede Sumedang.
  4. Pangeran Santri atau Raden Sholih, mempunyai anak salah satunya : Prabu Geusan Ulun alias Pangeran Angka Wijaya, makamnya di Dayeuhluhur Sumedang.
  5. Prabu Geusan Ulun alias Pangeran Angka Wijaya, mempunyai anak salah satunya : Pangeran Rangga Gede alias Dipati Rangga Gede, makamnya di Jalan Panday Sumedang.
  6. Pangeran Rangga Gede, mempunyai anak salah satunya :  Raden Singamanggala (Singa Wadana), makamnya di Desa Parigi - Sumedang.
  7. Raden Singamanggala, mempunyai anak salah satunya : Syekh Abdul Mutholib atau Syekh Bangkir, makamnya di Parakanmuncang Kecamatan Cimanggung.
  8. Syekh Abdul Mutholib, mempunyai anak salah satunya : Raden Tjandradipa, makamnya di Limbangan Garut.


Berdasarkan silsilah Sumedang mulai dari Pangeran Santri adalah sebagai berkut :
Generasi ke-1
1. Pangeran Santri / Rd. Sholih  / Ki Gedeng Sumedang (Koesoemahdinata  I) menikah dengan NM. Ratu Inten Dewata atau NM. Ratu Satyasih (Ratu Pucuk Umun Sumedang), berputra :
1.1 Pangeran Geusan Ulun (Rd. Angka Wijaya)

Generasi ke-2
1.1 Pangeran Geusan Ulun / Rd. Angkawijaya  (Koesoemahdinata II) menikah dengan NM. Cukang Gedeng Waru / Nyimas Cukang Gedeng Waru / Nyimas Sari Hatin, putranya Sunan Aria Pada (Rd. Hasata), diantaranya, berputra : 
1.1.1 Pangeran Rangga Gede (Koesoemahdinata IV)

Isteri-Isteri Pangeran Rangga Gede
Dalam Buku Sarsilah tidak tercatat siapa saja isteri-isterinya Pangeran Rangga Gede. Adapun Isteri-isterinya Pangeran Rangga Gede, adalah Nyimas Romlah,, Nyimas Asidah dan Nyimas Roro :
1. Nyimas Romlah, putri dari Arasuda dan Nyimas Ngabehi Mertayuda, putra Ratu Cukang Gedeng Waru (Nyimas Sari Hatin) dan Prabu Geusan Ulun (Pangeran Angka Wijaya). Nyimas Romlah adalah putra dari Santowan Cikeruh dan Nyimas Sari (Buyut Sedet - Kampung Legok Cijambe Paseh), dan Nyimas Sari adalah putri dari Romlah Karomah dan Hosto Husma. Romlah Karomah putra dari Rd. Meumeut dan Nyimas Mala Rokaya. Rd. Meumeut putra dari Prb. Siliwangi (Jaya Dewata) dan Ratu Raja Mantri.

2. Nyimas Asidah, adalah putra ke 4 dari Sutra Bandera (Sastra Pura Kusumah) dan Nyimas Hatimah.
Sutra Bandera (Sastra Pura Kusumah adalah putra ke 4 dari Prb. Nusiya Mulya (Saryoni Nyata) / Panembahan Pulosari dan Nyimas Oo Imahu
Nyimas Hatimah adalah adik dari Terong Peot dan Nangganan, putra dari Kusnaedi Kusumah dan Nyimas Harsari.

Sutra Bandera (Sastra Pura Kusumah) menikah dengan Nyimas Hatimah berputra :
1. Sutrra Mulut
2. Mara Suda
3. Rohim
4. Imas Asidah.
Dari Istrinya Nyimas Asidah, Pangeran Rangga Gede berputra salah satunya yaitu Raden Bagus Weruh atawa digelari Rangga Gempol 2 (1633 - 1656).

3. Nyimas Kokom Ruhada (Buyut Lidah) atau Nyimas Roro, putra no. 2 dari Prb. Raga Mulya / Panembahan Pulosari dan Nyimas Oo Imahu (Makam Nyimas Roro di Kampung Cijambe Legok Paseh Sumedang).  

Keterangan dibawah ini :
Prabu Nusiya Mulya /Panembahan Pulosari (1567 - 1579) menikah dengan Nyimas Oo Imahu, berputra :
1. Nyimas Harim Hotimah, makamnya di Bogor.
2. Nyimas Roro (Nyimas Kokom Ruhada) atau Buyut Lidah - makamnya di Kampung Cijambe Legok Paseh Sumedang
3. Nyimas Suniasih - Makamnya di Tajur Cipancar Sumedang.
4. Sastra Pura Kusumah (Sutra Bandera) - makamnya di Tajur Cipancar Sumedang Selatan.
5. Pangeran Sunan Umbar / Sutra Umbar (Embah Ucing) - makamnya di Tajur Cipancar Sumedang Selatan.
6. Nyimas Sari Atuhu (Buyut Eres) - makamnya di Parugpug Paseh Legok.

Generasi ke-3
1.1.1 Pangeran Rangga Gede (Koesoemahdinata IV), berputra, diantaranya ;
1.1.1.7 Rd. Singamanggala, makamnya di Paseh desa Padasuka kecamatan Sumedang Utara. (Baca di : https://cipakudarmaraja.blogspot.com/2020/12/makam-singawadana-di-dusun-paseh-rt.html)

Generasi ke-4
1.1.1.7 Rd. Singamanggala, berputra :
1.1.1.7.1 Rd. Singamanggala  II 
1.1.1.7.2 Kiai Singadiwangsa
1.1.1.7.3 Kiai Kertamanggala 
1.1.1.7.4 Kiai Paranamanggala 
1.1.1.7.5 Kiai Wangsakerta 
1.1.1.7.6 NM. Adjeng 
1.1.1.7.7 NM. Ante 
1.1.1.7.8 NM. Baros 
1.1.1.7.9 Kiai Abdoel Moetolib

Generasi ke-5
1.1.1.7.9 Kiai Abdoel Moetolib 
1.1.1.7.9.1 Mas Tjandradipa

Setelah meninggal Kiai Abdoel Moetolib lebih dikenal dengan sebutan Syekh Bangkir yang makamnya di Desa Parakan Muncang Kec. Cimanggung Kab. Sumedang.

Salam Santun.

Makam Dalem Haji Agung Mustopa di Bojong Pakuwon Desa Kadakajaya Kecamatan Tanjungsari

Desa Kadakajaya merupakan sebuah desa yang berada di wilayah Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang. Lokasinya berada di bagian barat laut wilayah Kecamatan Tanjungsari dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Sukasari dan Kabupaten Subang. Jika dilihat dari pusat Kecamatan Tanjungsari, lokasi Desa Kadakajaya berada di sebelah utara dengan jarak akses melewati pebukitan yang sejuk sekitar 7 kilometer, dari Ibu Kota Kecamatan Tanjungsari.

Makam Dalem Haji Agung Mustopa atau Isak Maulana, berlokasi di Bojong Pakuwon Desa Kadakajaya Kecamatan Tanjungsari.

Dalam sejarah Nusantara pra-Islam, Haji atau Aji juga merupakan gelar untuk penguasa. Gelar ini dianggap setara dengan raja, akan tetapi posisinya di bawah Raja. 

Gelar ini ditemukan dalam Bahasa Melayu Kuno, Sunda, dan Jawa kuno, dan ditemukan dalam beberapa prasasti. Sebagai contoh, legenda Jawa Aji Saka menjelaskan mengenai asal-usul peradaban dan aksara di tanah Jawa. Nama Aji Saka bermakna Raja Permulaan. Kemudian pada tahun 1482 Raja Kerajaan Sunda Pajajaran Prabu Siliwangi, dalam Prasasti Batu Tulis diberitakan bahwa Prabu Siliwangi saat dinobatkan menjadi penguasa Sunda-Galuh bergelar Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata dengan ibukota Kerajaan Pajajarannya di Pakuan Bogor.

Dalem Haji Agung Mustopa atau Dalem Isak Maulana adalah putranya Abu Ngamuk Resi asal Galunggung dan Mukoisyah atau Hipro Kayah yang makamnya berada dekat dengan petilasan Prabu Tajimalela Raja Sumedang Larang antara 721-778 masehi yang moksa ketika Tapabrata di Puncak Gunung Lingga Desa Cimarga, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang.  

Abu Ngamuk penjaga Cikahuripan Gunung Lingga adalah putranya Hasan Basri Anjaeni atau Wirayudha dan Nurhaeni Anjani atau Siti Komah Suhasih, sedangkan isterinya anak dari  Mukoisyah atau Hipro kayah anak Ojala dan Iwansih. 

Kalau Hasan Basri Anjaeni atau Wirayudha keturunan dari Sari Legawa dari Medang Kahiangan yang sejaman dengan Prabu Gajah Agung atau Begawan Wirayudha, jadi besar kemungkinan anaknya yaitu Abu Ngamuk penjaga Cikahuripan Gunung Lingga, masa hidupnya berkisar di jaman Prabu Mertalaya atau Sunan Guling Raja Sumedang Larang antara 1114 – 1237 masehi, sedangkan anaknya Abu Ngamuk yaitu Dalem Haji Agung Mustopa yang menjadi penguasa di wilayah Kadaka Jaya hidupnya diperkirakan pada jaman Prabu Tirtakusuma atau Sunan Tuakan Raja Sumedang Larang antara 1237 – 1462 masehi. 

Jadi makam Dalem Haji Mustopa dapat dikelompokan pada perioda makam tua pada masa kerajaan Sumedanglarang tempo dulu. 

Salam Santun


1. Photo-Photo Makam Dalem Haji Pakuwon



2. Beberapa Makam Tua di sekitar Makam Dalem Haji Pakuwon




Penulis Dedi E Kusmayadi Soerialaga, BE - Kamantren Sejarah dan Budaya Keraton Sumedang Larang
Sumber Pustaka
1. Buku Silsilah Jati Sampurna Sumedang