STRUKTUR BAGIAN
Bentuk lembar kain untuk iket Sunda adalah berbentuk segi empat sama sisi/bujur sangkar. Warna kain ada yang polos biasanya warna putih atau hitam. Beberapa kampung adat kain iketnya sudah memakai motif tertentu, kemungkinan dimulai ketika jaman mulai pembuatan batik di nusantara, dan sampai sekarang kain iket bermotif batik ini masih dipakai sebagai ciri khas iket kampung adat.
Motif yang terdapat di kain iket mempunyai bagian khas yaitu:
1. PAGER: Sekeliling sisi kain diberi motif tertentu untuk estetika maupun pemaknaan.
2. MODANG: Bentuk kotak bujur sangkar, dengan posisi diagonal terhadap sisi tepi kain.
3. WARUGA: Area yang kosong di selain bagian Pager dan Modang kadang hanya warna polos saja, juga kadang diberi motif tertentu, diseni batik biasanya semua bagian kain di penuhi motif yang gambarnya bermacam jenis berisi simbol-simbol dan kode-kode filosofi maupun catatan sejarah-cerita tertentu.
4. JURU: Adalah bagian sudut pertemuan Pager: di beberapa motif iket diberi aksen gambar, berupa logo, simbol atau bentuk pemaknaan yang mencirikan hal tertentu: bagian ini hanya dibeberapa iket kuno saja, dan dikembangkan saat ini di beberapa desain iket untuk organisasi tertentu.
Ke-empat komponen diatas tentunya tidak semua ada di iket kampung adat Sunda, malah ada yang hanya polos saja (kampung adat Baduy Dalam/kampung adat Dukuh) atau iket batik ciri khas Kanekes Baduy Luar, tidak memakai bagian modang, hanya motif batik di bagian pager dan waruga-nya saja.
MOTIF
Secara umum motif yang terdapat di iket Sunda adalah sebagai berikut :
1. Amotif/Polos (tanpa motif):
Kampung Adat Kanekes, Kampung adat Dukuh, tatar Sunda kulon, sampai saat ini memakai kain polos sebagai ciri khasnya; kain hitam biasanya dipakai unuk sehari-hari dan kain putih untuk upacara tertentu. Kain putih (pangsi/pakaian khas Sunda dan iket kepala) menjadi ciri khas Baduy Dalam.
2. Motif Batik:
Batik tulis, Batik Cap, Batik Print (babatikan); dari sejak jaman kerajaan /kesultanan masa lalu, iket kepala dengan memakai motif teknik batik sangat populer, sampai saat ini banyak peninggalan iket Sunda batik kuno dengan desain dan motif yang sangat indah. Ciri khas motif batik sunda sama dengan batik sunda pada umumnya, seperti motif Garutan, Tasik, Cirebonan, Indramayu, Kuningan, dsb.
3. Motif Kontemporer:
Saat ini mulai banyak di ciptakan inovasi-inovasi baru dalam membuat motif iket sunda, inovasi dari segi teknik produksinya maupun dari reka rupa motifnya. Beberapa teknik produksi yang sudah dilakukan adalah; lukis kuas seperti melukis di kanvas lukisan, media kain iket dengan motif klasik maupun motif modern; sablon, teknik cetak saring (screen printing), teknik Discharge (cabut warna); teknik Tiedye (ikat celup), dan berbagai teknik lainnya sehingga secara visual, iket sunda kontemporer ini semakin kreatif dan beragam.
4. Motif Identitas Komunitas
Tidak dapat dipungkiri lagi saat ini iket sunda menjadi ciri khas organisasi terutama di tatar pasundan, sebab kreatifitas masyarakat saat ini tak dapat dibendung lagi, selalu mencari hal-hal baru, budaya semakin berkembang dan semakin banyak pilihan; kini iket sunda juga berfungsi sebagai ciri khas sebuah organisasi atau Komunitas yang mempunyai satu tujuan, terutama di kawasan kasundaan.
5. Motif Kolaborasi:
Semakin derasnya arus teknologi informasi memungkinkan terjadinya percampuran motif antar daerah/ budaya, ditambah lagi karakter sunda yang Someah (terbuka) menghasilkan percampuran/kolaborasi motif klasik dengan beberapa motif kekinian (kontemporer); motif Sunda dengan motif budaya lainnya seperti (Jawa, Padang, Bali, Indian, Eropa, dsb). Tentunya hal ini masih dianggap tabu oleh beberapa kalangan, ada kekhawatiran makin hilangnya ciri khas asli motif sunda, hal ini bisa diantisipasi dengan menjaga esensi filosofinya walaupun secara visual berubah beberapa bagian. Perpaduan tentunya bukan sesuatu yang negatif, kalau ditinjau dari makna dasar iket adalah “ikatan”, maka saling mengaitkan diri dengan budaya lainnya itu malah mempertegas makna ‘iket sunda’ itu sendiri. Semoga hal ini tetap terjaga!
Ke-lima pembagian diatas tentunya kedepannya akan bisa bertambah, dikarenakan produk budaya akan terus berkembang. Apapun bentuk motif yang dipakai di iket sunda tidaklah menjadi batasan yang terlalu mengikat, yang penting esensi filosofi dan karakteristik dasarnya tak berubah yaitu karakter khas sunda yang Silih Asih Silih Asah Silih Asuh, Silih Wangi.
====================
Sumber : http://www.isuk.tk/2014/09/struktur-bagian-dan-motif-iket-sunda.html
Bentuk lembar kain untuk iket Sunda adalah berbentuk segi empat sama sisi/bujur sangkar. Warna kain ada yang polos biasanya warna putih atau hitam. Beberapa kampung adat kain iketnya sudah memakai motif tertentu, kemungkinan dimulai ketika jaman mulai pembuatan batik di nusantara, dan sampai sekarang kain iket bermotif batik ini masih dipakai sebagai ciri khas iket kampung adat.
Motif yang terdapat di kain iket mempunyai bagian khas yaitu:
1. PAGER: Sekeliling sisi kain diberi motif tertentu untuk estetika maupun pemaknaan.
2. MODANG: Bentuk kotak bujur sangkar, dengan posisi diagonal terhadap sisi tepi kain.
3. WARUGA: Area yang kosong di selain bagian Pager dan Modang kadang hanya warna polos saja, juga kadang diberi motif tertentu, diseni batik biasanya semua bagian kain di penuhi motif yang gambarnya bermacam jenis berisi simbol-simbol dan kode-kode filosofi maupun catatan sejarah-cerita tertentu.
4. JURU: Adalah bagian sudut pertemuan Pager: di beberapa motif iket diberi aksen gambar, berupa logo, simbol atau bentuk pemaknaan yang mencirikan hal tertentu: bagian ini hanya dibeberapa iket kuno saja, dan dikembangkan saat ini di beberapa desain iket untuk organisasi tertentu.
Ke-empat komponen diatas tentunya tidak semua ada di iket kampung adat Sunda, malah ada yang hanya polos saja (kampung adat Baduy Dalam/kampung adat Dukuh) atau iket batik ciri khas Kanekes Baduy Luar, tidak memakai bagian modang, hanya motif batik di bagian pager dan waruga-nya saja.
MOTIF
Secara umum motif yang terdapat di iket Sunda adalah sebagai berikut :
1. Amotif/Polos (tanpa motif):
Kampung Adat Kanekes, Kampung adat Dukuh, tatar Sunda kulon, sampai saat ini memakai kain polos sebagai ciri khasnya; kain hitam biasanya dipakai unuk sehari-hari dan kain putih untuk upacara tertentu. Kain putih (pangsi/pakaian khas Sunda dan iket kepala) menjadi ciri khas Baduy Dalam.
2. Motif Batik:
Batik tulis, Batik Cap, Batik Print (babatikan); dari sejak jaman kerajaan /kesultanan masa lalu, iket kepala dengan memakai motif teknik batik sangat populer, sampai saat ini banyak peninggalan iket Sunda batik kuno dengan desain dan motif yang sangat indah. Ciri khas motif batik sunda sama dengan batik sunda pada umumnya, seperti motif Garutan, Tasik, Cirebonan, Indramayu, Kuningan, dsb.
3. Motif Kontemporer:
Saat ini mulai banyak di ciptakan inovasi-inovasi baru dalam membuat motif iket sunda, inovasi dari segi teknik produksinya maupun dari reka rupa motifnya. Beberapa teknik produksi yang sudah dilakukan adalah; lukis kuas seperti melukis di kanvas lukisan, media kain iket dengan motif klasik maupun motif modern; sablon, teknik cetak saring (screen printing), teknik Discharge (cabut warna); teknik Tiedye (ikat celup), dan berbagai teknik lainnya sehingga secara visual, iket sunda kontemporer ini semakin kreatif dan beragam.
4. Motif Identitas Komunitas
Tidak dapat dipungkiri lagi saat ini iket sunda menjadi ciri khas organisasi terutama di tatar pasundan, sebab kreatifitas masyarakat saat ini tak dapat dibendung lagi, selalu mencari hal-hal baru, budaya semakin berkembang dan semakin banyak pilihan; kini iket sunda juga berfungsi sebagai ciri khas sebuah organisasi atau Komunitas yang mempunyai satu tujuan, terutama di kawasan kasundaan.
5. Motif Kolaborasi:
Semakin derasnya arus teknologi informasi memungkinkan terjadinya percampuran motif antar daerah/ budaya, ditambah lagi karakter sunda yang Someah (terbuka) menghasilkan percampuran/kolaborasi motif klasik dengan beberapa motif kekinian (kontemporer); motif Sunda dengan motif budaya lainnya seperti (Jawa, Padang, Bali, Indian, Eropa, dsb). Tentunya hal ini masih dianggap tabu oleh beberapa kalangan, ada kekhawatiran makin hilangnya ciri khas asli motif sunda, hal ini bisa diantisipasi dengan menjaga esensi filosofinya walaupun secara visual berubah beberapa bagian. Perpaduan tentunya bukan sesuatu yang negatif, kalau ditinjau dari makna dasar iket adalah “ikatan”, maka saling mengaitkan diri dengan budaya lainnya itu malah mempertegas makna ‘iket sunda’ itu sendiri. Semoga hal ini tetap terjaga!
Ke-lima pembagian diatas tentunya kedepannya akan bisa bertambah, dikarenakan produk budaya akan terus berkembang. Apapun bentuk motif yang dipakai di iket sunda tidaklah menjadi batasan yang terlalu mengikat, yang penting esensi filosofi dan karakteristik dasarnya tak berubah yaitu karakter khas sunda yang Silih Asih Silih Asah Silih Asuh, Silih Wangi.
====================
Sumber : http://www.isuk.tk/2014/09/struktur-bagian-dan-motif-iket-sunda.html
Tidak ada komentar
Posting Komentar