Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu BERBANGSA-BANGSA dan BERSUKU-SUKU agar kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah dialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. AL HUJURAT 49 : 13)
UNTUK SETIAP UMAT diantara kamu, Kami berikan ATURAN (SYARIAT) dan JALAN YANG TERANG (JALAN SPIRITUAL). Bila Allah menghendaki, pasti kamu dijadikan satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang diberikan-Nya kepada kamu, maka berlomba lombalah berbuat kebajikan …(QS AL MAIDAH 5 : 48)
Allah menciptakan bermacam-macam umat, berbangsa-bangsa dan bersuku-suku.. Tentu saja Allah tidak akan pilih kasih terhadap umat yang Dia ciptakan. Oleh karena itu untuk setiap umat Allahpun telah menurunkan seorang Rosul serta KitabNYA dalam bahasa kaumnya. Semua Rosul itu sudah muslim, sudah berserah diri kepada Allah. Para Rosul itu mengajarkan ATURAN dan JALAN YANG TERANG dari Allah bagi kehidupan lahir dan bathin umatnya.
Allah mengajarkan tentang AGAMA FITRAH melalui Rosul-Rosul-NYA kepada semua umatnya di seluruh dunia sebagai ATURAN dan JALAN YANG TERANG bagi kehidupan umat manusia di dunia dan akhirat. Agama FITRAH itulah yang mengajarkan tentang kesucian, kedamaian, keselamatan, kasih saying, kesabaran, keikhlasan serta berserah diri kepada Tuhan melalui keimanan dan ketakwaan. Semua agama HINDU, BUDHA, NASRANI DAN ISLAM mengajarkan tentang FITRAH karena FIRAH ALLAH TIDAK PERNAH BERUBAH, apapun nama agamanya disesuaikan dengan bahasa kaumnya.
Bagi setiap umat ada Rosul, (QS. YUNUS 10 : 47).
Bagi tiap-tiap masa ada kitab (QS. AR RAD 13 : 38)
Kami tidak mengutus seorang Rosulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberikan penjelasan dengan terang kepada mereka. (QS. IBRAHIM 14 : 4).
Hadapkan wajahmu pada Agama Fitrah, Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (QS. AR RUM 30:30).
Sesungguhnya ini adalah agama kamu semua, agama yang satu dan AKU adalah Tuham-mu, maka bertaqwalah kepada-KU. (QS. AL MU’MINUN 23 : 52)
Kemudian mereka menjadikan agama mereka terpecah-belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing). Maka biarkanlah mereka dalam kesesatannya sampai suatu waktu (QS. AL MU’MINUN 23 : 53-54)
Kata Qur’an : Sesungguhnya telah kami mudahkan Al Aqur’an (KITAB ALLAH) dalam bahasa-mu … (QS. MARYAM 19 : 97, AD-DUKHAN 44 : 58)
Pada saat pertama kali Islam masuk ke wilayah Indonesia, para wali mengajarkan tentang Islam melalui bahasa dan budaya kaumnya.. agar mudah dicerna, jadi tidak pake bahasa Arab..
Di Aceh melalui bahasa dan budaya Aceh, di SumBar melalui bahasa dan budaya minang, di pulau Jawa melalui bahasa dan budaya Jawa-Sunda. Ketika para Wali menyebarkan agama Islam di pulau Jawa tentu saja memakai bahasa Jawa atau bahasa Sunda agar mudah dicerna, agar mudah dipahami sambil diselaraskan dengan budaya Jawa-Sunda. Kemudian muncul tembang-tembang Jawa-Sunda yang di dalamnya berisikan ajaran-ajaran dari Rosulullah saw…seperti halnya kita mengaji dilagukan dengan langgam Timur Tengah. Allah adalah Tuhan alam semesta, bukan milik orang Arab.
Secara minimal mungkin itulah yang disebut Islamisasi…hanya ESSENSI dan SUBSTANSI ISLAM saja yang disosialisasikan oleh para Wali. Ajaran Islam melebur, berassimilasi dan bersinergi dengan kearifan local, namun Ruh Islami tetap hidup di dalamnya. Rosulullah saw pun tidak mengharamkan kearifan local.
Ketika Rosulullah saw mengajarkan Islam di Mekah, beliaupun merangkul kearifan local. Beliau tidak mengharamkan kearifan local. Hal ini bisa kita lihat dalam Rukun Islam. Masalah Haji sudah ada sejak jaman Nabi Ibrahim, puasa, sholat dan zakat pun sudah ada sejak sebelum Rosulullah SAW dilahirkan. Dari Rosulullah SAW hanya dua kalimah Syahadat.
Kita semua tidak mengetahui tata cara berpuasa dan tata cara sholat sebelum Rosulullah dilahirkan itu seperti apa. Apakah seperti puasa Nabi Daud a.s? Sholatnya bagaimana.?
…diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu … (QS. AL BAQARAH 2 : 183).
Nabi Isa berkata : Dia (Allah) memerintahkan aku sholat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup (QS. MARYAM 19 : 31)
Tidak Kami rubah jiwa hukum dari suatu ayat atau Kami lenyapkan dari ingatan Rasul, melainkan kami ganti dengan yang lebih baik dari itu atau yang sepadan dengan itu … (AL BAQARAH 2 : 106)
Demikian juga ketika Islam keluar dari Jajirah Arab memasuki Spanyol. Turki, India, Pakistan dan Indonesia melebur, berassimilasi, bersinergi dengan kearifan local, namun RUH ISLAMI yaitu ESSENSI dan SUBSTANSInya tetap hidup di dalamnya.
ITULAH ISLAMISASI, BUKAN ARABISASI BUDAYA ARAB…!!!
Para Wali serta para sesepuh kita juga melakukan ISLAMISASI bukan melakukan ARABISASI budaya Arab. ESSENSI DAN SUBSTANSI ajaran Rosulullah SAW larut, lebur, membaur, berasimilasi dan bersinergi dengan kearifan lokal Nusantara..
Mata hari terbit dari Timur. Awal mula kehidupan mulai dari Timur… Peradababan dan kebudayaan serta keberagamaan umat manusia dimulai dari timur… Untuk setiap masa ada kitab, disesuaikan dengan situasi dan kondisi umatnya saat itu. Sesungguhnya Al Qur’an (KITAB ALLAH) benar-benar dalam kitab-kitab orang-orang terdahulu. (QS. ASY SYUARA 26 : 196 ), di seluruh dunia tidak hanya sekedar di Arab.
Dan Kami teruskan jejak mereka dengan mengutus Isa putera Maryam,…Dan Kami menurunkan Injil kepada Isa … Yang membenarkan-mengoreksi Kitab sebelumnya, yaitu Taurat sebagai petunjuk dan pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa (QS. AL MAIDAH 5 : 46)
Kami turunkan Al Qur’an kepadamu dengan membawa kebenaran untuk mengoreksi-membenarkan kitab-kitab sebelumnya. (QS. AL MAIDAH 5 : 48).
Demikian pula masalah keberagamaan muncul mulai dari Timur, menyebar ke wilayah Barat disertai revisi dan koreksi, ada proses penyempurnaan, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi saat itu. Setelah disempurnakan, ISLAM-FITRAH yang diajarkan Rosulullah SAW menjadi lebih jelas dan gamblang serta mudah dipahami oleh setiap umat dimanapun, terutama bagi umat yang sudah memiliki dasar-dasar Agama Fitrah di wilayah Nusantara yang sekarang disebut ISLAM NUSANTARA.
Setelah disempurnakan maka AGAMA FITRAH menyebar kembali ke Timur tanpa pertumpahan darah, karena dasar-dasar Agama Fitrah di wilayah Timur sudah ada sejak dahulu. Kata orang Sunda : Kebo pulang kandang. Itu sebagai bukti Allah Maha Adil, tidak mungkin Allah membiarkan umatnya yang diwilayah timur menjadi terbelakang.
Contohnya bisa kita lihat dari cara sesepuh Cirebon menjelaskan ajaran Rosulullah SAW : Asyhadu syahadat geseng.
UNTUK SETIAP UMAT diantara kamu, Kami berikan ATURAN (SYARIAT) dan JALAN YANG TERANG (JALAN SPIRITUAL). Bila Allah menghendaki, pasti kamu dijadikan satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang diberikan-Nya kepada kamu, maka berlomba lombalah berbuat kebajikan …(QS AL MAIDAH 5 : 48)
Allah menciptakan bermacam-macam umat, berbangsa-bangsa dan bersuku-suku.. Tentu saja Allah tidak akan pilih kasih terhadap umat yang Dia ciptakan. Oleh karena itu untuk setiap umat Allahpun telah menurunkan seorang Rosul serta KitabNYA dalam bahasa kaumnya. Semua Rosul itu sudah muslim, sudah berserah diri kepada Allah. Para Rosul itu mengajarkan ATURAN dan JALAN YANG TERANG dari Allah bagi kehidupan lahir dan bathin umatnya.
Allah mengajarkan tentang AGAMA FITRAH melalui Rosul-Rosul-NYA kepada semua umatnya di seluruh dunia sebagai ATURAN dan JALAN YANG TERANG bagi kehidupan umat manusia di dunia dan akhirat. Agama FITRAH itulah yang mengajarkan tentang kesucian, kedamaian, keselamatan, kasih saying, kesabaran, keikhlasan serta berserah diri kepada Tuhan melalui keimanan dan ketakwaan. Semua agama HINDU, BUDHA, NASRANI DAN ISLAM mengajarkan tentang FITRAH karena FIRAH ALLAH TIDAK PERNAH BERUBAH, apapun nama agamanya disesuaikan dengan bahasa kaumnya.
Bagi setiap umat ada Rosul, (QS. YUNUS 10 : 47).
Bagi tiap-tiap masa ada kitab (QS. AR RAD 13 : 38)
Kami tidak mengutus seorang Rosulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberikan penjelasan dengan terang kepada mereka. (QS. IBRAHIM 14 : 4).
Hadapkan wajahmu pada Agama Fitrah, Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (QS. AR RUM 30:30).
Sesungguhnya ini adalah agama kamu semua, agama yang satu dan AKU adalah Tuham-mu, maka bertaqwalah kepada-KU. (QS. AL MU’MINUN 23 : 52)
Kemudian mereka menjadikan agama mereka terpecah-belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing). Maka biarkanlah mereka dalam kesesatannya sampai suatu waktu (QS. AL MU’MINUN 23 : 53-54)
Kata Qur’an : Sesungguhnya telah kami mudahkan Al Aqur’an (KITAB ALLAH) dalam bahasa-mu … (QS. MARYAM 19 : 97, AD-DUKHAN 44 : 58)
Pada saat pertama kali Islam masuk ke wilayah Indonesia, para wali mengajarkan tentang Islam melalui bahasa dan budaya kaumnya.. agar mudah dicerna, jadi tidak pake bahasa Arab..
Di Aceh melalui bahasa dan budaya Aceh, di SumBar melalui bahasa dan budaya minang, di pulau Jawa melalui bahasa dan budaya Jawa-Sunda. Ketika para Wali menyebarkan agama Islam di pulau Jawa tentu saja memakai bahasa Jawa atau bahasa Sunda agar mudah dicerna, agar mudah dipahami sambil diselaraskan dengan budaya Jawa-Sunda. Kemudian muncul tembang-tembang Jawa-Sunda yang di dalamnya berisikan ajaran-ajaran dari Rosulullah saw…seperti halnya kita mengaji dilagukan dengan langgam Timur Tengah. Allah adalah Tuhan alam semesta, bukan milik orang Arab.
Secara minimal mungkin itulah yang disebut Islamisasi…hanya ESSENSI dan SUBSTANSI ISLAM saja yang disosialisasikan oleh para Wali. Ajaran Islam melebur, berassimilasi dan bersinergi dengan kearifan local, namun Ruh Islami tetap hidup di dalamnya. Rosulullah saw pun tidak mengharamkan kearifan local.
Ketika Rosulullah saw mengajarkan Islam di Mekah, beliaupun merangkul kearifan local. Beliau tidak mengharamkan kearifan local. Hal ini bisa kita lihat dalam Rukun Islam. Masalah Haji sudah ada sejak jaman Nabi Ibrahim, puasa, sholat dan zakat pun sudah ada sejak sebelum Rosulullah SAW dilahirkan. Dari Rosulullah SAW hanya dua kalimah Syahadat.
Kita semua tidak mengetahui tata cara berpuasa dan tata cara sholat sebelum Rosulullah dilahirkan itu seperti apa. Apakah seperti puasa Nabi Daud a.s? Sholatnya bagaimana.?
…diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu … (QS. AL BAQARAH 2 : 183).
Nabi Isa berkata : Dia (Allah) memerintahkan aku sholat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup (QS. MARYAM 19 : 31)
Tidak Kami rubah jiwa hukum dari suatu ayat atau Kami lenyapkan dari ingatan Rasul, melainkan kami ganti dengan yang lebih baik dari itu atau yang sepadan dengan itu … (AL BAQARAH 2 : 106)
Demikian juga ketika Islam keluar dari Jajirah Arab memasuki Spanyol. Turki, India, Pakistan dan Indonesia melebur, berassimilasi, bersinergi dengan kearifan local, namun RUH ISLAMI yaitu ESSENSI dan SUBSTANSInya tetap hidup di dalamnya.
ITULAH ISLAMISASI, BUKAN ARABISASI BUDAYA ARAB…!!!
Para Wali serta para sesepuh kita juga melakukan ISLAMISASI bukan melakukan ARABISASI budaya Arab. ESSENSI DAN SUBSTANSI ajaran Rosulullah SAW larut, lebur, membaur, berasimilasi dan bersinergi dengan kearifan lokal Nusantara..
Mata hari terbit dari Timur. Awal mula kehidupan mulai dari Timur… Peradababan dan kebudayaan serta keberagamaan umat manusia dimulai dari timur… Untuk setiap masa ada kitab, disesuaikan dengan situasi dan kondisi umatnya saat itu. Sesungguhnya Al Qur’an (KITAB ALLAH) benar-benar dalam kitab-kitab orang-orang terdahulu. (QS. ASY SYUARA 26 : 196 ), di seluruh dunia tidak hanya sekedar di Arab.
Dan Kami teruskan jejak mereka dengan mengutus Isa putera Maryam,…Dan Kami menurunkan Injil kepada Isa … Yang membenarkan-mengoreksi Kitab sebelumnya, yaitu Taurat sebagai petunjuk dan pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa (QS. AL MAIDAH 5 : 46)
Kami turunkan Al Qur’an kepadamu dengan membawa kebenaran untuk mengoreksi-membenarkan kitab-kitab sebelumnya. (QS. AL MAIDAH 5 : 48).
Demikian pula masalah keberagamaan muncul mulai dari Timur, menyebar ke wilayah Barat disertai revisi dan koreksi, ada proses penyempurnaan, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi saat itu. Setelah disempurnakan, ISLAM-FITRAH yang diajarkan Rosulullah SAW menjadi lebih jelas dan gamblang serta mudah dipahami oleh setiap umat dimanapun, terutama bagi umat yang sudah memiliki dasar-dasar Agama Fitrah di wilayah Nusantara yang sekarang disebut ISLAM NUSANTARA.
Setelah disempurnakan maka AGAMA FITRAH menyebar kembali ke Timur tanpa pertumpahan darah, karena dasar-dasar Agama Fitrah di wilayah Timur sudah ada sejak dahulu. Kata orang Sunda : Kebo pulang kandang. Itu sebagai bukti Allah Maha Adil, tidak mungkin Allah membiarkan umatnya yang diwilayah timur menjadi terbelakang.
Contohnya bisa kita lihat dari cara sesepuh Cirebon menjelaskan ajaran Rosulullah SAW : Asyhadu syahadat geseng.
Kat malekat komala urip Ingsun sadurunge ana jagat.
Kat malekat komala urip Ingsun sadurunge ana Allah…
Laa ilaha ilallah…
YA INGSUN SEJATINE DEWEK…
ALLAH berasal dari kata AL-ILAH, menurut bahasa Arab artinya yang disembah, apapun yang disembahnya. Jadi Allah itu bukan nama. Kemudian muncul kata Allah, sejak zaman sebelum Rosulullah saw dilahirkan. Contohnya ayahnya Rosulullah SAW bernama ABDULLAH.
Nama Tuhan yang sebenarnya tidak bisa kita ucapkan dan tidak bisa kita tuliskan, karena berjumpa pun belum apalagi kenal namanya… Orang Jawa dan Sunda menyebut nama Tuhannya GUSTI PANGERAN. Orang Hindu menyebutnya RADHA SWAMI.. Radha artinya RUH dan Swami artinya YANG MAHA TINGGI.. Orang Budha menyebutnya AMITABA artinya CAHAYA TANPA BATAS…
Aku adalah Yang Disembah (ALLAH) dan tiada Tuhan selain AKU, karena itu sembahlah AKU dan dirikan sholat untuk mengingat-KU (QS. THAHA 20 : 14)
Mereka (KITA SEMUA) TIDAK MENGENAL Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa (QS. AL HAJJ 22 : 74)
Kamu (KITA SEMUA) tidak menyembah yang selain Allah KECUALI HANYA NAMA-NAMA yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya, Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu (QS. YUSUF 12 : 40)
Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu (KITA SEMUA) dan bapak-bapakmu (BAPAK-BAPAK KITA SEMUA) mengada-adakannya, Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuknya (nama-namanya), mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan dan hawa nafsunya (QS. AN NAJM 53 : 23).
Kata ALLAH menurut gramatika Arab bentuknya maskulin, laki-laki, BAPA… sedangkan kata AL DZAT menurut gramatika Arab bentuknya feminine, perempuan, BUNDA… Berarti kita boleh memanggil nama Tuhan dengan sebutan BAPA atau BUNDA, Tuhan enggak akan marah. NGGAK USAH SEWOT KOK… GITU AJA KO REPOT…!!!
Tuhan tidak pernah menyusahkan kita. Tuhan tidak pernah mempermasalahkan nama-Nya. Dia mengizinkan kita menyebut-Nya dengan nama apa saja yang kita suka. Tuhan memperbolehkan kita memanggil NAMANYA berdasarkan SIFAT-SIFATNYA yang disebut ASMA’UL HUSNA dan ISMU AZOM…
Itu solusi dari Tuhan …
Katakanlah : serulah ALLAH atau serulah AR-RAHMAN dengan nama yang mana saja kamu seru, dia mempunyai nama ASMA’UL HUSNA…(QS. AL ISRA 17:110)
ALLAH berasal dari kata AL-ILAH, menurut bahasa Arab artinya yang disembah, apapun yang disembahnya. Jadi Allah itu bukan nama. Kemudian muncul kata Allah, sejak zaman sebelum Rosulullah saw dilahirkan. Contohnya ayahnya Rosulullah SAW bernama ABDULLAH.
Nama Tuhan yang sebenarnya tidak bisa kita ucapkan dan tidak bisa kita tuliskan, karena berjumpa pun belum apalagi kenal namanya… Orang Jawa dan Sunda menyebut nama Tuhannya GUSTI PANGERAN. Orang Hindu menyebutnya RADHA SWAMI.. Radha artinya RUH dan Swami artinya YANG MAHA TINGGI.. Orang Budha menyebutnya AMITABA artinya CAHAYA TANPA BATAS…
Aku adalah Yang Disembah (ALLAH) dan tiada Tuhan selain AKU, karena itu sembahlah AKU dan dirikan sholat untuk mengingat-KU (QS. THAHA 20 : 14)
Mereka (KITA SEMUA) TIDAK MENGENAL Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa (QS. AL HAJJ 22 : 74)
Kamu (KITA SEMUA) tidak menyembah yang selain Allah KECUALI HANYA NAMA-NAMA yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya, Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu (QS. YUSUF 12 : 40)
Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu (KITA SEMUA) dan bapak-bapakmu (BAPAK-BAPAK KITA SEMUA) mengada-adakannya, Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuknya (nama-namanya), mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan dan hawa nafsunya (QS. AN NAJM 53 : 23).
Kata ALLAH menurut gramatika Arab bentuknya maskulin, laki-laki, BAPA… sedangkan kata AL DZAT menurut gramatika Arab bentuknya feminine, perempuan, BUNDA… Berarti kita boleh memanggil nama Tuhan dengan sebutan BAPA atau BUNDA, Tuhan enggak akan marah. NGGAK USAH SEWOT KOK… GITU AJA KO REPOT…!!!
Tuhan tidak pernah menyusahkan kita. Tuhan tidak pernah mempermasalahkan nama-Nya. Dia mengizinkan kita menyebut-Nya dengan nama apa saja yang kita suka. Tuhan memperbolehkan kita memanggil NAMANYA berdasarkan SIFAT-SIFATNYA yang disebut ASMA’UL HUSNA dan ISMU AZOM…
Itu solusi dari Tuhan …
Katakanlah : serulah ALLAH atau serulah AR-RAHMAN dengan nama yang mana saja kamu seru, dia mempunyai nama ASMA’UL HUSNA…(QS. AL ISRA 17:110)
Milik ALLAH, ASMA’UL HUSNA, maka mohonlah kepada-Nya dengan menyebut ASMA’UL HUSNA itu … (QS. AL A’RAF 7:180)
Syahadat Geseng Itu adalah cara orang Jawa Cirebon menjelaskan keberadaan Tuhan ketika segalanya masih geseng-gelap, ketika jagat raya belum ada, sebelum ada kata Allah… namun INGSUN (AKU) YANG SEJATI SUDAH ADA. Tiada Tuhan selain Allah..(Yang Disembah)… Ya AKU-lah DIA..yang sejati.
Bandingkan dengan Hadits Qudsi : Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi, maka oleh sebab cinta maka AKU ciptakan mahluk (NUR MUHAMMAD) agar ia mengenal akan AKU. Dari Nur Muhammad ini alam semesta dan segala isinya diciptakan.
Kata AL GHAZALI : Barang siapa mengenal dirinya maka dia mengenal Tuhannya, Barang siap mengenal Tuhannya maka dia merasa dirinya bodoh. Barang siapa mencari Tuhan keluar dari dirinya maka dia akan tersesat semakin jauh.
Kata para sufi awal mula beragama adalah mengenal Allah. Tak jumpa maka tak kenal. Tak kenal maka tak iman.
Begitu juga dalam ka-Talaga-an dibawah ini :
Clik Putih ti Nabi Alloh,
Clak herang ti Adam nu pungut banyu kawasa,
Lain sacai-caina, cai siki mata holang manusa, (penj. mata holang - essensi dhat)
La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah...
Bandingkan dengan ajaran sesepuh Sunda dalam rangka mengenal jati diri, disajikan dalam Tembang Sunda diiiringi KECAPI-SULING, KECAPI (SETIAP UCAPAN) DI SUSUL ELING. Oleh karena itu lubang suling ada 6 sebagai symbol dari Rukun Iman.
Narangtang nyawang waruga. Nilik titis tulis diri….(Kita menukik ke dalam diri)
Ebreh sapangreretan, atra raga kanti sukma… (sekilas tampak jelas raga dan sukma)
Jung nangtung wawuh ka kujur, ajeg tenget ka pangadeg…(bangkit-sadar mengenali jatidiri).
Hurip Insun hurip ing wong… (keberadaan AKU (Allah) dalam diri manusia).
jirim jisim pangancikan Roh … raga-jasmani tempat bersemayam RUH
Hurip nyawa lan sukma gumulung sabudeur awun … (Nyawa-jiwa dan Sukma manunggal).
Gelar patarema … rasa sampurna … jatining Sunda… (sempurna RASA SEJATI di dalam DZAT, Ya Ingsun Ya Anda… Manunggal)
Tembang berikutnya, dengan irama yang penuh semangat.
Bray siang alam padang narawangan tatapakan pangapungan...ajeg…
Alam ieu anu KULA… ANU KULA MATA HOLANG Raga Sukma..
Surya medal kula datang...Surya Surup kula mulang…
Datang ti dieu mulang ka dieu...(inna lillahi wa inna ilaihi rojiun )
Kula Sunda keur Ki Sunda..Kula Sunda keur Ki Sunda…
Pada saat dzikir meditasi terjadi out of body, mi’raj melalui Cahaya, melesat menembus Arasy.
Apa yang ada di alam semesta milik KULA-AKU-ALLAH.
Termasuk ESSENSI DZAT (MATA HOLANG) di dalam raga-sukma, di dalam diri manusia ada YANG MAHA MELIHAT (QS. AL QIYAMAH 75 : 14)
Pagi-pagi pergi ke ladang… petang pulang… itulah kehidupan kita didunia…akhirnya.
Dari Allah kembali kepada Allah...manunggal YA INGSUN ... YA ANDA…
Manunggal, bukan kembali ke sisiNYA, karena Allah tidak memiliki ruang dan waktu.
Dari Cahaya kembali kepada CahayaNYA, mencapai SWARGA. SWAR artinya Cahaya dan GA artinya kembali, kepada CahayaNYA. Sesuai theory EINSTAIN bahwa setiap benda di dunia berasal dari ENERGI QUWANTA (CAHAYA) yang akan lebur kembali menjadi cahaya.
Setelah Aku sempurnakan kejadiannya, Aku tiupkan Ruh-Ku kepadanya (QS. AL HIJR 15 : 29)
Berarti Ruh adalah ESSENSI Dzat Illahiah yang bersemayam di dalam setiap ciptaanNYA Sebagai MATA HOLANG (essensi dzat). DIA berada dimana-mana, di dalam diri manusia, di dalam debu, di dalam atom sekalipun sebagai RUH, sebagai Essensi, sebagai sumber Energi di alam semesta. Namun dalam Ke-ESA-annya DIA tidak kemana-mana. Bila inti atom bergetar bisa meledak. Hirosima dan Nagasaki pun hancur.
Tanda-tanda Kami disegenap penjuru, dan didalam diri mereka sendiri, sehingga jelas bagi mereka bahwa Al Qur’an itu benar...(QS. FUSHSHILAT 41 : 53).
… di dalam dirimu, apakah engkau tidak memperhatikan (QS. ADZ DZARIYAT 51 : 21).
Kami telah mengutus seorang utusan dalam diri-mu (QS. AT TAUBAH 9 : 128)
Tuhan menempatkan diri antara manusia dengan QOLBUnya (AL ANFAL 8:24)
Kata AL GHAZALI : Tauhid murni adalah penglihatan atas Tuhan dalam semua benda, Bila kita tidak menyadari adanya Unsur-Unsur Ketuhanan yang tersembunyi di dalam setiap ciptaan-Nya berarti Islamnya adalah Islam semu…
AS SYIBLI berkata : Aku tidak melihat segala sesuatu kecuali Allah…
MUHAMMAD BIN WASI berkata : Aku tidak melihat segala sesuatu tanpa Allah di dalamnya...
Oleh karena itulah sesepuh kita tempo dulu bila bangun pagi sebelum menginjak bumi, atau
Dari Cahaya kembali kepada CahayaNYA, mencapai SWARGA. SWAR artinya Cahaya dan GA artinya kembali, kepada CahayaNYA. Sesuai theory EINSTAIN bahwa setiap benda di dunia berasal dari ENERGI QUWANTA (CAHAYA) yang akan lebur kembali menjadi cahaya.
Setelah Aku sempurnakan kejadiannya, Aku tiupkan Ruh-Ku kepadanya (QS. AL HIJR 15 : 29)
Berarti Ruh adalah ESSENSI Dzat Illahiah yang bersemayam di dalam setiap ciptaanNYA Sebagai MATA HOLANG (essensi dzat). DIA berada dimana-mana, di dalam diri manusia, di dalam debu, di dalam atom sekalipun sebagai RUH, sebagai Essensi, sebagai sumber Energi di alam semesta. Namun dalam Ke-ESA-annya DIA tidak kemana-mana. Bila inti atom bergetar bisa meledak. Hirosima dan Nagasaki pun hancur.
Tanda-tanda Kami disegenap penjuru, dan didalam diri mereka sendiri, sehingga jelas bagi mereka bahwa Al Qur’an itu benar...(QS. FUSHSHILAT 41 : 53).
… di dalam dirimu, apakah engkau tidak memperhatikan (QS. ADZ DZARIYAT 51 : 21).
Kami telah mengutus seorang utusan dalam diri-mu (QS. AT TAUBAH 9 : 128)
Tuhan menempatkan diri antara manusia dengan QOLBUnya (AL ANFAL 8:24)
Kata AL GHAZALI : Tauhid murni adalah penglihatan atas Tuhan dalam semua benda, Bila kita tidak menyadari adanya Unsur-Unsur Ketuhanan yang tersembunyi di dalam setiap ciptaan-Nya berarti Islamnya adalah Islam semu…
AS SYIBLI berkata : Aku tidak melihat segala sesuatu kecuali Allah…
MUHAMMAD BIN WASI berkata : Aku tidak melihat segala sesuatu tanpa Allah di dalamnya...
Oleh karena itulah sesepuh kita tempo dulu bila bangun pagi sebelum menginjak bumi, atau
sebelum menebang pohon, minta izin dan berdo’a untuk bumi dan pohon itu. Karena beliau-
beliau itu menyadari bahwa semua itu mahluk Allah yang di dalamnya ada Ruh Allah.
Apakah para sesepuh kita sesat…???
Justru para sesepuh kita itu sangat islami, Islamnya bukan Islam semu seperti kita-kita ini.
Kebiasaan acara syukuran bagi wanita hamil 4 bulan, hamil 7 bulan atau acara tahlilan bila ada yang meninggal hari 1 sampai hari ke 7, kemudian acara tahlilan 40 hari, 100 hari, acara mendak tahun, mungkin itu budaya Hindu yang dikemas dengan do’a cara islami.
Mungkin itulah yang disebut Islamisasi, tidak sekedar budaya Arabnya yang diserap.
Tapi merealisaskan essensi dan substansi Islam di dalam kehidupan kita sehari-hari.
Islam yang lembut, damai, sabar dan ikhlas, penuh rasa kasih-sayang serta berserah diri kepada Allah melalui keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Itulah AGAMA FITRAH.
Apakah para sesepuh kita sesat…???
Justru para sesepuh kita itu sangat islami, Islamnya bukan Islam semu seperti kita-kita ini.
Kebiasaan acara syukuran bagi wanita hamil 4 bulan, hamil 7 bulan atau acara tahlilan bila ada yang meninggal hari 1 sampai hari ke 7, kemudian acara tahlilan 40 hari, 100 hari, acara mendak tahun, mungkin itu budaya Hindu yang dikemas dengan do’a cara islami.
Mungkin itulah yang disebut Islamisasi, tidak sekedar budaya Arabnya yang diserap.
Tapi merealisaskan essensi dan substansi Islam di dalam kehidupan kita sehari-hari.
Islam yang lembut, damai, sabar dan ikhlas, penuh rasa kasih-sayang serta berserah diri kepada Allah melalui keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Itulah AGAMA FITRAH.
Hadapkan wajahmu pada Agama Fitrah, Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (QS. AR RUM 30:30).
Sesungguhnya ini adalah agama kamu semua, agama yang satu dan AKU adalah Tuham-mu, maka bertaqwalah kepada-KU. (QS. AL MU’MINUN 23 : 52)
Kemudian mereka menjadikan agama mereka terpecah-belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing). Maka biarkanlah mereka dalam kesesatannya sampai suatu waktu. (AL MU’MINUN 23 : 53-54 )
FITRAH itulah RUH ISLAMI apapun nama agamanya…!!! Itulah ISLAM SEJATI yang diajarkan Allah melalui para Rosul kepada semua umatnya di dunia sesuai bahasa kaumnya HINDU-BUDHA-NASRANI-ISLAM. Orang JAWA menyebutnya ILMU SEJATI SANGKAN PARANING DUMADI. Orang SUNDA menyebutnya AGAMA SUNDA WIWITAN, Ada yang mengatakan ISLAM NUSANTARA, namun apapun namanya ESSENSI dan SUBSTANSINYA tetap sama, TENTANG FITRAH tidak pernah berubah.
KENAPA KITA HARUS BERTENGKAR…???
Di ibaratkan Allah memberi kita beras, supaya mudah dicerna dan enak dimakannya, maka kita olah jadi nasi kebuli, jadi nasi goreng, jadi nasi rames, jadi nasi padang itu semua bagi yang sehat, untuk yang sakit kita buatkan bubur ayam. Setelah dioalah namanya jadi berbeda, namun bahan dasarnya TETAP BERAS, Allah akan murka bila kita nggak pake otak.
Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya (QS. YUNUS 10 : 100)
Untuk mencapai puncak spiritual yaitu mencapai Tingkat IKHSAN - menjadi INSAN KAMIL ternyata tata caranya juga sama, yaitu harus melalui ZIKIR MEDITASI
Agama Fitrah sudah ada di wilayah Nusantara jauh sebelum Islam-Fitrah ajaran Rosulullah saw muncul. Mungkin itulah yang dimaksud ISLAM NUSANTARA sebagai Agama Fitrah yang tidak pernah berubah. Hanya GANTI CASING!!!
Agama Fitrah yang diajarkan Rosulullah SAW telah mengalami proses penyempurnaan sehingga lebih jelas dan gamblang sehingga mudah dicerna serta mudah dipahami oleh siapapun, terutama bagi masyarakat yang sudah memiliki dasar-dasar Agama Fitrah, sehingga cepat berkembang tanpa pertumpahan darah. Begitulah proses Islamisasi di Indonesia. Bukan Arabisasi budaya Arab….!!!
BUDAYA adalah symbol JATI DIRI suatu bangsa, sebagai kekuatan suatu bangsa.
Untuk menghancurkan, menguasai, menjajah suatu bangsa tidak harus pakai senjata. Cukup dengan menghancurkan budayanya saja dengan mengatasnamakan agama. Maka pola pikir jadi terpasung, tanpa sadar kita sudah terjajah.
BUDAYA berasal dari kata BUDI dan DAYA…
BUDI diolah melalui RASA dalam Qolbu-Fuad dan otak kanan maka muncullah PERILAKU.
DAYA diolah melalui KARSA didominasi otak kiri… muncul KARYA…dan PANGAWASA.
Bila kerja otak kiri terlalu dominan, maka akan muncul EGO… Perilaku menjadi tidak terkendali.
BUDI tidak BERDAYA hanya NAFSU yang ada.
Silahkan nonton film Jepang : THE LAST SAMURAI…
Bagaimana Jepang mempertahankan budayanya…
Apa daya Budaya Indonesia sudah tergerus … sehingga tidak memiliki jatidiri.
MELAS PISAN CUNG, WIS BENERAN DADI KACUNG. REVOLUSI MENTAL, DIDIKANE PETRUK.
NAFSU bisa dikendalikan dengan cara PENGATURAN NAFAS melalui DZIKIR MEDITASI.
INGAT :
Hadapkan wajahmu pada agama FITRAH, FITRAH ALLAH TIDAK PERNAH BERUBAH. Semua agama mengajarkan tentang FITRAH, ISLAM FITRAH yang DIRIDHOI ALLAH. EGO penyebab umat beragama TERPECAH-BELAH.
Sesungguhnya ISLAMISASI ITU TIDAK ADA, karena semua JIWA-RUH sudah MUSLIM. SUDAH BERSYAHADAT. Ketika Allah berfirman : Bukankah AKU Tuhan-mu…? Semua Jiwa-Ruh menjawab : Benar Kami bersaksi (QS. AL A’RAAF 7 : 172)
Tidak ada komentar
Posting Komentar