Sahabat Rasa dan Cahaya
Kunci gerbang kasyaf
Memandang wajahNya
Dari mula taubat tulus murni
Menjadi kebeningan hati
Mawujud dalam air mata
Akal hanya mewadah, fikir tiada
Lenyaplah ingin dan harap
Hijab tersingkap
Munculkan Rasa berupa Cahaya
Mengundang RestuNya
Hingga berkenan memanggil
dengan Rahman Rahim
Mutma’inah datang menghadap
Ketahui cara dan ciri
Kenali jalannya
Melalui empat pijakan
Pijakan pertama
Dari sifat Sama’ (dengar)
Menerima alunan Sabda menjadikan ta’at
Ialah beriman tanpa terpaksa
Yang mengimankan raga
Yang diimankan diri
Keduanya menyatu tiada batas
Senyatanya hidup tak dapat mati
Diri yang kini,
Dan yang akan datang
Hingga akhirat nanti
Tidak lain, adalah diri di akhirat nanti
Dunia akhirat, zahir bathin tiada beda
Pijakan kedua
Dari sifat Bashar (lihat)
Kilat membelah gunung adalah awal
Bersaksi atas tauhid
Bertauhid tanpa bersatu
Yang mentauhidkan raga
Yang ditauhidkan diri
Rasa menjadi satu
Tunggal Rasa dan Sukma
Tunggal Zat
Tunggal Sifat
Tunggal Af’al
Raga masuk ke dalam nyawa
Nyawa masuk ke dalam Sirr
Sirr masuk kedalam Zatullah
Raga terbuka bercahaya
Yang ada hanya hidup
Rasa yang merasai hidup
Rasa bukanlah perasaan
Bukan rasa manis, gurih atau pahit
Tak lain ialah Rasa Sukma
Tak berwujud, ada tapi tiada
Tak mati melainkan berpindah tempat
Pijakan ketiga
Dari sifat Qalam (ucap)
Memulas semesta langit terurailah jagad alam
Dengan demikian marifat
Marifat (mengetahui) tanpa memberitahu
Yang memberi tahu raga
Yang diberi tahu diri
Telah ada dalam diri
Membaur dengan siang dan malam
Siang dan Malam ialah Cahaya Allah
Lenyap kehambaan
Tunggal mutlak
Dalam benderang Sirrullah
Rasulullah adalah sirullah yang sejati
Memancarkan cahaya menerangi jagat
Cahaya terangnya ialah sejatinya Nurullah
Yang disebut nyawa nurani
Dunia akhirat, zahir bathin tunggal rasa
Pijakan keempat
Dari sifat Hayat (hidup)
Tunggangannya ialah bulu nafas
Hirupan hembusan Hu Allah
Terus menerus berserah diri tanpa pasrah
Itulah islam yang sejati
Yang bersyahadat raga
Yang shalat diri
Yang puasa raga
Yang berzakat diri
Yang haji raga
Syahadat tanpa asyhadu
Shalat dan berbakti tanpa batas, tanpa melihat waktu
Puasa meningkatkan penglihatan
Jadi haji, menjadi Islam
Berserah diri pada Zat yang luhur
Islam tiada terpisahkan
Iman, Tauhid, Marifat, Islam adalah tali kendali
Layaknya juru mudi sang bahtera raga
Muatannya adalah diri
Pengarung samudra hidup
Menuju pelabuhan Sang Asal
Pahamilah makna dalam makna
Kaji berulang-ulang, benam dalam bathin
Kunci pijakan itu dengan yang sepuluh
Sebab fikir tak mampu menerjemahkan
Hanya Rasa yang memahaminya
Kunci gerbang kasyaf
Memandang wajahNya
Dari mula taubat tulus murni
Menjadi kebeningan hati
Mawujud dalam air mata
Akal hanya mewadah, fikir tiada
Lenyaplah ingin dan harap
Hijab tersingkap
Munculkan Rasa berupa Cahaya
Mengundang RestuNya
Hingga berkenan memanggil
dengan Rahman Rahim
Mutma’inah datang menghadap
Ketahui cara dan ciri
Kenali jalannya
Melalui empat pijakan
Pijakan pertama
Dari sifat Sama’ (dengar)
Menerima alunan Sabda menjadikan ta’at
Ialah beriman tanpa terpaksa
Yang mengimankan raga
Yang diimankan diri
Keduanya menyatu tiada batas
Senyatanya hidup tak dapat mati
Diri yang kini,
Dan yang akan datang
Hingga akhirat nanti
Tidak lain, adalah diri di akhirat nanti
Dunia akhirat, zahir bathin tiada beda
Pijakan kedua
Dari sifat Bashar (lihat)
Kilat membelah gunung adalah awal
Bersaksi atas tauhid
Bertauhid tanpa bersatu
Yang mentauhidkan raga
Yang ditauhidkan diri
Rasa menjadi satu
Tunggal Rasa dan Sukma
Tunggal Zat
Tunggal Sifat
Tunggal Af’al
Raga masuk ke dalam nyawa
Nyawa masuk ke dalam Sirr
Sirr masuk kedalam Zatullah
Raga terbuka bercahaya
Yang ada hanya hidup
Rasa yang merasai hidup
Rasa bukanlah perasaan
Bukan rasa manis, gurih atau pahit
Tak lain ialah Rasa Sukma
Tak berwujud, ada tapi tiada
Tak mati melainkan berpindah tempat
Pijakan ketiga
Dari sifat Qalam (ucap)
Memulas semesta langit terurailah jagad alam
Dengan demikian marifat
Marifat (mengetahui) tanpa memberitahu
Yang memberi tahu raga
Yang diberi tahu diri
Telah ada dalam diri
Membaur dengan siang dan malam
Siang dan Malam ialah Cahaya Allah
Lenyap kehambaan
Tunggal mutlak
Dalam benderang Sirrullah
Rasulullah adalah sirullah yang sejati
Memancarkan cahaya menerangi jagat
Cahaya terangnya ialah sejatinya Nurullah
Yang disebut nyawa nurani
Dunia akhirat, zahir bathin tunggal rasa
Pijakan keempat
Dari sifat Hayat (hidup)
Tunggangannya ialah bulu nafas
Hirupan hembusan Hu Allah
Terus menerus berserah diri tanpa pasrah
Itulah islam yang sejati
Yang bersyahadat raga
Yang shalat diri
Yang puasa raga
Yang berzakat diri
Yang haji raga
Syahadat tanpa asyhadu
Shalat dan berbakti tanpa batas, tanpa melihat waktu
Puasa meningkatkan penglihatan
Jadi haji, menjadi Islam
Berserah diri pada Zat yang luhur
Islam tiada terpisahkan
Iman, Tauhid, Marifat, Islam adalah tali kendali
Layaknya juru mudi sang bahtera raga
Muatannya adalah diri
Pengarung samudra hidup
Menuju pelabuhan Sang Asal
Pahamilah makna dalam makna
Kaji berulang-ulang, benam dalam bathin
Kunci pijakan itu dengan yang sepuluh
Sebab fikir tak mampu menerjemahkan
Hanya Rasa yang memahaminya
Tidak ada komentar
Posting Komentar