Makam Raden Rangga Nitinagara atau Dalem Rangga Dipa di Kampung Selahaur Desa Jabong Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang

Sampurasun

Makam Dipati Rangga Nitinagara atau Dalem Rangga Dipa, berlokasi di Kampung Selahaur Desa Jabong Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang.

Raden Rangga Nitinagara adalah salah seorang putranya Prabu Geusan Ulun atau Pangeran Angkawijaya dari isteri kedua yaitu Ratu Harisbaya putranya Adipati Katawengan dari Arosbaya Bangkalan Madura.

Pada awal abad ke 17 masehi Kesultanan Mataram meminta bantuan kepada kerajaan bawahannya termasuk kerajaan Sumedanglarang dan kerajaan kecil lainya di Jawa Barat saat itu untuk menyerang ke Batavia yang dipimpin langsung oleh pasukan Kesultanan Mataram, dari Kerajaan Sumedanglarang diantaranya adik daripada Prabu Geusan Ulun, yaitu Raden Wirakusumah atau Santowan Wirakusumah atau Ki Buyut Cisaga yang dimakamkan di Kelurahan Sukamelang Kecamatan Subang Kabupaten Subang antara tahun 1620-1650,  kemudian disusul oleh salah satu putranya Prabu Geusan Ulun yaitu Raden Rangga Nitinagara alias Raden Rangga Dipa yang bermukim di Dusun Selahaur Desa Jabong Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang.

Raden Rangga Nitinagara dibarengi oleh saudara iparnya dari Tatar Ukur atau yang sekarang disebut Dayeuh Kolot Bandung yaitu Raden Wangsanata atau lebih dikenal dengan Dipati Ukur untuk mendirikan lumbung padi di daerah Pamanukan yang disebut sekarang Dusun Lumbung Pamanukan Sebrang diperkirakan pada 1630-1640.  Upaya pendirian lumbung padi adalah sebagai bahan pangan prajurit Kesultanan Mataram dalam penyerbuan ke Batavia.

Raden Rangga Nitinagara atau Dalem Nitinagara atau Dalem Rangga Dipa, akhirnya tidak pulang ke keraton Kerajaan Sumedang Larang melainkan tinggal di Pagaden yaitu di Kampung Selahaur Desa Jabong Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang, sampai menikah dengan putri Dalem Pagaden dan mempunyai 5 putra dan putri, yaitu : anak ke 1 Dalem Panengan atau Dalem Rangga Panengah, anak ke 2 Dalem Jayapoespa, anak ke 3 Kiyai Parayasoeta atau Dalem Nayapoespa, anak ke 4 Raden Anggapoespa dan anak ke 5 Nyimas Gempler atau Nyi Raden Gemblek.

Dalem Raden Rangga Nitinagara atau yang sekarang dengan sebutan Dalem Rangga Dipa sampai akhir hayat dihabiskan di daerah Pagaden, menurut Sejarah Sumedang mengatakan bahwa Raden Rangga Nitinagara migrasi ke Pagaden Pamanukan, yang disebut Dalem Pagaden Pamanukan bersama pamannya yang bernama Raden Wirakusumah atau  Dalem Panengah yang melahirkan Bupati Ciasem pertama saat itu.




 
SILSILAH RADEN RANGGA NITINAGARA
Generasi Ke 1
1. Pangeran Santri atau Raden Sholih atau Ki Gedeng Sumedang atau Koesoemadinata 1, putra Pangeran Muhamad dan Nyimas Siti Armilah atau Nyimas Gedeng Badori putri Sindang Kasih Majalengka. 

Pangeran Santri lahir 29 May 1505, meninggal tahun 1580, usia 75 tahun dimakamkan di Pasarean Gede Sumedang. Radja Sumedang Larang antara tahun 1530-1578, menikahi Ratu Sumedanglarang yaitu Ratu Pucuk Umun, anak dari Raden Santajaya atau Sunan Corendra dan Ratu Sintawati atau Nyimas Ratu Patuakan , mempunyai anak, yaitu :
1.1 Prabu Geusan Ulum atau Pangeran Angkawijaya atau Kooesoemadinata 2
1.2 Demang Rangga Hadji 
1.3 Demang Watang 
1.4 Santoan Wirakoesoemah 
1.5 Santoan Tjikeroeh 
1.6 Santoan Awi Loear 

Generasi Ke 2
1.1 Prabu Geusan Ulun atau Pangeran Angkawijaya gelar Koesoemadinata 2. lahir tahun 1558 meninggal 1608 di Dayeuh Luhur (Dayeuh Kolot, Rengganis), Sumedang, usia 50 tahun, Radja Sumedang Larang antara 1578-1601.
Mempunyai 15 anak dari ketiga isterinya dari ketiga isteri tersebut dengan anak-anak sebagai berikut :
Dari isteri ke 1 : Cukang Gedeng Waru putranya Sunan Pada, mempunyai anak  :
1.  Pangeran Rangga Gede atau Dipati Rangga Gede
2.  Kiyai Kadu Rangga Gede
3.  Rangga Patra Kelana
4.  Kiyai Aria Rangga Pati
5.  Kiyai Ngabehi Watang
6.  Nyimas Demang Cipaku
7.  Nyimas Ngabehi Martayuda
8.  Nyimas Rangga Wiratama
9.  Nyimas Rangga Pamade
10. Nyimas Dipati Ukur

Dari isteri ke 2 : Ratu Harisbaya putrinya Adipati Ketawengan  mempunyai anak :
11. Pangeran Soeruadiwangsa atau Dipati Rangga Gempol 
12. Raden Aria Wiraraja 
13. Raden Rangga Nitinagara
14. Pangeran Tumenggung Tegal Kalong

Isteri ke 3 : Nyi Mas Pasarean putrinya Sunan Munding Saringsingan, mempunyai satu anak :
15. Kiiyai Demang Cipaku

Generasi Ke 3
1.1.10 Raden Rangga Nitinagara atau Dalem Rangga Nitinagara atau Dalem Rangga Dipa, mempunyai anak :
1.1.13.1 Dalem Panengan atau Dalem Rangga Panengah 
1.1.13.2 Dalem Djajapoespa 
1.1.13.3 Kiai Parajasoeta atau Dalem Nayapoespa 
1.1.13.4 Raden Anggapoespa 
1.1.13.5 Nyimas Gempler atau Nyi Raden Gemblek

Silsilah selanjutnya dapat dilihat disini : https://id.rodovid.org/wk/Orang:860534


KAITAN KETURUNAN RADEN RANGGA NITINAGARA DENGAN KETURUNAN KI SOMAHITA (TUMENGGUNG TANUBAYA) PARAKANMUNCANG
Masyarakat sering menyebut Tumenggung Tanubaya sebagai "Dalem Tanubaya". Hal ini tercantum dalam Wawacan Parakanmuncang. Tumenggung Tanubaya adalah putra Tumenggung Demung. Dalam Naskah Wawacan Parakanmuncang ini berisi beberapa buah silsilah yang berhubungan dengan keluarga bangsawan Timbanganten Parakanmuncang, Pagaden dan Sumedang. 

Keluarga bangsawan Parakanmuncang muncul sejak Dalem Tanoebaya Samaita memerintah Kabupaten Parakanmuncang. Ia putera Tumenggung Demung, cucu Sunan Pagerbarang, cicit Waktuhayu, piut Batara Kawindu. Batara Kawindu putera Sempujaya, cucu Batara Sumaryang, cicit Sumun, piut Demang Batara Sakti. Demang Batara Sakti putera Demung Sadakamulan, cucu Batara Tunggal dan cicit Prabu Siliwangi.

Sementara itu, Dalem Tanubaya Samaita (Tanubaya 1) digantikan oleh saudaranya yang bernama Dalem Dipati Tanubaya (Tanubaya 2) yang lalu dimakamkan di Bujil. la berputera Dalem Tanubaya (Tanubaya 3) yang dimakamkan di Karacak, Galunggung, berputera Dalem Tanubaya (Tanubaya 4) yang dimakamkan di Girilaya, Parakanmuncang; berputera Dalem Tanubaya (Tanubaya 5) yang dimakamkan di Cibodas, Parakanmuncang; berputera Dalem Patrakusumah yang menjadi bupati di Sumedang dan dimakamkan di Jakarta; sebagai bupati Parakanmuncang diganti oleh menantunya bernama Dalem Soeria Natakoesoemah; berputera (wanita) Raden Riyakusumah; berputera Raden Ahmad yang menjadi patih Parakanmuncang; berputera Raden Jajoeda; berputera Raden Haji Ahmad Kanapiyah yang menjadi wedana pensiun Cicalengka dan dimakamkan di Cipetak, Ckalengka. 

Selanjutnya diceritakan Pangeran Muhamad berputra Pangeran Santri, beristri Ratu Pucuk Umun Sumedang; berputra Pangeran Geusan Ulun Sumedang; berputra Panembahan Nitinagara (dari) Ratu Harisbaya; berputra Nayapoespa;  (lihat disini silsilahnya : https://id.rodovid.org/wk/Orang:860667)

Salam Santun

Baca Juga :

Tidak ada komentar