Situs Tanjungsari (Dalem Santapura)

Situs - Di kawasan yang akan tergenang Bendung Jatigede Kab. Sumedang terdapat kira-kira 64 situs makam kuno. Seluruhnya berada dalam 25 kompleks makam kuno, tersebar di Kec. Darmaraja dan Wado.

Data itu dikeluarkan Balai Arkeologi (Balar) Bandung, dan penelusuran ahli sejarah Dr. Nina Herlina Lubis, M.S. Menurut Balar dan Nina, di kawasan Jatigede setidaknya ada 25 situs arkeologi, kebanyakan berupa makam kuno. Di beberapa situs, menurut Ketua Satgas Penanganan dan Percepatan Relokasi Situs/Cagar Budaya Jatigede, ditemukan punden berundak, dan arca peninggalan masa lalu.

Menurut Nina, situs di Jatigede itu sebagian merupakan peninggalan masa prasejarah, masa Kerajaan Tembong Agung (cikal bakal Sumedanglarang), makam leluhur pendiri desa, ada juga yang tidak diketahui asal-usulnya.

Secara arkeologis, katanya, peninggalan-peninggalan itu memperlihatkan adanya transformasi dari masa prasejarah (masa sebelum dikenal tulisan) ke masa sejarah (masa setelah dikenal tulisan). Jadi,  makam kuno yang tergolong budaya megalit itu, adalah warisan prasejarah yang terus difungsikan pada masa sejarah.

Berdasarkan catatan yang ada, situs di Jatigede yang selama ini benar-benar dijaga dan dikeramatkan masyarakat, di antaranya situs Tanjungsari. Situs ini berupa kompleks makam kuno Embah H. Dalem Santapura bin Betara Sakti, penyebar agama Islam di Darmaraja berikut enam makam putranya, yang berlokasi di Dusun Kebon Tiwu, Desa Cibogo, Kec. Darmaraja.

Di lokasi itu  juga terdapat makam Demang Patih Mangkupraja, Patih Sumedang semasa Pangeran Kornel, dan makam-makam para juru kunci berikut sumur kuno yang disebut Cikahuripan.

Situs Tanjungsari berada di Dusun Kebontiwu Desa Cibogo Kecamatan Darmaraja. Tepatnya di tepi sebelah barat sungai Cimanuk. Di situs ini terdapat beberapa makam keramat dan bangunan berundak.

Bangunan berundak yang ada di situs Tanjungsari ini berupa tatanan batu yang membentuk teras-teras. Pada dinding batu sebelah timur laut terdapat batu lumpang dan fragmen keramik. Bangunan berundak ini menjadi areal/kompleks makam kuno di situs Tanjungsari. Areal situs yang berisi sejumlah makam ini dikelilingi oleh parit. Sementara lahan di sekitar situs berupa lahan pesawahan penduduk. Sebagian besar makam yang menghuni situs Tanjungsari ini diyakini merupakan keturunan Raja Tembong Agung.

Sejumlah makam yang ada di situs ini adalah makam Embah Haji Dalem Santapura bin Betara Sakti. Beliau merupakan penyebar agama Islam di wilayah Darmaraja. Beliau dimakamkan berdekatan dengan enam orang putranya. Makam yang lainnya adalah makam Demang Patih Mangkupraja, Patih Sumedang semasa Pangeran Kornel, dan makam-makam para juru kunci.

SITUS TANJUNGSARI

Situs Tanjungsari berada di tepi sebelah barat sungai Cimanuk, di dusun Kebontiwu, Desa Cibogo, Kecamatan Darmaraja. Secara astronomis terletak pada koordinat 06°54'19,2" LS dan 108°05'56,6" BT. Di situs ini terdapat bangunan berundak berupa tatanan batu yang membentuk teras-teras. Pada dinding batu sebelah timur laut terdapat batu lumpang dan fragmen keramik. Sekarang bangunan teras berundak itu merupakan komplek makam kuna. Areal situs yang berisi sejumlah makam, dikelilingi oleh parit. Lahan di sekitar situs adalah persawahan. Sebagian besar makam dipercaya sebagai makam keturunan Raja Tembong Agung. Keterangan ringkas mengenai beberpa makam tersebut adalah sebagai berikut.


1) Makam Embah Dalem Santapura bin Betara Sakti
Makam ini berada di bagian paling timur tepian Sungai Cimanuk, berupa tatanan batu berdenah empat persegi panjang. Di dalam struktur ini terdapat struktur batu yang digunakan sebagai jirat makam dengan nisan berupa menhir di ujung utara dan selatan.

2) Makam keturunan dan kerabat Raja Tembong Agung
Sejumlah besar makam berbatu nisan batu alam, dengan goresan angka tahun Masehi, antara lain 1835, 1878, 1890, dan tahun Hijriah bertuliskan huruf Pegon (huruf Arab tanpa tanda baca) dan huruf Jawa. Kuncen situs setempat
menginformasikan, bahwa enam dari makam-makam di tempat itu adalah makam putra Raja Tembong Agung, yaitu:
1. Makam Embah Dalem Santadinata
2. Makam Embah Dalem Mangunraga
3. Makam Embah Dalem Jamanggala
4. Makam Embah Dalem Tanudipa
5. Makam Embah Dalem Diwapangsa
6. Makam Embah Dalem Sacamanggala

3) Makam Raden Demang Patih Mangkupraja.
Kondisi makam sudah lebih modern. Nisan terbuat dari batu kapur dengan pola berundak. Di sebelah baratdaya situs berjarak sekitar 100 meter terdapat sumur kuna yang disebut Cikahuripan. Sumur berada di dalam bangunan dari bahan tidak permanen. Keadaan sumur sekarang sudah direnovasi dan dilengkapi dengan bibir tembok. Di sebelah barat daya Cikahuripan terdapat makam juru kunci, sedangkan rumah juru kunci berada pada puncak bangunan berundak.


Situs Tanjungsari dipercaya sebagai tempat keramat, karena merupakan makam leluhur Sumedang. Raden Demang Mangkupraja dipercaya sebagai patih Sumedang zaman pemerintahan Pangeran Kornel.


Situs biasa diziarahi oleh ratusan orang, terutama tanggal 14 Muharam.

Pada tanggal itu di areal situs dibacakan naskah kuna berisi “Sejarah Embah Dalem Santapura”. Peziarah dari luar Sumedang antara lain dari Tasikmalaya dan Banten.





Makam Embah Dalem Santapura bin Betara Sakti

Makam ini berada di bagian paling timur, dekat tepi sungai Cimanuk. Bentuknya berupa tatanan batu berdenah empat persegi panjang. Di dalam struktur ini terdapat struktur batu yang digunakan sebagai jirat makam dengan nisan berupa menhir di ujung utara dan selatan.


Makam Keturunan dan Kerabat Raja Tembong Agung

Sebagian besar makam berbatu nisan dari batu alam, dengan goresan angka tahun Masehi, antara lain 1835, 1878, 1890, dan tahun Hijriyah bertuliskan huruf Pegon dan huruf Jawa. Menurut informasi, enam dari sejumlah makam yang ada di tempat itu adalah makam putra Raja Tembong Agung, yaitu makam Embah Dalem Santadinata, Embah Dalem Manguraga, Embah Dalem Jamanggala, Embah Dalem Tanudipa, Embah Dalem Diwapangsa, dan makam Embah Dalem Sacamanggala.

Makam Raden Demang Patih Mangkupraja


Makam ini adalah makam patih Sumedang ketika Sumedang di bawah pimpinan Pangeran Kornel. Kondisinya sudah lebih modern. Nisan terbuat dari batu kapur dengan pola berundak.

Di sebelah barat daya situs Tanjungsari sekira 100 meter terdapat sumur kuno yang disebut Cikahuripan. Sumur ini berada di dalam bangunan dari bahan tidak permanen. Keadaan sumurnya sudah direnovasi dan dilengkapi dengan bibir dari tembok. Di sebelah barat daya sumur Cikahuripan terdapat makam juru kunci. Sedangkan rumah juru kunci berada di puncak bangunan berundak.

Situs ini termasuk tempat keramat sehingga biasa diziarahi oleh orang-orang terutama pada tanggal 14 Muharram. Pada tanggal itu, di areal situs Tanjungsari biasa dibacakan naskah kuno berisi Sejarah Embah Dalem Santapura. (Dari berbagai sumber)

Photo-photo Team Ekspedisi PLB di Situs Tanjungsari (Dalem Santapura)




Photo-photo Situs Tanjungsari Dalam Bangunan


Photo-photo Situs Tanjung Sari di Luar Bangunan



















Baca Juga :

Tidak ada komentar